Breaking News:

Terkini Daerah

Di ILC, Ibu Korban Pembunuhan oleh ABG Ungkap Pertemuan Terakhir dengan Anaknya: Sempat Teriak

Ibu dari korban kasus pembunuhan oleh ABG 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat yakni Ratna mengungkap kesaksiannya.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Indonesia Lawyers Club
Ratna, ibu bocah korban pembunuhan oleh remaja 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, dalam channel YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (10/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ibu dari korban kasus pembunuhan oleh ABG 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat yakni R mengungkap kesaksiannya.

Kesaksian itu diungkapkan R yang merupakan ibu dari APA (5) saat hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (11/3/2020).

Hadir di ILC, R mengungkap pertemuan terakhirnya dengan sang buah hati.

Pelaku pembunuhan remaja 15 tahun (NF) pada seorang balita 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat mengaku kepada polisi bahwa ia menyayangi binatang.
Pelaku pembunuhan remaja 15 tahun (NF) pada seorang balita 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat mengaku kepada polisi bahwa ia menyayangi binatang. (YouTube Tribunnews Bogor/Youtube Metrotv news)

 

Di ILC, Sudjiwo Tedjo Blak-blakan Kritik soal Pendidikan Seks di Indonesia di Hadapan Menkominfo

Mulanya pada siang sebelum kejadian pada Kamis (5/3/2020), R mengaku sempat pergi ke Sunter.

Setelah dari Sunter, ia sempat beristirahat sebentar di rumah.

"Dari pagi sampai sore dan pada siang itu saya pergi ke Sunter."

"Tapi setelah dari Sunter saya istirahat dulu sebentar dan di situ masih ada kegiatan," ujar R.

Saat kembali, R mengatakan bahwa anaknya sempat diberi makan oleh ibu pelaku.

Sedangkan, rumah pelaku dan rumahnya bersebelahan.

"Anak saya di situ masih main, masih dikasih makan sama ibu pelaku."

"Iya rumah saya bersebelahan, persis bersebelahan."

"Masih kasih makan anak saya sendiri, dia ngasih makan pukul 15.30 WIB, saya sore nganter lagi. Itu terakhir kali saya mendengar suara anak saya," lanjutnya.

Bahas Kasus NF di ILC, Sudjiwo Tedjo Tunjuk Narasumber Wanita, Karni Ilyas: Kenapa Harus Haniva?

Lalu, R sempat mendengar bahwa anaknya berteriak-teriak memanggilnya lantaran ibu pelaku mengantarkan makanan untuk diantarkannya pada pembeli.

"Karena saya lagi ada di kamar mandi, anak saya teriak-teriak, katanya 'ibu ada anteran kata Ibu itu' Iya nanti dulu ibu lagi di kamar mandi."

"Setelah saya keluar dari kamar mandi, saya ke rumah pelaku untuk mengambil orderan untuk diantar," ungkap dia.

Pada waktu itulah, R mengaku terakhir kali bertemu anaknya.

"Setelah itu saya enggak tahu lagi, sudah enggak ada anak saya," ucapnya.

R menjelaskan, dirinya mengantar makanan di daerah Kelapa Gading hingga kembali pulang pada pukul 17.00 WIB.

ILC Bahas ABG Bunuh Bocah di Jakpus, Sudjiwo Tedjo Ungkit Sumanto: Dari Mana Dia Dapat Delusi?

"Mengambil orderan makanan untuk diantar rumah yang pesan, Kelapa Gading, lumayan (jauh)."

"Meninggalkan rumah jam 15.45 WIB, baliknya jam 17.00 WIB," kata dia.

Setelah pulang, R lantas pergi ke rumah pelaku lantaran sang anak tidak ada di rumah.

Namun, ibu pelaku mengungkapkan bahwa tidak ada korban di rumahnya.

"Saya nyari anak saya dulu, saya bilang sama ibu pelaku ada APA? Kata Ibu pelaku enggak ada karena tadi katanya mandi, ibu pelaku bilang mandi atau main air gitu, saya juga kurang tahu atau bajunya basah tapi APA katanya udah keluar, udah pulang," cerita R.

Lantas, R mencari-cari anaknya hingga malam hari.

Bahkan, ia sampai dibantu oleh para tetangga.

Curhat di ILC, Ibu Bocah yang Dibunuh Remaja di Jakarta: Dalam Hati Saya, Anak Saya Masih Hidup

"Saya cari ke rumah saya enggak ada, saya cari ke neneknya enggak ada, ke tetangga yang biasa doa main juga enggak ada."

"Sampe magrib pukul 18.00 WIB tetap enggak ada saya telepon ayahnya, ayahnya pulang nyari sampai tetangga nyari, sampai jam 02.00 WIB malam juga belum ketemu," kata dia.

Pada keesokan harinya pada Jumat, R masih mencari anaknya.

Ia mencari anaknya hingga polisi datang ke rumah pelaku pada pukul 10.00 pagi.

"Sampai hari Jumat pagi saya masih sempet nyari keliling keluar, saya takut dia ngikut ondel-ondel atau topeng monyet gitu, jadi saya muter nyari."

"Setelah dari situ, sekitar jam 10.00 WIB polisi udah datang ke tempat pelaku, sudah ramai di tempat pelaku," ungkap R.

Lihat videonya sejak menit awal:

 

Sudjiwo Tedjo Ungkap Dugaan Mengapa NF Tak Menyesal Membunuh

Sebagaimana diketahui, NF disebut oleh polisi membunuh APA karena terinspirasi dari film.

Bahkan, NF juga mengaku tidak menyesal dengan apa yang sudah dilakukannya. 

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (11/3/2020), Sudjiwo Tedjo mulanya menyinggung soal karya sastra dari Spanyol, Don Quixote.

NF (15), pelaku pembunuhan APA (6)
NF (15), pelaku pembunuhan APA (6) (youtube Tribunnews Bogor)

 

 Bahas Kasus NF di ILC, Sudjiwo Tedjo Tunjuk Narasumber Wanita, Karni Ilyas: Kenapa Harus Haniva?

Don Quixote mengisahkan seorang tua yang merasa dirinya masih muda ingin menyelamatkan seorang perempuan dari raksasa.

"Pak Karni inget Don Quixote enggak itu sastra besar Spanyol ya, itu ada Don Quixote diceritakan di situ akan menyelamatkan seorang putri saya lupa namanya De Sine De Tupose dari serangan raksasa."

"Ternyata dalam novel itu, Don Quixote adalah seorang orang tua namanya Alonso, orang dusun yang ingin menyelamatkan De Sine, itu kayak wanita Diana Putri, Dianaya Koes Ploes, Diananya miskin bukan seorang putri," cerita Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo Tedjo menceritakan bahwa Alonso sebenarnya tidak membunuh seorang raksasa melainkan tetangga sebelah desanya.

Namun, Alonso terus merasa bahwa apa yang dibunuh adalah raksasa.

"Pertanyaan putri itu seandainya di dalam kehidupan sehari-hari si Don Quixote yang nama aslinya Alonso seorang tua benar-benar menganggap ada raksasa mau menyerang tetangga sebelah desanya itu, dia membunuh karena delusi," lanjut Sudjiwo Tedjo.

 Di ILC, Haniva Hasna Ungkap Alasan NF Tega Bunuh Bocah dan Tak Menyesal: Mungkin Dia Sedang Narsis

Sudjiwo Tedjo menilai, perasaan tak bersalah Don Quixote membunuh tetangganya itu seperti apa yang dilakukan NF.

Ia mengatakan bahwa baik Don Quixote maupun NF tidak merasa bersalah membunuh karena delusi.

"Yang pertama adalah dia tidak akan menyesal karena itu delusi, enggak aku membunuh dia karena dia mengancam si anak ini, yang mungkin terjadi begitu juga pada si anak yang sedang kita bicarakan."

"Kenapa seolah-olah dia tidak merasa bersalah atau terjadi dia merasa menyesal karena itu delusi," ucap dia.

Lalu, Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa dalam diri manusia itu ada dua macam, diri yang mengalami dan diri yang bercerita.

"Dan ini yang secara kebudayaan oleh karena manusia terdiri dari dua, diri yang mengalami dan diri yang bercerita," ucapnya.

Lantas, Sudjiwo Tedjo menyebutkan contoh dari teori tersebut.

 ILC Bahas ABG Bunuh Bocah di Jakpus, Sudjiwo Tedjo Ungkit Sumanto: Dari Mana Dia Dapat Delusi?

"Kalau menurut diri yang mengalami, perempuan itu kapok melahirkan. Tapi dia harus bercerita ini untuk negara, untuk rumah tangga dia bercerita," ungkap Sudjiwo Tedjo.

"Semua tentara yang diamputasi itu nyesel pak kalau menurut diri yang alami veteran-veteran itu, tapi karena ini demi bangsa dan negara supaya dia enggak nyesel," imbuhnya.

Sehingga, Budayawan asal Jember ini mengatakan bahwa delusi yang diciptakan oleh film bisa menjadi berbahaya jika memang diyakini oleh seseorang.

Hal itu bisa menjadi bahaya jika seseorang mempercayai dirinya merupakan seorang karakter tertentu.

Sehingga, bisa jadi NF tidak meenyesal dengan apa yang dilakukan karena dia sudah merasa bahwa cerita dalam film itu memang kehidupannya.

 Di ILC, Tetangga ABG Pembunuh Bocah di Jakpus Soroti Pesan Mau Siksa Baby: Yang Punya Saya Doang

"Yang paling bahaya dari delusi-delusi yang diciptakan oleh film oleh cerita-cerita yang lain itu kalau dia sudah meyakini itu sebagai kehidupanya."

"Itu kalau Don Quixote tadi si orang tua Alonso tadi betul-betul dalam kehidupan sehari-hari menyangka itu Don Quixote, dia enggak akan tetap merasa bersalah karena dia sudah menginternalisasi dalam dirinya si peran itu, si peran yang dibayangkan di film-film Spiderman sudah ada dalam dirinya," jelasnya. 

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Indonesia Lawyers Club (ILC)Sawah BesarJakarta PusatSudjiwo Tedjo
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved