Breaking News:

Kabinet Jokowi

Blak-blakan Nilai Sosok Yasonna Laoly, Pengamat Ungkit Kasus Harun Masiku: Di Atas Menjengkelkan

Pengamat Komunikasi Politik Burhanudin Muhtadi terang-terangan mengungkapkan penilaiannya terhadap sosok Menkumham Yasonna Laoly.

YouTube Talk Show tvOne
Pengamat Komunikasi Politik, Burhanudin Muhtadi dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Komunikasi Politik, Burhanudin Muhtadi terang-terangan mengungkapkan penilaiannya terhadap sosok Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly.

Dilansir TribunWow.com, Burhanudin Muhtadi pun kembali mengungkit kasus suap pergantian antar waktu (PAW) yang melibatkan kader PDIP, Harun Masiku.

Melihat kasus tersebut, Burhanudin Buhtadi menilai Yasonna Loaly bertindak sangat menjengkelkan.

Hal itu disampaikan Burhanudin Muhtadi melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020).

Massa Aksi 212 Tanyakan Keberadaan Harun Masiku: Kalau Telah Meninggal Harusnya Sudah Tahlilan

Buka Alasan Telatnya Data Harun Masiku, Tim Gabungan Investigasi Ungkap Kelalaian Vendor

Burhan mulanya menyebut kasus Harun Masiku ini membuat publik semakin tak mempercayai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), dalam hal penegakan hukum.

"Terus terang annoying-nya sampai pada titik di mana masyarakat atau publik mempertanyakan soal komitmen pemerintah Jokowi soal penegakan hukum," kata Burhan terbahak. 

Terkait hal itu, Burhan lantas mengungkit kehadiran Yasonna Laoly dalam konferensi pers PDIP.

Ia menyayangkan pernyataan Jokowi yang seolah memaklumi tindakan Yasonna Laoly itu.

"Pertama ketika Pak Yasonna itu menurut beliau di luar jam kerja," kata Burhan.

"Tetapi sebagai pejabat publik tentunya tidak dapat dipisahkan antara Pak Yasonna sebagai Menkumham dengan posisi Beliau sebagai petinggai PDIP."

Menurut dia, Jokowi tak selayaknya memaklumi kehadiran Yasonna Laoly dalam konferensi pers PDIP.

Meskipun di luar jam kerja, kehadiran Yasonna Laoly itu diaggap melanggar sopan santun dalam berpolitik.

Pengamat Komunikasi Politik, Burhanudin Muhtadi dalam saluran YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020).
Pengamat Komunikasi Politik, Burhanudin Muhtadi dalam saluran YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

BUMN hingga DPR Mungkin Terlibat 36 Kasus yang Dihentikan KPK, Ali Fikri: Bukan Kerugian Negara

"Dan sayangnya, ketika Jokowi ditanya oleh media, Beliau mengatakan 'Itu boleh karena di luar jam kerja'," kata Burhan.

"Menurut saya, meskipun mungkin kita bisa berdebat soal boleh tidaknya tapi ada fatsun politik yang seharusnya tidak bisa dilanggar."

Terkait kontroversi Yasonna Laoly, Burhan menyebut Menkumham itu lebih dari sekedar menjengkelkan publik.

"Jadi untuk kasus Pak Menkumham, kita tahu bahwa kontoversinya melebihi dari itu, di atas annoying (menjengkelkan) itu," kata Burhan.

"Karena kemudian ada isu terkait misalnya kasus Masiku, apakah dia ada di Indonesia atau tidak."

Simak video berikut ini menit ke-5.45:

Kontroversi Kabinet Jokowi

Pada kesempatan itu, sebelumnya Burhanudin Muhtadi menyebut Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi banyak menimbulkan kontroversi yang membuat publik jengkel.

Namun, hal itu berbeda dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Dilansir TribunWow.com, Burhanudin Muhtadi menganggap Nadiem Makarim kerap membuat kebijakan kontroversial namun banyak manfaatnya.

Mulanya, Burhan menyinggung soal menteri-menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin yang kerap menimbulkan kontroversi.

"Di situ jadi cara yang baik buat kita untuk menganalisis dan membedakan jenis kontorversi yang diproduksi oleh menteri maupun lingkaran terdekat Pak Jokowi," kata Burhan.

"Pertama adalah kontroversi yang canderung annoying (menjengkelkan-red), gaduh, tidak ada substansinya," sambungnya.

Blak-blakan Ditanya Kenapa Tak Cegah Upaya Pelemahan KPK?, Presiden Jokowi: Saya juga Diawasi

Ia pun menyinggung pernyataan Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi.

"Misalnya bicara soal 'Assaamualaikum diganti salam Pancasila', itu enggak ada isinya sama sekali," kata Burhan.

Tak hanya itu, Burhan juga menyinggung pernyataan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi.

Diketahui, Muhadjir Effendi sempat menganjurkan orang kata menikahi orang miskin untuk mengurangi tingkat kemiskinan.

"Kemudian ada juga, misalnya meskipun saya tahu mungkin maksudnya bercanda, 'Orang kaya sebaiknya menikahi orang miskin'," ujar Burhan.

"Itu kontroversi yang annoying."

Namun, menurutnya kontroversi yang ditimbulkan Nadiem Makarim cenderung berbeda.

Burhan menyatakan, kontrovesi yang dibuat Nadiem Makarim itu justru penting bagi orang banyak.

"Tapi ada juga kontroversi yang penting untuk publik, misalnya Nadiem ketika bicara soal kampus merdeka," terang Burhan.

Blak-blakan Ditanya Kenapa Tak Cegah Upaya Pelemahan KPK?, Presiden Jokowi: Saya juga Diawasi

Tak hanya Nadiem Makarim, Burhan juga menyinggung soal kontroversi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. 

Kemudian terlepas dari segala plus minusnya, terlepas dari segala kontroversinya ketika Edhy Prabowo membuka debat terkait dengan eskpor lobster," ujarnya.

"Itu juga ada isinya terlepas kita suka atau tidak suka."

Lebih lanjut ia menilai, kontroversi yang ditimbulkan menteri-menteri Jokowi cenderung lebih banyak yang membuat publik jengkel.

"Tetapi yang kita dengar belakangan ini terus terang itu lebih banyak yang annoying-nya ketimbang yang ada isinya," kata Burhan.

Pernyataan Burhan itu pun langsung ditanggapi oleh presenter yang menyinggung soal Menag Fachrul Razi.

"Kalau Menag gimana?," tanya presenter.

"Banyak annoying-nya itu," jawab Burhan terbahak.

(TribunWow.com)

Tags:
JokowiHarun MasikuYasonna LaolyNadiem MakarimFachrul Razi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved