Kasus Novel Baswedan
Penyerang Novel Baswedan Teriak Pengkhianat, Dewi Tanjung: Pelaku Masih Punya Nurani
Dewi berpendapat, pelaku penyiraman air keras kepada Novel masih punya hati nurani sehingga kadar air yang disiram tak membuat kulit Novel tak melepuh
Editor: Lailatun Niqmah
"Tolong dicatat, saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," ucap RB dalam video itu.
Menanggapi hal itu, Handoko Gani menilai ekspresi pelaku bukan dalam kategori marah.
Jika benar marah, Handoko Gani mengatakan pelaku tidak menunjukan kemarahannya di level yang maksimum.

Pasalnya, kata Handoko Gani, kemarahan pelaku dirasa kurang untuk melakukan penyerangan terhadap Novel Baswedan.
"Kalau kita lihat dari video yang kurang lebih 8 detik tersebut dan apabila kita hanya menganalisis dari situ saja," jelas Handoko Gani.
• Saor Siagian Ungkap Dugaan Motif Pelaku Menyerang Mata Novel Baswedan: Berusaha Matikan Kariernya
"Justru saya ingin katakan ekspresi tersebut bukanlah ekspresi yang termasuk dalam kategori marah, yang sudah bisa membuat beliau ini melakukan hal yang sedemikian kejinya."
"Yang artinya kalau kita bicara soal emosi marah yang dimaksud ini, harusnya sudah di level maksimum."
"Dan ini saya tidak lihat dalam video durasinya sangat pendek tersebut, kalau kita bicara menganalisis hanya dari situ saja, yang artinya ini masih panjang," imbuh dia.
Lebih lanjut, Handoko Gani mengatakan seseorang belum dapat dikategorikan marah jika hanya alis turun ataupun matanya membelak.
Menurutnya, ekspresi marah yang ditunjukkan pelaku masih belum cukup menunjukan rasa dendamnya pada Novel Baswedan.
"Sebenarnya orang yang bersuara besar ketika marah ataupun dengan ekspresi wajah alisnya turun kemudian matanya membelak, itu belum tentu marah."
"Kalau dia marah belum tentu marah pada level yang sedemikian dendamnya, sehingga akan menyiram seseorang dengan air aki. Jadi perlu ekspresi yang lebih dari itu," beber Handoko Gani.
Handoko Gani juga mempertanyakan alasan pelaku mengungkapkan kegeramannya pada Novel Baswedan di hadapan media.
Menurutnya, hal itu bisa dicermati dari sisi kriminolog atau psikologi kejahatan.
"Tapi kita juga harus melihat dalam konteks beliau ini, sedang di bawa atau dipindahkan ke sebuah tempat atau ke mobil, dan dalam durasi yang pendek tersebut, 8 detik beliau mengungkapkan uneg-unegnya, ini juga satu pertanyaan yang perlu dicermati kalau dari sisi kriminologi, atau pun kita belajar tentang psikologi kejahatan, kenapa saat itu diungkapkan," ucap Handoko Gani.