Breaking News:

Kalimantan Timur Ibu Kota Baru

Jeritan Warga Adat Dayak Paser Tolak Jokowi Pindahkan Ibu Kota: Kami Hanya Hidup dari Hutan

Warga adat Dayak Paser menolak pindahnya ibu kota, mereka menganggap hal tersebut akan merusak kehidupan mereka yang bergantung pada alam sekitar

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
YouTube BBC News Indonesia
Warga Adat Dayak Paser Dahlia, BBC, Jumat (6/3/2020) 

Alasan lain Dahlia adalah daya saing pribumi yang diakuinya sebagian besar akan kalah apabila dibandingkan orang kota.

Ia takut tidak akan bisa berkompetisi dengan orang-orang kota apabila kehidupan tradisional mereka sebagai pribumi tersingkirkan.

"Mayoritas orang pribumi itu, dia tidak bisa bersaing dengan orang-orang yang ada di luar, seperti di Ibu Kota," jelas Dahlia.

Gubernur Kaltim Tak Segan akan Hentikan Proyek Ibu Kota Baru, Ini Fakta di Balik Ancaman Isran Noor

Sekarang Lawan Perusahaan dan Negara

Penolakan juga disuarakan oleh Syukran Amin, seorang pemuda Dayak Paser.

Syukran lebih menyoroti pindahnya Ibu Kota dari sisi sengketa lahan.

Ia mengatakan sebelum pemerintah gembar gembor akan pindahkan Ibu Kota, warga adat telah berkonflik dengan perusahaan untuk memperebutkan lahan.

Pemuda Dayak Paser Syukran Amin, BBC, Jumat (6/3/2020)
Pemuda Dayak Paser Syukran Amin, BBC, Jumat (6/3/2020) (YouTube BBC News Indonesia)

 

 Ungkit Pemindahan Ibu Kota, Rocky Gerung Ungkap Cara Jokowi Raih Dukungan, Singgung Banjir Jakarta

Sebagian besar warga adat memang tidak memiliki sertifikat untuk membuktikan hak kepemilikan mereka.

"Jauh sebelum ada rencana Ibu Kota, masyarkat kami sudah banyak berkonflik dengan perusahaan yang punya konsesi," cerita Syukran.

Syukran merasa bukannya terbantu dengan perpindahan Ibu Kota, justru warga adat akan melawan dua raksasa berupa perusahaan dan negara dalam kompetisi memperebutkan lahan.

"Sekarang muncul negara, membawa kabar Ibu Kota, mengatakan itu adalah milk negara," ujarnya.

"Itu akan menjadi beban yang baru buat masyarakat, yang kemarin mereka melawan perusahaan, sekarang mereka melawan perusahaan dan negara."

"Karena akan lebih mudah mereka dirampas, diambil tanahnya," lanjut Syukran.

Syukran menyayangkan pindhanya Ibu Kota yang ia sebut akan merusak alam di sana.

"Bagaimana nasib generasi ini ke depan, bagaimana nasib kampung ini ke depan, yang katanya Kalimantan sebagai paru-paru dunia, itu (nantinya) seperti apa," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
DayakJokowiIbu Kota Baru
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved