Banjir di Jakarta
Kritisi Toa Banjir Anies Baswedan, Azas Tigor Bandingkan dengan Gubernur DKI Sebelumnya: Kacau Betul
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau warganya menggunakan toa untuk mengumumkan peringatan dini banjir.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau warganya menggunakan toa untuk mengumumkan peringatan dini banjir.
Hal itu pun menuai kritikan, satu di antaranya dari Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor Nainggolan.
Dilansir TribunWow.com, Azas Tigor Nainggolan menganggap kebijakan Anies Baswedan itu sudah sangat ketinggalan zaman.
Ia pun membandingkan Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya dalam hal penanganan banjir.
• Gugat Anies Baswedan, Tim Advokasi Korban Banjir DKI Singgung Kampanye Pilkada: Harusnya Sudah Fasih
• Warga Tuntut Anies Baswedan Mundur dari Gubernur, DPRD DKI Jakarta: Kalau Melengserkan, Kurang Tepat
Melalui tayangan 'Rossy' dalam kanal YouTube Kompas TV, Kamis (16/1/2020), Azas Tigor mulanya menyinggung soal janji kampanye para Gubernur DKI Jakarta.
'Semua gubernur DKI Jakarta tahu kalau Jakarta itu daerah yang rawan banjir," ujar Azas Tigor.
"Artinya itu juga jadi kampanye mereka kan ketika Pilkada."
Menurutnya, setiap Gubernur DKI Jakarta harusnya sudah paham betul cara menanggulangi banjir.
Hal itulah yang mendasari korban banjir DKI Jakarta menuntut Anies Baswedan.
"Harusnya mereka sudah fasih betul bagaimana mempersiapkan kalau banjir mau datang," ucap Azas Tigor.
"Ini titik persoalannya, persiapan ini yang tidak ada."
Menurutnya, tuntutan yang dilayangkan korban banjir DKI Jakarta itu bertujuan untuk memberi peringatan pada Anies Baswedan.
"Bagi kami, kami mengingatkan supaya dia tidak jatuh lagi lebih berat," kata dia.
"Ini masalah sebetulnya tadi, harusnya sudah fasih dia, harusnya sudah siap."
Azas Tigor menambahkan, korban banjir DKI Jakarta menganggap Anies Baswedan lalai menyiapkan warganya menghadapi bencana banjir.
"Yang kami persoalkan, yang digugat oleh warga itu bukan bagaimana menanggulangi banjir secara teknis," ujar Azas Tigor.
"Tapi dia lalai mempersiapkan warganya."

• Tuntut Anies Baswedan Mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta, Dewi Tanjung: Selalu Cuci Tangan
Terkait hal itu, ia pun menyinggung soal peringatan dini banjir yang tak dilakukan sang gubernur.
"Misalnya begini, seperti biasanya kalau banjir itu ada informasi dini, ini enggak ada," ucapnya.
Lantas, Azas Tigor menyinggung pernyataan Anies Baswedan soal penggunaan toa untuk peringatan dini banjir.
Ia menganggap, kebijakan Anies Baswedan itu sudah ketinggalan zaman.
"Kan dia baru ribut sekarang mau pasang apa namanya, toa, kentongan di zaman seperti ini," kata Azis Tigor tertawa.
"Kan kacau juga."
Melanjutkan pernyataannya, Azas Tigor justru menyinggung kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya.
"Tapi ya sudahlah, itu aja baru sekarang dia mulai persiapan," kata Azas Tigor.
"Kalau sebelumnya, November itu sudah mulai persiapan."
"Ada latihan di Ciliwung, pasukan-pasukan, sudah diatur di mana titik evakuasi, sudah dibangun sistem."
Ia menganggap, Anies Baswedan lalai dalam memberikan peringatan dini dan tindakan darurat banjir.
"Early warning system dan emergency response tidak dilakukan Gubernur DKI Jakarta," kata dia.
"Kalau ada early warning system warga akan bisa mempersiapkan, ada yang bisa diselamatkan."
Azas Tigor menilai peringatan dini dan tindakan darurat banjir sangat penting dilakukan.
Terlebih, bagi warga yang kerap mengalami kerugian akibat banjir.
"Ada peringatan dini, ada yang bisa diselamatkan," ujar Azas Tigor.
"Ada emergency response, tidak keteteran."
Simak video berikut ini menit 6.18:
PSI Kritik Toa Banjir Usulan Anies Baswedan
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Anthony Winza menanggapi rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ingin menambah perangkat pengeras suara atau toa untuk peringatan dini banjir.
Ia menyebut Pemprov keliru dalam menentukan prioritas kerja yang seharusnya mengutamakan pencegahan banjir ketimbang peringatan dini.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompastv, Kamis (16/1/2020), mulanya Anthony menjelaskan bahwa peristiwa banjir bukanlah sesuatu yang tidak bisa dicegah.
"Begini, kalau misalnya kita mempermasalahkan sekarang kok jadi isunya ke peringatan dini, berarti seakan-akan ini sesuatu yang tidak bisa dicegah, jadi perlu diperingati," katanya.
Anthony mengatakan pemerintah seharusnya lebih berfokus kepada pencegahan banjir.
• Soal Toa Rp 4 M untuk Banjir, PSI Sindir Prioritas Anies Baswedan: Pencegahan Dulu Diselesaikan
Ia kemudian mengatakan peringatan dini lebih cocok diterapkan pada bencana-bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempa bumi.
"Masalahnya adalah kita harus ada pencegahan bukan cuma peringatan," ujar Anthony.
"Peringatan itu menunjukkan adanya kegagalan pencegahan."
"Kecuali kalau untuk bencana-bencana alam yang mungkin tidak bisa dimitigasi, tidak bisa di-forecast (ramal), seperti gempa bumi, itu cukup sulit," tambahnya.
Anthony lanjut menyoroti prioritas Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya tak patut bagi Pemprov DKI membicarakan peringatan dini selama masalah pencegahan banjir belum terselesaikan.
• Dewi Tanjung Ungkap Alasan Anies Baswedan Layak Diturunkan: Mungkin di Mata Pendukung Dia Hebat
"Tapi kalau misalnya banjir, itu sesuatu yang bisa dicegah, masalahnya kita lihat ada prioritas penganggaran enggak dari Pemprov untuk ini, ada enggak yang sudah dikerjakan," paparnya.
"Saya enggak mau terjebak dalam isu seakan-akan masalah pencegahannya itu sudah beres, lalu kita mulai masuk ke masalah peringatan dini, pencegahannya dulu diselesaikan."
"Peringatan dini itu menunjukkan bahwa ada pencegahan yang seakan-akan belum selesai kok sudah main ngomongin peringatan dini," tandasnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Anung Malik)