Virus Corona
Sebut Ibarat Tantang Corona, Dokter Ari Fahrial: Virus Itu Paling Senang sama Orang yang Merokok
Prof. Ari Fahrial Syam sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengingatkan akan bahayanya rokok di tengah pandemi Virus Corona sat ini.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Prof. Ari Fahrial Syam sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengingatkan akan bahayanya rokok di tengah pandemi Virus Corona sat ini.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk berhenti merokok.
Hal itu berkaitan dengan wabah Virus Corona yang hingga kini terus menelan korban jiwa.
Melihat kondisi kini, Ari Fahrial bahkan menyebut para perokok seolah menantang Virus Corona.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Ari Fahrial saat menghadiri tayangan 'Kabar Petang' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (23/3/2020).

• Soal Corona, Prabowo Subianto: Kalau Dulu Tentara di Garis Depan, Sekarang Dokter Pahlawan Bangsa
• Pakar Ungkapkan Alasan Sebaran Virus Corona Sangat Cepat, Presenter TV One sampai Berdecak Ngeri
Dalam acara tersebut, Ari Fahrial menyebutkan ciri-ciri orang yang bebas dari Virus Corona.
"Kalau suhu 37 derajat itu kita bilang masih normal, oleh karena itu ya pertama kalau tidak ada keluhan lain masih aman sebenarnya," ucap Ari.
Terkait hal itu, Ari menyatakan semua daerah perlu melakukan penanganan maksimal untuk mencegah masuknya wabah Corona.
"Tapi saya mesti lihat nih, kalau kebetulan belum ada kasusnya memang sebaiknya kita usahakan jangan ada kasus masuk ke situ," terang Ari.
"Kalau ada kasus masuk ke situ itu bisa jadi epicentrum baru."
Ari menambahkan, pengamanan ketat perlu dilakukan di setiap setiap bandara dan pelabuhan.
"Oleh karena itu lah, mestinya benar-benar ketat ini, baik itu di bandara maupun pelabuhan," kata dia.
• Pilih Lockdown Ketimbang Social Distancing, Faisal Basri soal Data Korban Corona: Susah Minta Ampun
Melanjutkan penjelasannya, ia lantas memberikan tips agar terhindar dari penularan Virus Corona.
Menurut dia, warga perlu menjaga daya tahan tubuh.
"Ya betul, mungkin (suhu badan) 37 (derajat) masih oke ya, jaga daya tahan tubuh," kata dia.
Lantas, Ari menyinggung para warga yang masih aktif merokok.
Ia menjelaskan, perokok ibarat menantang Virus Corona.
"Rokok ini yang mesti saya ingetin. Saya terus terang aja ngelihat tadi di jalan itu kayak orang nantang virus itu," jelasnya.
"Virus itu paling senang sama orang yang merokok, udah selesai."
• BREAKING NEWS - Bupati Wardoyo Wijaya Tetapkan Sukoharjo KLB Corona setelah 1 Pasien Positif
Simak video berikut ini menit ke-1.43:
Data Indonesia Tak Mudah Dipahami
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri menyebut pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Virus Corona tak cukup menyelesaikan wabah virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Menurut dia, dibandingkan social distancing, pemerintah lebih baik menerapkan lockdown di sejumlah daerah yang memiliki data rinci soal korban Virus Corona.
Sebab, menurutnya hingga kini data korban Virus Corona belum disampaikan secara rinci oleh pemerintah Indonesia.
• Positif Virus Corona, Andrea Dian Ungkap Perkembangan dan Sudah Ada Air Minum: Terima Kasih Doanya
Hal tersebut disampaikan Faisal Basri melalui tayangan 'SATU MEJA' Kompas TV, Minggu (22/3/2020).
"Kan yang kita inginkan adalah persebarannya bisa kita kendalikan semaksimal mungkin," ucap Faisal Basri.
Terkait keputusan lockdown, ia menilai setiap negara memiliki pertimbangan masing-masing.
Namun, menurut Faisal Basri sejumlah negara menerapkan lockdown karena enggan Virus Corona terus menyebar di negaranya.
"Pengalaman di hampir semua negara yang mengalami beda-beda tapi lebih banyak melakukan lockdown karena tidak ingin risiko sekecil apapun, wabahnya meluas luar biasa," kata Faisal Basri.
"Lockdown itu kan pada umumnya dilakukan dua minggu, diharapkan ongkosnya itu jauh lebih murah."
Lebih lanjut, ia secara terang-terangan menilai lockdown di sejumlah daerah rawan terinfeksi lebih baik ketimbang harus melakukan social distance secara nasional.
Terkait hal itu, Faisal Basri lantas mengungkap masalah yang hingga kini belum juga terselesaikan.
• Inilah yang Terjadi pada Paru-paru Orang yang Terinfeksi Virus Corona
"Saya lebih setuju lockdown dalam arti terbatas, jadi hanya di kota-kota tertentu yang datanya jelas," ujar Faisal Basri.
"Ada masalah juga, saya sampai sekarang enggak dapatkan data yang mudah dipahami."
Faisal Basri juga membandingkan data yang disampaikan dunia dengan pemerintah Indonesia mengenai korban Virus Corona.
Ia menilai, di Indonesia data masih sulit didapatkan.
"Kalau dunia itu rinci, kalau data Indonesia itu susahnya minta ampun," terang Faisal Basri.
"Di mata saya, kalau darurat presiden membuat sejenis apa yang agak mirip dengan tsunami."
Melanjutkan penjelasannya, Faisal Basri kembali mengungkit perbedaan Satgas bencana bentukan presiden sebelumnya dengan yang kini, Penanganan Corona.
Diketahui, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dipercaya Jokowi untuk memimpin Satgas Penanganan Corona.
"Otoritas khusus, kalau enggak salah Pak JK (Jusuf Kalla) ya pemimpinnya itu," kata Faisal Basri.
"Kalau Pak Donni perkewuh bener (sungkan -red), enggak jelas menurut saya kewenangan yang dia miliki tidak cukup."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)