Banjir di Jakarta
Gaya Presiden Jokowi saat Tinjau Kecamatan Sukajaya Bogor yang Terisolir Longsor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjuauan ke lokasi yang terkena bencana longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
Penulis: Claudia Noventa
Editor: Rekarinta Vintoko
Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal penambangan emas ilegal yang menjadi satu di antara alasan terjadinya longsor di sekitar Kecamatan Sukajaya.
Diketahui, pada Minggu (5/1/2020) lalu, Jokowi sempat berencana melakukan tinjauan ke lokasi bencana, namun rencana tersebut gagal lantaran terkendala cuaca.
Cuaca yang tidak baik membuat helikopter yang ditumpangi Jokowi tidak dapat mendarat di sekitar lokasi.
Pada saat akan mendarat, cuaca berubah sangat ekstrem dan berkabut tebal sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang yang tidak memenuhi standar penerbangan VVIP.
Ditambah pula kondisi sekitar merupakan daerah perbukitan.
Akhirnya pilot helikopter yang membawa Presiden, Letkol Pnb Yosep Frits memutuskan untuk tidak mendarat.
• Bahas tentang Konflik RI dan China di Natuna, Jokowi: Tak Ada Tawar Menawar soal Kedaulatan
Kronologi Helikopter Gagal Mendarat
Dilansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo batal mendarat ketika hendak meninjau daerah yang terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020).
Rombongan Presiden berangkat menggunakan Helikopter Super Puma dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada pukul 08.15 WIB.
Pada pukul 08.30 WIB, dua helikopter yang ditumpangi oleh perangkat kepresidenan yang membawa bantuan logistik untuk pengungsi berhasil mendarat terlebih dahulu di helipad Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya.
• Bhima Yudhistira Perkirakan Kerugian akibat Banjir Jakarta dan Sekitarnya Lebih dari Rp 10 Triliun
Prosedur pendaratan ini sudah sesuai dengan prosedur tetap penerbangan VVIP dimana helikopter VVIP mendarat setelah dua helikopter lainnya mendarat.
Pada saat akan mendarat, cuaca berubah sangat ekstrem dan berkabut tebal sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang yang tidak memenuhi standar penerbangan VVIP.
Ditambah pula kondisi sekitar merupakan daerah perbukitan.
Akhirnya pilot helikopter yang membawa Presiden, Letkol Pnb Yosep Frits memutuskan untuk tidak mendarat.
Letkol Pnb Yosep Frits masih berusaha untuk mendaratkan helikopter dan menunggu perubahan cuaca dengan memutari daerah tersebut.