Terkini Nasional
Tak Setuju UN Jadi Alat Pendaftaran, Sophia Latjuba: Kelemahan Pemerintah Jangan Dijatuhkan ke Murid
Sophia Latjuba mengaku tidak setuju jika hasil Ujian Nasional (UN) dijadikan sebagai patokan untuk seleksi pendaftaran ke jenjang lebih tinggi.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sophia Latjuba mengaku tidak setuju jika hasil Ujian Nasional (UN) dijadikan sebagai patokan untuk seleksi pendaftaran ke jenjang lebih tinggi.
Hal itu disampaikan oleh Sophia Latjuba dalam acara Mata Najwa yang tayang di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (18/12/2019).
Bermula ketika Anggota Komisi X DP, Sudewo menanyakan bagaimana cara seleksi pendaftaran sekolah kepada siswa jika tidak ada Ujian Nasional.
• Sophia Latjuba Sebut Ujian Nasional sebagai Bentuk Kemalasan Pemerintah, Begini Dasarnya
"Bentuk seleksinya apa kalau ujian nasional tidak ada?" tanya Sudewo.
Pertanyaan dari Sudewo langsung dijawab oleh Plt. Dirhen Dikdasmen Kemendikbud, Totok Suprayitno.
Totok menjelaskan hal yang menjadi patokan untuk kelulusan siswa maupun pendaftaran tidak hanya nilai ujian nasional.
"Jadi yang diberikan oleh guru oleh sekolah untuk meluluskan anak-anak tidak hanya skor nilai, tetapi bisa portofolia siswa, kemampuan spesifik siswa," jawab Totok.
"Sehingga itu bisa menjadi pertimbangan," jelasnya.
Namun, jawaban dari Totok kembali disanggah oleh Sudewo.
Menurut Sudewo, jika seleksi pendaftaran siswa dilakukan dengan cara seperti itu, maka seleki kemungkinan besar bisa bersifat tidak objektif.
"Ini unsur subjektifitasnya tinggi sekali," sanggah Sudewo.
"Tidak menjamin seleksi itu objektif, bisa karena dia punya akses ke sekolah tersebut, bisa karena punya uang banyak, diterima ke sekolah bukan karena prestasi," sambungnya.
• Terkait Ujian Nasional, Putra Nababan: Jangan Ganti Menteri, Ganti Kebijakan dan Kurikulum
Komisioner KPAI, Retno Listyarti akhirnya ikut menambahkan pernyataan dari Totok soal seleksi pendaftaran masuk sekolah tidak melulu dari nilai ujian nasional.
Retno menjelaskan untuk seleksi penerimaan siswa baru setiap sekolah bisa dengan sistem zonasi, seperti yang sudah diberlakukan saat ini.
Selain itu juga mempertimbangkan kemampuan lainnya.