Kabar Ibu Kota
Klaim Tak Banyak Pohon Ditebang demi Revitalisasi Monas, Sekda DKI Minta Warga Sabar, Ini Alasannya
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Saefullah buka suara soal penebangan pohon untuk revitalisasi Monas.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
"Jadi menurut saya yang diperlukan sekarang ini pemerintah melakukan evaluasi secara total," ucap Jehansyah.
"Bagaimana membuat Jakarta lebih tahan terhadap bencana."
Menurut Jehansyah, seluruh warga memiliki hak untuk bisa tinggal di tempat yang baik dan aman.
Hal itu berlaku pula untuk warga Jakarta.
"Kita perhatikan lagi lah Pasal 28 A, setiap warga negara itu berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat," ujar Jehansyah.
"Ini hak warga yang harus dipenuhi pemerintah."
Lantas, Jehansyah pun menyinggung kemampuan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.
Meskipun kualitas SDA DKI Jakarta sudah membaik dibandingkan sebelumnya, Jehansyah mengungkap masalah lain yang perlu segera dirampungkan.
"Dalam hal ini PUPR tadi bukan SDA saja, meskipun oke SDA sudah lebih baik sekarang," ucapnya.
"Tapi ada permukiman di sana, Cipta Karya namanya, ada penyediaan perumahan di PUPR."
Ia pun turut menyinggung permukiman warga di sekitar bantaran kali di Jakarta.
• Revitalisasi Monas Beda dengan Desain Awal, Kemensetneg Minta Anies Baswedan Jelaskan 2 Hal Ini
Menurutnya, keberadaan permukiman tersebut juga menjadi satu di antara penyebab banjir di Jakarta tak kunjung usai.
"Ini lah yang belum bekerja secara maksimal, bagaimana program penataan permukiman di sepanjang bantaran 13 kali di Jakarta itu," kata Jehansyah.
"Kalau ini semua ditata saya perkirakan ada lebih kurang 300 ribu keluarga akan terdampak."
Lebih lanjut, Jehansyah mengimbau pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah KI Jakarta yang sudah terlanjur bertumpuk-tumpuk.
"Dan ini hal yang harus disiapkan, jangan bilang 'Wah tidak realistis, masalah sudah terlalu berat'," ujar Jehansyah.
"Ya masalah memang sudah bertumpuk-tumpuk, berpuluh tahun masyarakat dibiarkan hidup di bantaran sungai," sambungnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)