Terkini Nasional
Bahas Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS, Hikmahanto: Mereka Bukan Warga Negara Indonesia Lagi
Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia menyarankan pemerintah tidak perlu ambil pusing soal pemulangan WNI eks ISIS ke tanah air
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
Dikutip TribunWow.com dari unggahan akun Twitter BBC News Indonesia, @BBCIndonesia, akun tersebut mengunggah sebuah video yang menampilkan pengakuan dua orang WNI eks-ISIS setelah bergabung dengan organisasi teroris tersebut dan kini tak bisa kembali ke Indonesia.

• Soal Polemik Pemulangan 600 WNI dari ISIS, Mahfud MD Khawatirkan Ada Virus Baru yang Terbawa
Mulanya Nada, anak seorang anggota eks-ISIS asal Indonesia tidak menyadari bahwa ayahnya akan membawanya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
"Sebelumnya saya tidak tahu Ayah akan membawa kami ke sini," jelasnya.
Nada mengatakan ketika masih di Indonesia, dirinya sempat memiliki cita-cita untuk menjadi dokter dan merupakan pribadi yang senang belajar.
"Saat masih bersekolah, saya bercita-cita menjadi dokter, dan saya sangat senang belajar," ujarnya.
Setelah masuk dan hidup di lingkungan ISIS, Nada mengatakan dirinya kadang melihat kebrutalan tentara ISIS yang membantai orang di depan publik agar dapat dilihat oleh seluruh anggotanya.
"Ketika saya pergi berbelanja dengan keluarga, kadang-kadang saya melihat mereka membantai orang-orang," papar Nada.
Nada mengakui dirinya sudah pernah melihat kesadisan dan kebrutalan yang dilakukan oleh anggota ISIS.
"Kepala dan mayat-mayat," terangnya.
Ia lanjut bercerita bagaimana perasaannya terhadap ayahnya yang membawanya ke Suriah, sehingga kini dirinya harus merelakan cita-citanya menjadi dokter.
Nada mengakui dirinya sudah memaafkan ayahnya dan memaklumi kesalahan yang dibuat oleh ayahnya.
"Ya karena dia juga manusia," jelasnya.
"Semua manusia melakukan kesalahan."
"Dia sudah meminta maaf kepada saya tentang apa yang ia lakukan," imbuhnya sembari menitikkan air mata.

Ayah Nada, Aref Fedulla yang kini berada di penjara mengakui pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS adalah kesalahan terbesar yang pernah ia buat.