Kasus Jiwasraya
Jokowi hingga Istana Dituding yang Ambil Harta Jiwasraya, Erick Thohir: Banyak Oknum yang Gerah
Menteri BUMN, Erick Thohir angkat suara soal Perusahaan Asuransi Jiwasraya yang gagal membayar nasabahnya hingga Rp 12,4 Triliun.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir angkat suara soal Perusahaan Asuransi Jiwasraya yang gagal membayar nasabahnya hingga Rp 12,4 triliun.
Sedangkan, kini pemerintah yang justru dituding mengambil kekayaan Jiwasraya.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube BeritaSatu pada Senin (6/1/2020), Erick Thohir menilai bahwa beberapa pihak jsutru memutar balikkan fakta terkait Jiwasraya.
• Said Didu Ungkap Alasan Duga Ada Perampokan di Jiwasraya: Pimpinannya Waras, Tak Ada Tsunami Ekonomi
Bahkan, ada yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengambil.
"Ya mohon maaf sekarang banyak dipelesetkan. Dibilanglah Pak Jokowi yang ambil, dibilanglah istana yang ambil," ungkap Erick Thohir.
Sehingga ia meminta agar semua pihak jangan asal menuding.
"Ini kan jangan-jangan kebalik, yang neriak-neriak ini jangan-jangan ini ketakutan ini dibongkar," ujar Erick Thohir.
Kemudian, Erick Thohir menduga tuduhan itu datang lantaran banyak oknum yang merasa tidak senang bahwa masalah di Jiwasraya mulai terungkap.
"Mungkin karena banyak oknum-oknum yang gerah yang selama ini menjarah Jiwasraya," imbuhnya.

Sementara itu dikutip dari Kompas TV, Erick Thohir juga meminta agar masalah Jiwasraya dipolitasasi.
Pasalnya, ia merasa bahwa pihaknya bekerja sungguh-sungguh.
"Jangan dipolitisasi kita ini bener-bener bekerja secara objektif," ungkapnya.
"Dan tidak adalah niat-niat apa memanipulasi," imbuhnya.
Mantan Bos Inter Milan itu juga meminta agar wartawan hanya bertanya masalah Jiwasraya sesuai dengan konteks.
"Jadi tolong teman-teman wartawan konteksnya, jadi terus terang saja saya tidak mau diwawancara kalau tidak pada konteksnya akhirnya bias," katanya.
Said Didu Ungkap Dugaan Penyebab Kerugian Jiwasraya
Satu di antara BUMN, yakni Perusahaan Jiwasraya kini tengah mengalami kerugian.
Kerugian besar-besaran tersebut lantas menghebohkan publik.
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu menduga ada tiga kemungkinan penyebab kerugian Jiwasraya.
• Dituding Terima Suap dari Jiwasraya, Erick Thohir: Jangan-jangan yang Teriak Ini Ketakutan Dibongkar
Hal itu diungkapkan Said Didu melalui channel YouTube pribadinya MSD yang tayang pada Sabtu (21/12/2019).
"Hipotesa saya bahwa suatu perusahaan yang puncak-puncak sehat langsung anjlok itu pasti kemungkinan yang terjadi hanya tiga."
"Pimpinannya jadi gila, yang kedua adalah apa namanya tsunami ekonomi, yang ketiga ada perampokan," ujar Said Didu.
Lantas, Said Didu menceritakan bahwa Jiwasraya pernah mengalami masa tidak baik pada 2015 karena efek dari krisis ekonomi 1998.
"Itu karena Jiwasraya ini tidak tahu tahun 2005 itu saya menerima laporan Direksi saat itu bahwa dia memang lagi sakit, 2005 itu punya hutang Rp 6 triliun dampak dari krisis 1998," ungkapnya.
Meski demikian, Jiwasraya mulai bangkit hingga 2008-2009 mulai mendapatkan untung.
Bahkan, pada 2015-2016 Jiwasraya menjadi asuransi terpercaya dengan keuntungan besar.
"Kemudian dibenahin, dibenahin sembuh pada 2009, 2009 mendapat laba dan semakin naik menjadi salah satu asuransi terbaik, bahkan bukan hanya di Indonesia itu 2015-2016."
"2016 puncak ungtungnya hampir Rp 2 triliun, 2017 itu pernah menyatakan Rp 2,3 triliun terus dikerokesi OJK menjadi Rp 400 miliar," katanya.

• BNI Sebut Jiwasraya Sudah Lunasi Utang, Bagaimana dengan BRI dan BTN?
Namun, tiba-tiba Jiwasraya mengalami kebangkrutan pada 2018 tanpa alasan yang jelas.
"Terus tahu-tahu 2018 itu langsung terjadi kerugian puluhan triliun dan yang hampir enggak bisa dibayar bahkan hampir ratusan triliun, potensi ruginya Rp 1 triliun," ungkap Said Didu.
Tak ada kejadian besar pada 2018 kecuali persiapan Pemilihan Presiden 2019.
"Jadi agak aneh karena tidak ada kejadian apapun yang terjadi 2018 kecuali persiapan Pilpres," terang Said Didu.
Said Didu menilai dari tiga kemungkinan yang telah dibeberkan sebelumnya, adanya perampokan di Jiwasraya adalah yang paling masuk akal.
"Satu direksinya enggak gila malah salah satu direktur keuangan yang menjadi pejabat di KSP berarti kan waras dong."
"Kedua tidak ada tsunami ekonomi, jadi saya menyatakan kemungkinan besar yang ketiga bahwa terjadi perampokan di Jiwasraya," terangnya.
• Andi Nurpati Minta DPR Bentuk Pansus untuk Ungkap Kasus Jiwasraya, Begini Reaksi Eriko Sotarduga
Lihat videonya sejak awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)