Breaking News:

Terkini Nasional

Bahas 3 Sebab Kebocoran Dana Jiwasraya, Said Didu: Agak Aneh karena Tidak Ada Kejadian Apapun

Said Didu membahas rinci berbagai kemungkinan penyebab kerugian besar-besaran Jiwasraya

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Youtube MSD
Said Didu membahas rinci berbagai kemungkinan penyebab kerugian besar-besaran Jiwasraya 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menjelaskan analisanya soal kerugian besar-besaran yang terjadi di perusahaan asuransi Jiwasraya.

Said Didu menyebut ada 3 kemungkinan yang menyebabkan kebocoran dana di Jiwasraya.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal MSD, Sabtu (21/12/2019), awalnya Said Didu menjelaskan soal 3 kemungkinan penyebab kebocoran dana Jiwasraya.

"Hipotesa saya bahwa suatu perusahaan yang puncak-puncak sehat langsung anjlok, itu pasti kemungkinan yang terjadi hanya 3," kata Said Didu.

"Pimpinannya jadi gila, kedua ada tsunami ekonomi, yang ketiga perampokan," jelasnya.

Jiwasraya Belum Dapat Bayar Nasabah, Pemerintah Sebut Sudah Ada Solusi: Bukan Masalah Ringan

Ia kemudian bercerita soal naik turunnya performa perusahaan plat merah tersebut.

"Itu karena Jiwasraya ini kita tahu tahun 2005 itu saya menerima laporan direksi saat itu, bahwa dia memang lagi sakit," papar Said Didu,

"Tahun 2005 punya utang 6 triliun dampak dari krisis '98."

"Kemudian dibenahi, sembuh 2009, mencatat laba dan semakin naik menjadi salah satu asuransi terbaik bahkan bukan di Indonesia, itu 2015-2016."

"2016 puncak untungnya hampir 2 triliun, 2017 pernah menyatakan 2,3 triliun lalu dikoreksi oleh OJK menjadi 400 miliar," tambahnya.

Said Didu menjelaskan ketika di tahun 2018, Jiwasaraya yang tadinya memiliki kinerja baik dan memiliki keuntungan yang cukup besar tiba-tiba mengalami kerugian yang sangat besar.

"Tahu-tahu 2018, itu langsung terjadi kerugian puluhan triliun, dan yang engak bisa dibayar sudah hampir mendekati 1 triliun," ujarnya.

Momen yang bertepatan dengan persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, membuat Said Didu curiga.

"Agak aneh karena tidak ada kejadian apapun yang terjadi di 2018, kecuali persiapan pilpres," katanya.

Jiwasraya Gagal Bayar Polis Nasabah, Pakar Asuransi: Kesalahan Tata Kelola Produk dan Investasi

Kemungkinan Terkuat Penyebab Kerugian

Di antara ketiga kemungkinan kebocoran yang telah dipaparkan sebelumnya, Said Didu menduga kuat telah terjadi perampokan dana di Jiwasraya.

"Saya katakan satu direksinya enggak gila, masih baik-baik saja, malah salah satu direktur keuangannya menjadi pejabat di KSP berartikan waras," tuturnya.

"Kedua, tidak ada tsunami ekonomi."

"Jadi saya menyatakan ini kemungkinan besar yang ketiga, bahwa terjadi perampokan di Jiwasraya," lanjutnya.

Dugaan Said Didu diperkuat ketika melihat langkah ynag diambil oleh Jiwasraya dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut Said Didu apa yang telah dilakukan oleh Jiwasraya memiliki potensi besar untuk alami kerugian.

"Dari tiga hal yang memperkuat hipotesa saya, satu bahwa perusahaan yang sehat langsung rugi, kedua produknya," kata Said Didu.

"Saya lihat produk yang dikeluarkan resikonya sangat tinggi."

Said Didu membahas kenaehan pada investasi yang dilakukan oleh Jiwasraya.

"Ketiga adalah bahwa investasinya sangat aneh, investasi dari premi, anehnya satu sudah melanggar proporsi biasanya untuk investasi premi itu diatur oleh Kementerian Keuangan dan diawasi oleh OJK."

"Bahwa deposito harus sekian, kemudian obligasi pemerintah harus sekian, ini dilanggar semua."

"Sehingga yang terjadi adalah dia menginvestasikan di saham-saham yang saham gorengan."

"Saham gorengan itu di luar LQ45, 45 saham terbaik," lanjutnya.

Said Didu turut menyinggung soal broker-broker yang digunakan oleh Jiwasraya dalam investasi saham.

"Menariknya agen-agen yang melakukan pembelian saham ini, agen-agen sekuritas yang saya tidak kenal," ujarnya.

"Jadi bukan memakai sekuritas yang prudent seperti Danareksa, Bahana, dan lain-lain."

"Kedua, investasinya sebagian besar ke properti, kita tahu 2018 properti lagi turun."

"Jadi bisa saja dia beli properti yang tidak laku dengan harga mahal," imbuhnya.

Cara Merampok Lewat Saham dan Properti

Said Didu kemudian menceritakan bagaimana modus yang digunakan oleh pelaku pembocoran dana Jiwasraya.

Mulanya ia bercerita bagaimana di permainan saham, Jiwasraya dimanfaatkan untuk menaikkan harga saham yang tadinya murah.

Setelah harga saham menjadi naik, Said Didu mengatakan para pemilik saham murah yang sebelumnya sudah membeli di harga rendah, langsung menjual dan membagi hasilnya dengan orang dalam di Jiwasraya.

"Nah cara merampoknya, memberitahu orang untuk membeli saham yang murah,

"Setelah dia beli, Jiwasraya atau agen Jiwasraya masuk membeli di atas (lebih mahal), maka dia (harga saham yang murah) naik," katanya.

"Kemudian temannya yang dia menjual itu keluar (menjual saham yang harganya telah naik), dan bagi hasil," lanjut Said Didu.

Pada permainan properti, Said Didu menduga ada kong kali kong antara pembeli properti dengan pemilik properti yang dibeli oleh Jiwasraya.

Dimana hasil pembelian properti tersebut dibagi oleh oknum Jiwasraya dan pemilik properti.

"Kalau di properti, properti yang tidak laku dibeli, pada saat itu orang lain sudah dapat untung, karena bisa saja properti sudah ada diskon," kata Said Didu.

Kasus Jiwasraya, Tanggapan Erick Thohir hingga Dituding Terjadi Perampokan

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Asuransi JiwasrayaJiwasrayaSaid Didu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved