Terkini Internasional
Serang Iran hingga Sebabkan Jenderal Soleimani Tewas, Pengamat: Mungkin Trump Coba Selamatkan Muka
Pengamat menilai serangan rudal Amerika terhadap Iran agak terburu-buru.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Tapi yang paling membuat Amerika marah adalah Iran mengkayakan uraniumnya sudah sampai batas yang diizinkan, sudah sampai 300 kilogram," jelas Connie.
Keunggulan Iran di Timur Tengah
Sementara itu, pengamat Timur Tengah Trias Kuncahyono turut memberikan komentar dalam tayangan yang sama.
"Ya, harapannya memang tidak sampai terjadi. Tapi berbagai kemungkinan bisa terjadi," kata Trias ketika ditanya mengenai kemungkinan perang dunia ketiga.
Menurut Trias, Iran punya kelebihan dalam hal jaringan pertemanan dengan negara tetangga di Timur Tengah.
"Menurut saya, Iran itu mempunyai kelebihan dibandingkan Amerika Serikat bukan dalam kekuatan militer yang super canggih, tetapi dalam hal membangun jaringan," jelasnya.
"Di Timur Tengah, Iran punya proxy yang sangat banyak di sana. Jadi kalaupun terjadi perang, temannya banyak," lanjut Trias.
Ia menyebutkan kemungkinan Iran tidak akan meluncurkan serangan frontal, melainkan serangan-serangan kecil ke basis militer Amerika di Timur Tengah.
"Barangkali tidak akan terjadi frontal peperangan Amerika dengan Iran. Tetapi bisa juga terjadi banyak hal dilakukan oleh Iran untuk melawan Amerika," katanya.
Melalui serangan-serangan kecil itu, Iran menanggapi aksi penyerangan rudal yang menewaskan Jenderal Soleimani.
"Lewat cara itu, bisa juga Iran menanggapi aksi-aksi pembunuhan terhadap Soleimani ini, tidak frontal perang besar-besaran. Tapi akan menyerang berbagai macam fasilitas," kata Trias.
"Kalau frontal gede-gedean, secara teknologi militer, itu akan kalah."
Mengenai kemungkinan campur tangan Russia dan China, Trias menjelaskan tidak akan terjadi karena berbagai aspek.
"Saya melihat Russian akan berpikir panjang-lebar. Russia memang punya kepentingan di Timur Tengah setelah Amerika mulai mundur," jelasnya.
"China juga kawan dekat dengan Iran, tapi juga akan berpikir apakah akan terlibat dalam perang seperti itu," lanjut Trias.