Dewan Pengawas KPK
Soal Dewas KPK, Feri Amsari: Semacam Tudung Saji yang Tutupi Nasi dan Sambal Basi
Direktur Pusako FH UNAND, Feri Amsari buka suara soal pelantikan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Direktur Pusako FH UNAND, Feri Amsari buka suara soal pelantikan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dilansir TribunWow.com, Feri Amsari menyebut sama sekali tak merasa bermasalah dengan lima Dewas KPK yang dilantik Jumat (20/12/2019).
Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (20/12/2019), Feri Amsari menduga lima orang hebat pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hanya digunakan untuk menutupi kebobrokan KPK.
• Pidato Perpisahan, Agus Rahardjo Sampaikan Pesan untuk Tjahjo Kumolo: Saya Titip KPK
• Sabagai Organ Baru, Ketua Dewan Pengawas KPK Tumpak Hatorangan Minta Doa Restu
Ia pun menyinggung Undang-undang (UU) KPK hasil revisi yang sempat menjadi perdebatan publik.
"Perspektif saya persis sama begitu, ini mencoba menutupi bobrok sistem KPK yang sedang buruk di bawah undang-undang yang baru dengan memilih figur yang luar biasa," kata Feri Amsari.
"Kalau bahasa saya, ini semacam tudung saji yang menutupi nasi dan sambal basi."
Melanjutkan penjelasannya, Feri Amsari menyebut orang-orang hebat pilihan Jokowi itu digunakan untuk menutupi sistem KPK yang buruk.
"Terkesan sangat bagus, begitu dibuka isinya basi," ujar Feri Amsari.
"Maka tidak ada masalah dengan figur-figur ini, tapi sistemnya buruk ."
Lebih lanjut, Feri Amsari menyebut UU KPK hasil revisi tetap akan mengganggu sistem di KPK.
Meskipun, lima Dewas yang dipilih adalah figur yang baik.
"Siapapun dipilih akan ada kendala-kendala baru, jadi jangan menutupi problematika di dalam undang-undang KPK, proses yang kemudian banyak layers-nya," ujar Feri Amsari.
"Banyak tahapan yang menggangu sistem dan segala macam dengan figur yang baik."
Menurutnya, banyak kesulitan yang ditimbulkan oleh peraturan baru di UU KPK hasil revisi.
"Karena itu akan tetap menjalani kesulitan-kesulitan baru dalam sistem di bawah undang-undang dalam sistem di bawah Undang-undang 19 tahun 2019," kata Feri Amsari.

• Jawaban Jokowi saat Ditanya soal Dewas KPK Berasal dari Penegak Hukum Aktif: Salah Dengar Kamu
Lantas, ia pun memberikan tanggapannya terkait anggota Dewas KPK, Artidjo Alkostar.
"Pak Artidjo siapa yang tidak kenal, Artidjo Alkostar adalah mantan hakim agung yang putusan-putusannya fenomenal," ujarnya.
Feri Amsari pun menyebut Artidjo Alkostar adalah sosok yang tegas.
"Banyak dibicarakan karena betul-betul diresapi publik sebagai putusan yang selayaknya diberikan pada para koruptor," ujar Feri Amsari.
"Kalau figur sih saya enggaka ada ragu ya."
Lebih lanjut, ia memberikan komentarnya terkait penunjukan Syamsuddin Haris.
"Ya Prof Syamsudin Haris punya sikap yang jelas dalam pemberantasan korupsi," kata dia.
"Profesor ilmu politik kenamaan yang punya ketegasan, catatan karier yang gemilang ya."
Menurutnya, kelima sosok Dewas KPK tak perlu diragukan keahliannya.
Ia pun mengaku enggan mengkiritik sosok lima Dewas KPK tersebut.
"Kalaupun ada perspektif politik yang kemudian akan sangat dominan dari beliau tentu itu akan membantu melihat sebuah masalah," kata Feri Amsari.
"Kalau figur saya merasa tidak ada yang bisa dikritik dari figur lima ini."
Simak video berikut ini dari menit awal:
Komentar Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasannya menunjuk lima orang dewan pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dilansir TribunWow.com, lima orang Dewas KPK telah secara resmi dilantik pada Jumat (20/12/2019).
Terkait pelantikan itu, Jokowi menyebut lima Dewas KPK yang dipilih merupakan kombinasi yang baik untuk memperkuat KPK.
Melalui tayangan YouTube KompasTV, Jumat (20/12/2019), Jokowi menyebut lima Dewas KPK itu sebagai orang yang baik.
• Bahas Dewas KPK, Haris Azhar Justru Singgung Nama Mahfud MD: Orang Baik Masuk Sistem Jadi Rusak
Jokowi pun menyampaikan alasannya menunjuk kelima orang tersebut.
"Sudah saya sampaikan, beliau-beliau ini orang baik," kata Jokowi pada awak media.
"Memiliki kapabilitas, memiliki integritas, memiliki kapasitas dalam hal-hal yang berkaitan dengan wilayah hukum."
Jokowi menyatakan, memang sengaja memilih Dewas KPK dengan latar belakang yang berbeda-beda.
"Memang kita pilih dari sudut yang berbeda-beda, ada yang mantan hakim, ada yang hakim aktif, ada juga yang mantan KPK, ada juga yang dari akademisi, ada yang mahkamah konstitusi," ujar Jokowi.
Menurutnya, perbedaan latar belakang kelima Dewas KPK itu justru akan semakin memperkuat kombinasi.
Dan diharapkan, kelima Dewas itu mampu memperkuat KPK dengan perbedaan latar belakang yang dimiliki.
• Anggota Dewas KPK Harjono, Mantan Hakim MK yang Dikenal sebagai Pelaku Perubahan UUD 1945
"Itu sebuah kombinasi yang sangat baik sehingga bisa memberikan fungsi terutama fungsi kontrol dan pengawasan terhadap komisioner KPK," kata Jokowi.
"Saya pikir ini nanti akan bekerja baik dengan komisioner."
Lebih lanjut, Jokowi menyebut alasannya memilih Tumpak Hatorangan Panggabean sebagai Ketua Dewas KPK.
Sebagai Mantan Komisioner KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean disebutnya memiliki pengalaman yang cukup sesuai.
"Ya beliau kan memiliki latar belakang, pengalaman berkaitan dengan KPK," kata Jokowi.
"Saya kira beliau adalah orang yang bijaksana."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)