Pemulangan WNI Eks ISIS
Debat soal WNI Eks ISIS, Jawaban Guru Besar UI atas Argumen Fadli Zon Tuai Reaksi dari Penonton
Guru Besar UI Prof Hikmahanto terlibat adu argumen dengan Anggota DPR RI Fadli Zon terkait isu pemulangan WNI eks ISIS
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Hikmahanto kembali menjawab argumen Fadli Zon dengan mengibaratkan keberadaan Israel dan Palestina.
"Menurut mereka (Irak dan Suriah) ISIS ada, Israel kita anggap tidak ada, tapi Israel ada, Palestina, Indonesia anggap ada, Amerika anggap tidak ada," kata Hikmahanto disambut tepuk tangan penonton di studio.
Mendengar argumen tersebut, Fadli Zon mengatakan bahwa pemerintah masih memiliki pilihan untuk mengembalikan WNI eks ISIS kembali ke jalan yang benar.
"Bagaimana kita mau menyelamatkan mereka kembali ke jalan yang benar, atau kita biarkan begitu saja, itu juga menurut saya pilihan-pilihan," ucap Fadli Zon.
Fadjroel menjawab bahwa para bekas anggota teroris internasional tersebut bertanggung jawab atas pilihan mereka keluar dari Indonesia dan bergabung dengan ISIS.
"Iya betul dan kita harus memberi tahu mereka siapa pun yang mengambil pilihan harus konsekuen," katanya.
"Jangan pula tanggung jawabnya anda (Fadli Zon) yang ambil."
"Ini bagian dari pendidikan kepada kita semua, siapa pun yang mengambil pilihan mesti bertanggung jawab," lanjut Fadjroel.
• Cerita Anak WNI Eks ISIS di Suriah, Lari Tak Lihat Keluarganya Lagi setelah Desanya Diserang Roket
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-9.10:
Refly Harun Ibaratkan WNI Eks ISIS Layaknya Anak Tersesat
Komisaris Utama BUMN Pelindo I Refly Harun menjelaskan pandangannya terhadap wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS.
Refly Harun merupakan pihak yang setuju dan meminta negara untuk memulangkan WNI eks ISIS kembali ke Indonesia.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Selasa (11/2/2020), mulanya Refly sekilas membahas tugas negara yang memiliki tugas untuk melindungi warga negaranya.

"Jadi kewajiban negara itu adalah melindungi segenap bangsa, dan seluruh tumpah darah," kata Refly.
"Bangsa itu tidak automatically (otomatis) warga negara sesungguhnya, agak berbeda ke bangsa Indonesia sama warga Indonesia," tambahnya.