Breaking News:

Iran Vs Amerika Serikat

Harga Minyak Dunia Naik Pasca-Serangan Iran ke AS, Luhut Pandjaitan: Jangan Terlalu Heboh

Luhut Pandjaitan menyebut ketegangan Iran-Amerika Serikat tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews.com/Reynas Abdila
Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Terbaru, Luhut memberikan tanggapan soal ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, ia meminta publik tak terlalu heboh menyikapi panasnya hubungan Iran-Amerika, Rabu (8/1/2020). 

Seruan untuk perdamaian antara kedua belah pihak juga dibantu dengan tidak adanya korban Amerika.

Baik karena nasib baik ataupun keputusan yang disengaja oleh militer Iran, untuk tidak mengarahkan ke-22 rudalnya ke area vital yang ada di pangkalan udara Irbil dan Al Asad, di mana pasukan AS lebih rentan terdampak.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menilai momen ini merupakan saat yang tepat untuk memulai upaya mediasi lebih lanjut bagi AS-Iran.

Dia sebelumnya menekan Trump untuk mencabut sanksi sementara untuk membuka jalan menuju perundingan.

Tetapi sikap presiden AS hanya berfokus pada manfaat politik potensial dari pembunuhan Jenderal Qassem Suleimani, yang dia lihat sebagai teroris terkemuka di dunia.

Sebagian besar analis percaya, Iran masih akan menafsirkan kejadian pekan lalu sebagai langkah untuk mengusir AS dari Irak dan akhirnya wilayah Timur Tengah.

Iran-Amerika Memanas, SBY Singgung soal Kemungkinan Perang Dunia III: Saya Tak Mudah Percaya

Seorang pakar Inggris mengatakan, "Iran berpikir kampanye bukanlah episode tunggal."

"Ini merupakan respons asal yang sudah dikalibrasi, sehingga tidak cukup eskalasi untuk mengirim rudal Tomahawk AS ke Teheran, hasil yang ingin mereka hindari.”

Tak hanya itu, kelegaan para pemimpin Eropa juga dibawa Ayatollah Ali Khamenei, yang dalam pidatonya tidak membahas tindakan militer lebih lanjut.

Dia, yang menjadi juru bicara militer Iran hanya mengancam akan ada tindakan militer lanjutan apabila pihak AS membalas serangan rudal balistik yang terjadi Selasa pagi waktu setempat.

Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, menegaskan bahwa serangan di Teheran adalah proporsional dan telah menyimpulkan sangat penting dalam membujuk Trump, bahwa ia dapat menyatakan Iran sedang mundur dari konflik.

Lebih lanjut, Pengawal Revolusi juga memberi tahu orang Iran bahwa sebanyak 80 orang Amerika Serikat terbunuh dalam serangan rudal balistik itu, menambah kesan bahwa Teheran tidak ingin melakukan serangan lebih lanjut.

Peringatkan AS setelah Serang Pakai Rudal, Iran: Jika Kalian Memukul, Kalian akan Dipukul Balik

Namun demikian, para pemimpin Eropa masih memohon kepada Donald Trump untuk menghentikan segala konflik yang dapat memicu lahirnya perang.

Pasalnya, beberapa jam setelah serangan Iran ke pangkalan udara AS, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, mengutuk serangan rudal itu.

Akan tetapi, ia juga menambahkan bahwa perang di Timur Tengah hanya akan bermanfaat bagi Negara Islam.

(Tribunnews.com/Fitri Wulandari/Lusius Genik)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Eskalasi Hubungan AS-Iran, Menko Luhut: Nggak Apa-apa, Jangan Terlalu Heboh, dan Para Pemimpin Eropa Lega Donald Trump Tidak Lanjutkan Konfrontasi Militer dengan Iran

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
IranIran Vs Amerika SerikatLuhut Binsar Pandjaitan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved