Staf Khusus Presiden
Pandangan Stafsus Presiden Aminuddin Ma'ruf soal Kelompok Radikal: Saya Tak Bisa Jabarkan Vulgar
Stafsus Presiden Aminuddin Ma'ruf, menjelaskan pandangannya terhadap kelompok-kelompok radikal di Indonesia
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
Kemudian, Aminuddin Ma'ruf berbicara soal masa kerjanya yang belum ada satu bulan.
Ia mengatakan dirinya dan tim masih menyesuaikan pola kerja dan mempersiapkan internalnya terlebih dahulu.
"Kita belum terlalu masif dan intens, kita baru menyesuaikan dengan pola kerja dan sebagainya," terang Aminuddin Ma'ruf.
"Tim kami juga bahkan belum selesai di internal," imbuhnya.
• Jadi Stafsus Presiden Jokowi, Angkie Yudistia Mengaku Sering Dititipi Pesan oleh Sejumlah Orang
Video dapat dilihat di menit 6.50:
Belva Ungkap Gaya Komunikasi Stafsus Milennial di Pemerintahan
Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Adamas Belva Devara mengungkapkan bagaimana gaya komunikasi para Staf milenial di lingkup pemerintahan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), Belva mengakui dirinya dan rekan-rekannya yang merupakan Stafsus milenial memiliki gaya komunikasi yang berbeda.
"Sejujurnya enggak, beda," kata Belva.
Belva mengatakan memang perlu untuk membawa perubahan terhadap gaya komunikasi dalam ruang lingkup pemerintahan.
"Memang itu yang harus digoyang, kalau kita semuanya language-nya (bahasa) sudah sama, apa yang mau digoyang," tegas Belva.

• 9 Profil Lengkap Wantimpres Baru Jokowi: Wiranto, Soekarwo, hingga Raja Minyak Indonesia
CEO Ruang Guru tersebut menjelaskan sebagai representasi generasi milenial, dirinya dan rekan-rekannya akan berbicara apa adanya dan turut membahas Key Perfomance Index (KPI).
Sebagai perwakilan dari generasi milenial di lingkup pemerintahan, Belva menekankan akan selalu memperjuangkan apa yang menjadi isu bagi milenial di Indonesia.
"Jadi kita goyang, kita dobrak. Cara berpikir milenial ini seperti ini," ujar Belva.
"Kami blak-blakan, kami ngomongnya KPI, kami ngomongnya target, kami ngomongnya apa yang relevan di mata milenial."