Breaking News:

Kasus Jiwasraya

Mantan Bos Samsung Ungkap Alasan Ratusan Warga Korea Percaya Jiwasraya: Pemerintah Punya, Oke

Mantan Direktur Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun jelaskan mengapa banyak warga Korea termasuk dirinya jadi korban asuransi Jiwasraya

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
YouTube Indonesia Lawyers Club
Mantan Direktur Samsung Electronics Indonesia. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Direktur Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun mengungkapkan mengapa banyak warga Korea lain juga menjadi korban perusahaan asuransi milik pemerintah, yakni Jiwasraya.

Lee Kang Hyun mengatakan ratusan warga Korea menjadi korban karena Jiwasraya merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah.

Dikutip TribunWow.com, mulanya Lee Kang Hyun menjelaskan perbedaan manajemen uang antara orang Indonesia dan Korea.

"Ceritanya sedikit beda dengan orang Indonesia, karena orang Korea di sini kalau ada penghasilan biasanya menabung (di) bank Korea," terangnya di acara 'Indonesia Lawyers Club' tvone, Selasa (7/1/2020).

 

Ketua BPK Agung Firman Sampurna akan Ungkap Detil Kasus Jiwasraya: Ini Kasus Luar Biasa Besarnya

Kemudian ia membahas kebiasaannya membandingkan bunga antar bank-bank Korea di Indonesia.

"Bank Korea di Indonesia ada tiga-empat bank, jadi biasanya waktu menabung, saya sendiri atau teman-teman orang Korea, mereka menanyakan ke bank, kalau mau masuk deposito, bunganya berapa persen, karena antara Korea bank bunganya sedikit-sedikit beda," papar Lee Kang Hyun.

"Saya juga biasanya kalau ada penghasilan dari salary (gaji), memang sering contact ke bank, bulan ini berapa (bunga), karena di Indonesia ini sering memang bunganya naik turun."

"Saya tanya ke Woori Bank atau Hana Bank, biasanya saya langsung hubungi sama president director bank dengan telepon," lanjutnya.

Lee Kang Hyun kemudian menjelaskan awal pertemuannya dengan Jiwasraya.

Mulanya ia mengetahui adanya deposito dengan keuntungan yang tinggi dari Bos Hana Bank.

"Saya telepon ke President Director Hana Bank, bulan ini kasih bunga berapa? Beliau bilang ada sedikit tinggi dari pada yang lain, tapi tidak usah kena pajak," ujar Lee Kang Hyun menirukan percakapannya dengan Bos Hana Bank.

"Jadi berapa persen? Yang pertamanya 9 persen, terus yang berikutnya uang masuk 8 persen sampai 7 persen turun, tapi tetap kena 20 persen pajak, itu memang untung, jadi memang saya memilih Hana Bank," lanjutnya.

Punya Pemerintah, Tak Usah Risau

Pernyataan Bos Hana Bank yang mengatakan deposito tersebut berasal dari perusahaan milik negara, membuatnya semakin yakin.

"Saya belum tahu ini ada insurance, cuman President Director Hana Bank menyampaikan kepada saya, ini memang semacam deposito tapi memang pemerintah punya, enggak usah khawatir," tutur Lee Kang Hyun.

Lee Kang Hyun menerangkan selain dirinya, warga-warga Korea lainnya juga mempercayai pernyataan dari bank-bank Korea tersebut.

"Jadi saya memang tanpa pemikiran apapun, saya oke, saya tidak pernah liat kontraknya, saya tidak pernah mendengar penjelasannya, bukan hanya saya," jelasnya.

"Ada orang Korea. Ibu-ibu di sini mereka hanya percaya Korean Bank, Hana Bank," tambah Lee Kang Hyun.

Total kerugian uang dari warga negara Korea berdasarkan penjelasan Lee Kang Hyun mencapai angka Rp 570 miliar dengan korban nasabah sebesar 470 orang.

Lee Kang Hyun juga menyampaikan kala itu warga negara Korea belum mengetahui keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun istilah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Bermodal pengetahuan bahwa Jiwasraya dikelola langsung oleh negara, membuat para warga negara Korea meletakkan kepercayaannya pada perusahaan plat merah tersebut.

"Jadi orang Korea kena, yang masalah Jiwasraya ini, korbannya 470 jiwa dan total amount-nya (jumlah) Rp 570 miliar, tapi antara mereka, mereka sebenarnya belum mengerti OJK, belum mengerti BUMN," papar Lee Kang Hyun.

"Pokoknya mereka dengarnya pemerintah punya, oke."

"Jadi memang masuk uang, mereka merasa ini memang deposito," lanjutnya.

Soal Kasus Jiwasraya, Erick Thohir: Pemerintah Jokowi Bertanggung Jawab, Tidak Melarikan Diri

Tak Bisa Pulang ke Korea, Uang Disiksa

Lee Kang Hyun mengatakan begitu mengetahui uangnya tidak bisa ditarik, para nasabah asal Korea tersebut langsung panik.

Ia mengatakan warga negara Korea terbiasa menyetorkan seluruh pendapatannya ke bank.

"Habis kejadian bulan Oktober, semua ibu-ibu mereka kaget. Karena mereka biasanya, orang Korea pendapatan sedikit langsung ke bank," jelas Lee Kang Hyun.

"Jadi memang uang ini semuanya, uang anak sekolah, uang pensiun, sampai uang yang suami meninggal tapi dapat uang, memang masukin bank."

Akibat uang yang tak bisa diambil, Lee Kang Hyun menceritakan ada warga negara Korea yang tak bisa kembali ke Korea karena seluruh uangnya tak bisa diambil.

"Tapi Ibu itu belum bisa kembali ke Korea, karena uangnya disiksa," tandasnya.

Said Didu Ungkap Alasan Duga Ada Perampokan di Jiwasraya: Pimpinannya Waras, Tak Ada Tsunami Ekonomi

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.05:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
KoreaJiwasrayaSamsung
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved