Kasus Novel Baswedan
Saor Siagian Ungkap Dugaan Motif Pelaku Menyerang Mata Novel Baswedan: Berusaha Matikan Kariernya
Pengacara Novel Baswedan, Saor Siagian menantang polisi mengungkap tuntas kasus penyerangan Novel sekaligus membersihkan kinerja kepolisian.
Editor: Rekarinta Vintoko
Saor melanjutkan, hal tersebut dapat menjadi petunjuk bagi polisi untuk mengusut kasus ini.
"Kita harus juga ingat, bahwa serangan kepada Novel ini 'kan bukan hanya sekali ini, tapi rangkaian yang bertubi-tubi," katanya.
Singgung Kasus Djoko Susilo
Saor memberi contoh kasus korupsi simulator SIM yang menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka.
"Begitu Novel dulu menetapkan Korlantas Susilo jadi tersangka, kita kenal kasus sarang burung walet. Kemudian dia beberapa kali mau diminta dipindah, dan terakhir adalah kasus penyerangan ini," katanya.
Saor juga mempertanyakan apakah pengumuman pelaku penyerangan Novel sesuai dengan sketsa yang pernah dirilis Polri.
Menurutnya, wajah pelaku yang baru saja diumumkan tidak persis sesuai dengan sketsa yang pernah dirilis.
Saor juga mengatakan masa penyelidikan selama lebih dari 2,5 tahun terlalu lama karena pelaku berasal dari kalangan polisi sendiri.
"Kalau toh memang orang itu adalah polisi, pertanyaan kita adalah haruskah hampir tiga tahun? Karena 'kan lebih dari 2,5 tahun diungkap," katanya.
Saor menantang kepolisian untuk mengungkap siapa sesungguhnya aktor di balik kasus penyerangan ini.
Pengungkapan ini dapat menjadi titik awal penyelidikan lebih lanjut.
"Ini kita tantang kepolisian menjadi entry point mengungkap aktor, siapa sesungguhnya aktor di balik peristiwa-peristiwa ini? Ini saya kira, kami tantang betul kepolisian untuk mengungkapnya," kata Saor.
• Novel Baswedan Tak Percaya Motif Penyerangan karena Dendam Pribadi: Ini Lelucon Apa Lagi?

Alasan Dendam Tidak Logis
Selain itu, Saor menyebutkan alasan dendam pribadi yang disampaikan kedua pelaku penyerangan adalah tidak logis.
"Fakta hukum mengatakan selama ini 'kan dia diserang adalah karena faktor-faktor pekerjaannya. Yang kedua ini adalah dendam," kata Saor.