Komisioner KPU Terjaring OTT KPK
Donal Fariz Tergelitik dengan Pertanyaan Karni Ilyas soal Peralatan Canggih KPK: Fokus Buka-bukaan
Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Donal Fariz mengaku tergelitik dengan pertanyaan pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Donal Fariz mengaku tergelitik dengan pertanyaan pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Dalam acara tersebut, Karni Ilyas mengungkapkan keheranannya lantaran KPK tak kunjung berhasil menangkap Politisi PDIP, Harun Masiku.
Padahal, KPK memiliki alat-alat yang canggih demi menjalankan tugasnya.
• Refly Harun Pesimis soal Kasus Korupsi di Era Jokowi: Kalau Punya Kemampuan, Anda Tak Terpilih
Harun Masiku diketahui menjadi buron KPK karena dugaan kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) DPR RI.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube ILC pada Selasa (28/1/2020), Donal merasa bahwa alat yang dimiliki KPK bukanlah yang terpenting.
Baginya, yang terpenting adalah soal orang-orang dari KPK itu sendiri.
"Saya pertama tergelitik dengan pertanyaan Bang Karni tadi, alat KPK itu kan canggih sekali tapi kok tidak bisa tertangkap."
"Premis saya menyimpulkan bahwa ini bukan soal alat, ini adalah soal orang," ujar Donal.
Selain itu, Donal merasa kasus Harun Masiku sebenarnya tidak rumit.
"Saya di kesempatan kali ini akan lebih fokus untuk buka-bukaan soal KPK sekarang ini."
"Bang Karni kalau senior Bang Benny menyebut kasus ini rumit, sebenarnya kasus ini cukup sederhana," katanya.
Bahkan, Donal menilai kasus Harun Masiku seperti kasus-kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) sebelumnya.
"OTT seperti banyak kasus OTT, OTT yang sudah pernah dilakukan KPK sebelumnya."
"Ada uang, ada pelaku, ada orang yang buron, sesederhana itu saja, uangnya kecil juga Rp 500 juta," jelas dia.
• Di ILC, Politisi Demokrat Blak-blakan Sentil Jubir KPK Ali Fikri: Saya Kira Jubir Harun Masiku
Namun, Donal menduga ada tokoh-tokoh di balik kasus tersebut hingga menjadi rumit.
"Kasusnya tidak rumit sesungguhnya, tapi kasusnya dibuat rumit ini bedanya. Kasusnya tidar rumit tapi dibuat rumit karena ada aktor di situ, ada drama, dan ada cerita yang muncul dalam perjalanan kasus ini," ungkapnya.
Rumitnya kasus Harun Masiku disebut tidak lepas dari masalah Revisi Undang-undang KPK.
"Bang Karni saya sesungguhnya dalam menyoroti KPK sekarang ini tentu tidak bisa dilepaskan dari polemik di ujung tahun."
"Ada dua peristiwa besar tidak kenapa KPK dalam kondisi sekarang ini, satu yang harus dan tidak boleh kita lupakan adalah Revisi Undang-Undang KPK," ungkap Donal.
Selain itu, rumitnya kasus Harun Masiku juga dianggap tidak lepas dari polemik seleksi Pimpinan KPK.
• Karni Ilyas Heran Harun Masiku Belum Tertangkap, Pertanyakan Alat KPK yang Lebih Canggih dari Densus
"Dan sebelum Revisi Undang-Undang KPK itu dilakukan ada pula polemik di penghujung tahun yang besar adalah seleksi Pimpinan KPK yang baru."
"Ini dua proses yang penuh dengan kontroversi yang dampaknya mulai kita lihat dalam kasus Masiku," ucapnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
Karni Ilyas Singgung Peralatan Canggih KPK
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Live Streaming tv One pada Selasa (28/1/2020), Karni Ilyas menyinggung soal peralatan canggih yang dimiliki KPK.
• Ada Dugaan Kesengajaan dalam Delay Rekaman CCTV Harun Masiku, Jubir KPK Ali Fikri Beri Bantahan
Ia heran, dengan peralatan yang canggih mengapa tak kunjung menemukan Harun Masiku.
"Bahkan dibanding Densus pun Anda punya peralatan lebih hebat, bahwa sampai hari ini lokasi di Masiku belum diketahui hingga dijadikan DPO itu agak mengherankan saya," tanya Karni Ilyas.
Padahal selama ini, KPK dikenal sangat cepat dan mudah menemukan orang-orang yang terlibat kasus korupsi.
"Karena selama ini orang yang berdosa di Indonesia ngeri sekali dengan KPK, karena dia berbisik pun KPK tahu, dia ngobrol di sana, KPK di sini duduk bisa tangkap pembicaraan itu."
"Kok tiba-tiba sekarang ini enggak tahu sama sekali gitu loh," tanya Karni Ilyas lagi.
Lantas, Juru Bicara KPK, Ali Fikri mengatakan bahwa kasus serupa sebenarnya sudah sering terjadi.
• KPK Periksa Ketua KPU Arief Budiman, Tanya Apakah Ikut Terima Suap dari Harun Masiku
"Gini Bang Karni, ini pengalaman KPK yang sudah sering kami alami sering ya orang-orang yang belum sempat tertangkap KPK akhirnya akan tertangkap," kata Ali Fikri.
Biasanya, tertangkapnya orang-orang yang menjadi target diketahui melalui teknologi informasi.
Namun, dalam kasus Harun Masiku, Ali menyebut pihaknya tidak menemukan jejak digital politisi PDIP tersebut.
"Tertangkapnya karena bantuan teknologi itu betul ketika si tersangka menggunakan teknologi itu, itu bisa kemudian gampang terdeteksinya, atau kemudian dia menggunakan teknologi misalnya komunikasi dengan sosial media tentu kami mengarah ke sana," jelas Ali Fikri.
"Tetapi sampai hari ini kita memang tidak mendapatkan itu," imbuhnya.
Namun, Karni Ilyas kemudian menyinggung Politisi Demokrat, Muhammad Nazarudin yang dengan mudah ditangkap oleh KPK pada beberapa tahun lalu.
Meski Nazaruddin kabur hingga ke Negara Kolombia yang sangat jauh dari Indonesia.
Yang lebih mengagumkan bahwa KPK bisa menangkap Nazarudin di mana Indonesia tidak memiliki kerja sama dengan Kolombia soal perjanjian ekstradisi.

• Buron Harun Masiku Tak Kunjung Tertangkap, Ketua KPK Firli Bahuri: Seperti Cari Jarum dalam Sekam
"Ada prestasi KPK yang mencengangkan waktu itu bisa menangkap tersangka yang lari ke Kolombia, itu jauh sekali loh."
"Pertama bukan yuridiksi kita, kedua kita enggak punya perjanjian ekstradisi tapi KPK luar biasa bisa bawa itu Nazarudin, kok sekarang ada negeri kita kita enggak bisa," tanya Karni Ilyas kemudian.
Lalu, Ali Fikri menjawab bahwa tertangkapnya seorang DPO itu hanya soal waktu.
"Terima kasih Bang Karni, bagi kami semuanya hanya waktu, ketika kami menangkap Pak Nazarudin di Kolombia segala macam itu juga butuh waktu Bang Karni," jawab Ali Fikri.
"Butuh, tapi itu jauh sekali (Kolombia)," sahut Karni Ilyas.
Sekali lagi, Ali Fikri menegaskan bahwa hanya soal waktu untuk menemukan Harun Masiku.
Tidak peduli dekat atau jauh di mana ia berada.
• Seusai Diperiksa KPK, Hasto Kristiyanto Sebut Harun Masiku Korban, Ungkit Beasiswa Ratu Inggris
"Iya tempat walaupun jauh sekali kita tetap butuh waktu walau kita di Indonesia begitu, tapi kita butuh waktu juga untuk menemukan yang bersangkutan."
"Begitu Bang Karni, jadi ini soal waktu yang kemudian kami belum menemukan yang bersangkutan," ternag Ali Fikri.
Dirinya menegaskan, pasti akan menangkap Harun Masiku jika memang sudah ketemu.
"Kalau kemudian ada di mana kita temukan pasti kita tangkap," tegasnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)