Breaking News:

Iran Vs Amerika Serikat

50 Orang Lebih Meninggal Dunia karena Terinjak-injak saat Pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani

Selain 50 orang meninggal dunia, sekitar 200 lainnya mengalami luka-luka ketika massa pelayat menghadari prosesi pemakaman Qasem Soleimani.

Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/The Sun
Pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani 

TRIBUNWOW.COM - Para pejabat Iran mengatakan lebih dari 50 orang meninggal dunia karena terinjak-injak dalam prosesi pemakamanan komandan pasukan elite Quds, Jenderal Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Baghdad, Irak, Jumat lalu (03/01).

Selain 50 orang meninggal dunia, sekitar 200 lainnya mengalami luka-luka ketika massa pelayat menghadari prosesi pemakaman Qasem Soleimani di kota kelahirannya, Kerman, Iran selatan.

Massa telah berkumpul di jalan-jalan sejak Selasa pagi (07/01) mejelang rencana pemakamannya, namun banyaknya kematian warga di Kerman menyebabkan pihak berwenang sempat menunda pemakamannya.

Hubungan Iran-AS Memanas, Pengamat: Ada Kemungkinan Harga BBM Seluruh Dunia Naik

Secara keseluruhan, jutaan warga di berbagai kota Iran diperkirakan sudah turun ke jalan-jalan untuk mengikuti serangkaian prosesi sang jenderal yang dianggap sebagai pahlawan itu.

Banyak pelayat membawa foto komandan pasukan elite Quds bagian dari Garda Revolusi Iran tersebut, sementara sebagian lainnya mengibar-ibarkan bendera merah.

Dalam tradisi Muslim Syiah, tindakan itu mencerminkan tekad untuk melakukan balas dendam.

De-eskalasi Iran-Amerika Serikat

Pembunuhan Jenderal Soleimani semakin menambah kekhawatiran akan potensi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Ia dianggap sebagai pemimpin paling berpengaruh kedua setelah Pemimpin Agung Ali Khamenei.

Namun Amerika Serikat menggolongkannya sebagai teroris dan ancaman bagi pasukan Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan televisi Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengecam pembunuhan Jenderal Soleimani dengan menyebutnya sebagai tindakan tak berdasar yang akan menghapus pengaruh Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.

Namun ditekankannya sejauh ini Amerika Serikat belum melakukan usaha untuk mengurangi ketegangan.

"Ini adalah aksi perang drone dalam operasi teroris yang pengecut dan Iran akan mengambil tanggapan atas kejadian itu.

"De-eskalasi artinya Amerika Serikat tidak mengambil tindakan lebih lanjut, berhenti mengancam Iran, meminta maaf kepada Iran, tetapi tindakan Amerika Serikat mempunyai dampak yang akan terjadi dan saya yakin ini sudah mulai terjadi. Akhir dari kehadiran Amerika di kawasan sudah mulai," kata Zarif.

Ancam Serang Gedung Putih, Iran Siapkan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Donald Trump

Presiden Donald Trump mengambil sikap yang keras terhadap Iran setelah ia menjadi presiden Amerika Serikat, dan Teheran menanggapinya dengan cara mereka sendiri.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
IranAmerika SerikatDonald TrumpIran Vs Amerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved