Virus Corona
Ahli Komunikasi Politik Kritik Mahfud MD soal Virus Corona: Terlalu Jauh Dia Lompatnya
Pakar Komunikasi Politik, Tjipta Lesmana turut mengomentari simpang siur terkait Virus Corona yang sempat terjadi.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pakar Komunikasi Politik, Tjipta Lesmana turut mengomentari simpang siur terkait Virus Corona yang sempat terjadi.
Sebagaimana diketahui, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sempat membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan soal adanya pasien Virus Corona.
Meskipun pada akhirnya, Terawan Agus Putranto membenarkan ada dua pasien positif Virus Corona di Jakarta pada Senin (2/3/2020).
• Demi Muluskan Jalan pada Pilpres 2024 Anies, Rocky Gerung Sarankan Cari Panggung Jadi Oposisi Jokowi
Mulanya, Tjipta menyinggung soal ramainya isu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang sudah terjadi sebelum Virus Corona menyerang.
"Ya munculnya persepsi politisi ini masuk akal bisa diterima karena jauh sebelum Corona meledak di Indonesia ini itu kontestasi Pemilu 2024 kayaknya sudah mulai panas," kata Tjipta seperti dikutip dari channel YouTube Realita TV pada Selasa (10/3/2020).
Lalu, Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta mengungkap bahwa ada pasien dalam pengawasan dan pemantauan terkait Virus Corona di Jakarta.
"Nah setelah meledak ini, kalau enggak salah Anies yang pertama ini pernah mengatakan bahwa ada kecurigaan," lanjut Tjipta.
Menurut Tjipta, pernyataan Anies itu bisa jadi membuat Pemerintah Pusat tidak senang lantaran justru didahului oleh Pemerintah Daerahnya terkait Virus Corona hingga munculah Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Mahfud MD.
Mahfud MD sempat memberikan peringatan pada kepala daerah agar jangan memberikan pernyataan atau mencari panggung dengan adanya Virus Corona.
• Bahas Pilpres 2024, Pengamat Politik Justru Bandingkan Anies Baswedan dengan Abu Janda: Agak Ngeri
Namun, Tjipta menilai apa yang dilakukan Mahfud MD itu berlebihan.
"Bisa saja Istana merasa kecolongan waduh kok Pemda dulu, mestinya Pemerintah Pusat dulu."
"Lalu datanglah Mahfud, menurut saya Mahfud terlalu jauh dia lompatnya," ucap Tjipta.
Tjipta menilai Mahfud MD berlebihan lantaran pikiran Menteri asal Madura itu dianggapnya sudah fokus pada Pilpres 2024.
"Karena otak Mahfud ini sudah Pemilu 2024 yang memang sudah disanterkan Anies bakalan terjun."
"Lalu semacam diberikan stampel, seolah-olah Anies jangan terlalu cepat," ungkapnya.
Tjipta sekali lagi meminta agar Mahfud MD jangan terlalu berlebihan.
"Mestinya menurut saya Pak Mahfud jangan terlalu cepat ke sana, jumping kesimpulannya," kritiknya.
Lihat videonya mulai menit ke-1:00:
Sindiran Mahfud MD Terkait Kepanikan Virus Corona
Sementara itu, Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, (Menkopolhukam), Mahfud MD, meminta agar semua orang tidak mendramatisir masalah Virus Corona termasuk Pemerintah Daerah (Pemda).
Mahfud MD meminta agar Pemda menenangkan warganya.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Rabu (4/3/2020), Mahfud MD menegeaskan bahwa pemerintah Indonesia siap menangani Virus Corona.
Penanganan itu sesuai dengan standart yang ditetapkan WHO.
Mahfud MD menegaskan, informasi terkait Virus Corona terpusat di Kementerian Kesehatan.
Sehingga, ia meminta jangan ada Pemerintah Daerah yang melebihkan-lebihkan.
"Informasinya terpusat di Kementerian Kesehatan diharapkan juga Pemerintah jangan terlalu mendramatisir persoalan terutama pemerintah, pemerintah daerah itu," ujar Mahfud MD.
Lalu, ia menyindir Pemerintah Cianjur yang sempat melakukan konferensi pers terkait warganya yang meninggal akibat suspect Virus Corona.
• Komentarnya soal Corona Tuai Sorotan, Aming Disebut Cari Panggung: Gue Udah Bukan Pengin Terkenal
Padahal pasien tersebut meninggal negatif Virus Corona.
"Ada sesuatu yang belum jelas konferensi pers Corona seperti di Cianjur itu."
"Tadi katanya Corona mengkhawatirkan baru diumumkan ternyata itu enggak ada infeksi Corona, baru disiarkan di TV barusan," singgung Mahfud MD.
Sehingga, Menteri yang juga Pakar Tata Hukum Negara ini meminta agar pemerintah daerah tidak membuat pernyataan yang bisa menakutkan warganya.
"Oleh sebab itu setiap daerah itu supaya membuat tenang, tidak membuat situasi seperti menakutkan ya biasa-biasa saja," imbau dia.
Pemerintah telah mengumumkan adanya tambahan delapan orang yang dinyatakan positif Virus Corona pada Selasa (10/3/2020).
Dengan demikian hingga Selasa sore ini ada 27 orang yang dinyatakan pasien positif Covid-19.
Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, informasi ini didapatkan hingga siang tadi.
"Ini hasil sampai dengan siang hari tadi dan berdasarkan hasil analisis kami," ucap Yuri.
Kondisi Pasien 08
Sebelumnya, Achmad Yurianto, memberikan kabar terbaru terkait kondisi pasien 08 yang positif terinfeksi Covid-19.
Menurut penuturannya, kondisi pasien tersebut berangsur membaik.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020) siang.
"Kemudian yang saya sampaikan terkait dengan kasus 08," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
"Kemarin saya laporkan (pasien 08) menggunakan alat bantu pernapasan dan kemudian menggunakan dan sebagainya, sekarang sudah bisa menata spontan," imbuhnya.
Sehingga, saat ini pasien 08 sudah tidak menggunakan ventilator, yakni sebuah alat yang digunakan untuk membantu pernapasan.
"Jadi tidak menggunakan ventilator lagi. Sekarang tidak," kata Achmad Yurianto.
Kendati demikan, Yuri mengatakan pasien 08 akan terus mendapatkan perhatian khusus dalam perawatannya.
Karena meskipun sudah tidak memakai ventilaor, namun pasien yang diketahui seorang laki-laki berusia 56 tahun ini masih menggunakan selang oksigen.
Sebelumnya, Yuri menyebut pasien 08 ini tertular dari pasien 07 seorang perempuan berusia 59 tahun.
Diketahui, pasien 07 merupakan kasus imported case yakni yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri.
Adapun hubungan kedua pasien positif Covid-19 adalah sepasang suami istri.
"Kasus 08 tertular oleh pasien 07, karena suami istri," ujar Yuri yang dikutip dari YouTube metrotvnews, Selasa (10/3/2020).
Menurut penjelasan Yuri, kasus 08 sebelum kontak dengan 07 sudah mengidap sakit diare dan ditambah riwayat diabetes.
Sehingga pasien 08 saat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kurang baik, dengan menggunakan beberapa peralatan seperti infus dan oksigen.
Namun, saat ini kondisi pasien 08 seperti yang dijelaskan oleh Yuri, sudah mulai membaik.
Dalam kesempatan itu, Yuri juga membeberkan terkait hasil laboratorium dari pasien 01.
Menurut penuturannya, hingga memasuki hari ke tujuh masa perawatan, pasien 01 masih positif Covid-19.
"Yang kami tunggu untuk kasus 01 yang sampai sekarang masih positif (hasil tes laboratorium) padahal masuk hari ketujuh (perawatan)," ujar Yuri, Selasa, dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Yuri menjelaskan terkait kondisi pasien 01.
Ia menuturkan untuk kondisi fisik pasien asal Depok tersebut membaik, namun tidak secara psikologinya.
Menurut Yuri hal ini dikarenakan pasien 01 merasa tertekan dengan adanya publikasi terkait identitasnya.
Ada kekhawatiran pasien 01 terhadap penerimaan dirinya di lingkungan setelah sembuh dan berhasil pulang ke rumah.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/pakar-komunikasi-politik-tjipta-lesmana-turut-mengomentari-simpang-siur-terkait.jpg)