Terkini Daerah
Cerita Sopir Ambulans Bawa Jenazah Teroris yang Ditembak Mati Densus 88, Diminta Carikan Kantong
Nurul Ihsan, sopir ambulans mengungkap pengalamannya membawa jenazah terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Pelalawan, Riau.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Nurul Ihsan, sopir ambulans mengungkap pengalamannya membawa jenazah terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Pelalawan, Riau.
Ia mengungkap dirinya sempat diminta untuk mencari kantong mayat.
Nurul Ihsan mengaku dirinya mengangkut jenazah terduga teroris dari Kelurahan Pelalawan sampai ke rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru.
"Kami sopir berdua, kebetulan saat itu teman saya yang menyupir, saya di samping sampai ke Pekanbaru," kata Nurul Ihsan kepada Tribunpekanbaru.com pada Jumat (7/2/2020).
Nurul Ihsan menerangkan, ia bersama rekannya diperintahkan pihak Puskesmas membawa mobil ambulans ke dermaga dekat dengan Istana Sayap.
Meskipun tidak mengetahui ingin membawa orang sakit atau jenazah bahkan identitasnya juga disembunyikan, Nurul tetap menunggu di dermaga sekitar pukul 15.00 wib.
• Mantan Teroris Sofyan Tsauri Tolak Kepulangan WNI Eks ISIS: Akan Jadi Masalah
Ia melihat banyak polisi di sekitar dermaga menggunakan helm, rompi, dan senjata lengkap.
Melihat situasi agak genting seperti itu, Nurul bersama rekannya hanya diam menunggu tanpa banyak tanya maupun berbicara.
Sekitar pukul 16.40 wib sebuah kapal pompong ditumpangi polisi bersenjata lengkap mendekati pelabuhan kecil itu.
Setelah menyandar ke dermaga, dengan sigap polisi mengangkat sesosok mayat dibungkus menggunakan terpal warna biru dan dimasukan ke mobil ambulans.
"Sebelumnya kami disuruh cari kantorng mayat, tapi tak ada di Puskesmas. Dicari ke tempat lain juga tak dapat. Jadi pakai terpal aja," tambah pegawai honorer ini.
Jenazah terduga teroris itu telah dibungkus rapi sejak di dalam pompong.
Alhasil wajah maupun ciri-ciri pelaku tidak bisa dilihat, termasuk warna baju maupun celana yang digunakan.
Untuk mengambil foto juga tidak ada waktu karena langsung disuruh berangkat ke Pekanbaru.
Dua polisi bersenjata lengkap menjaga jenazah di belakang.