Iran Vs Amerika Serikat
Warga Iran Terbelah 2 karena Kasus Pesawat Ukraina, Pengamat Timur Tengah Singgung soal Revolusi
Pengamat Timur Tengah jelaskan kemungkinan Iran alami revolusi akibat protes yang terjadi karena pemerintah berbohong soal tragedi pesawat Ukraina
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Mundur-mundur, Khameini," ucap sekelompok orang yang sedang melakukan protes di Ibu Kota Iran, Teheran.
Mereka menuntut pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut agar turun dari jabatan mereka.
Publik juga marah karena pemerintah Iran sempat menutupi penyebab jatuhnya pesawat sebagai kesalahan teknis mesin.
Dikutip dari akun twitter jurnalis nytimes, Farnaz Fassihi, @farnazfassihi, Sabtu (11/1/2020), protes tersebut berawal dari sekumpulan masyarakat yang sedang berduka atas tragedi jatuhnya pesawat Ukraina.
Kelompok tersebut kemudian mulai memprotes agar pemimpin mereka turun.
Pada cuitannya, akun @farnazfassihi juga menuliskan bahwa kelompok yang melakukan protes tersebut meneriakkan, "Kematian bagi penipu,".

• Sandiaga Uno Sebut Indonesia Harus Unjuk Gigi dalam Konflik Iran-AS: Kita Perlihatkan Kedudukan Kita
Berikut adalah cuitan lengkap dari akun @farnazfassihi, Sabtu (11/1/2020).
"BREAKING:
Public mourning gatherings turn into protests in #Iran. Angry crowds chanting, "Death to the liars."
#IranPlaneCrash #UkrainePlaneCrash"
Pada cuitannya yang lain, nampak terjadi bentrok antara aparat keamanan Iran dan kelompok massa yang melakukan protes.
Nampak aparat keamanan menembakkan gas air mata ke kerumunan massa.
Suasana menegangkan menyelimuti aksi protes tersebut, terdengar teriakan dan sorakan di mana-mana.
Lalu berikut adalah cuitannya yang diunggah pada, Minggu (12/1/2020).
"#IranProtests
Clashes & firing tear gas at grieving protestors in Tehran. Shoot your people in the sky, shoot your people in the street. #Iran
#UkranianPlaneCrash"
(TribunWow.com/Anung Malik)