Pilkada Serentak 2020
Achmad Purnomo Tanggapi Santai soal Unggul Popularitas: Mas Gibran Belum Dikenal Masyarakat
Achmad Purnomo yang jadi saingan Gibran dalam merebut posisi Wali Kota Solo mengatakan popularitas dirinya yang ungguli Gibran adalah hal normal
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo menanggapi santai keunggulan popularitasnya atas putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.
Achmad Purnomo mengatakan dirinya bisa lebih unggul mungkin karena Gibran belum begitu dikenal masyarakat Solo.
Dikutip TribunWow.com, ia mengatakan unggul dalam survei popularitas adalah hal yang lumrah terjadi.
"Kalau menurut saya suatu hal yang biasa karena Mas Gibran belum dikenal oleh masyarakat," kata Achmad Purnomo di kanal Youtube Talk Show tvOne, Senin (16/12/2019).
• Kecewa Gibran Maju, Pengamat Politik Ungkit Janji Kampanye Jokowi: Generasi Keempat Politik Dinasti
Kemudian Achmad Purnomo mengatakan untuk meraih popularitas, Gibran akan berusaha menarik suara masyarakat melalui berbagai upaya.
"Dia (Gibran) tentu akan berusaha mengenalkan dirinya," katanya.
Berbeda dengan Gibran, Achmad Purnomo mengatakan ia sudah lebih lama memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Kalau saya sudah setiap hari," ujar Achmad Purnomo.
"Secara langsung mungkin belum mengerti, banyak yang belum kenal (Gibran)," tambahnya.
Achmad Purnomo mengatakan adalah hal yang lumrah ketika Gibran melakukan blusukan-blusukan untuk memperkenalkan dirinya di masyarakat.
Ia juga mengakui dirinya telah lama berbaur dengan masyarakat melalui tugasnya sebagai Wakil Wali Kota Solo.
"Secara tidak langsung itu juga lebih memperkenalkan diri, mempererat dengan masyarakat," kata Achmad Purnomo.
Ketika ditanya soal Gibran yang kesulitan bertemu dengan dirinya, Achmad Purnomo membantah hal tersebut.
Ia mengatakan dirinya dan Gibran pernah bertemu, Achmad Purnomo juga tidak merasa dirinya sulit ditemui.
"Kita pernah bertemu saat layatan di Keraton," katanya.
"Mungkin yang dimaksud bertemu dengan Bapak Rudy," lanjut Achmad Purnomo.
Kemungkinan kalah populer
Menjawab kemungkinan popularitasnya dirinya dikalahkan oleh Gibran, Achmad Purnomo tidak memiliki masalah terhadap hal tersebut.
Kalah maupun menang popularitas menurutnya hal yang biasa terjadi dalam kontestasi Pilkada.
"Itu hal yang lumrah dalam Pemilukada," kata Achmad Purnomo.
Saat ditanyai kemungkinan mendampingi Gibran dalam Pilkada 2020, Achmad Purnomo pasrah dengan apapun keputusan PDIP.
"Itu terserah partai, kalau partai menentukan lain kita siap, rekomendasi ke saya juga siap," jelasnya.
"Karena kita kader partai yang menaati perintah partai," lanjutnya.
• Bela Gibran, Anggota DPR Hillary Bahas Keluarga Politikus, Dokter, dan Polisi: Itulah Diskriminasi
Video dapat dilihat di menit 5.50
Politisi PDIP Bantah Gibran Peroleh Keistimewaan
Politisi PDIP Deddy Sitorus membantah adanya perlakuan istimewa terhadap Gibran Rakabuming Raka saat mengurus keperluan Pilkada 2020.
Meskipun Gibran anak dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Deddy menyebut Gibran tetap mendapat perlakuan yang sama dari PDIP dengan bakal calon wali kota yang lain.
Dikutip TribunWow.com, mulanya Deddy membantah adanya perlakuan istimewa khusus Gibran dari PDIP, karena merupakan anak dari Jokowi.
"Itulah komentar kalau orang enggak paham," kata Deddy sebagai narasumber acara 'DUA ARAH' Kompastv, Senin (16/12/2019).
• Kecewa Gibran Maju, Pengamat Politik Ungkit Janji Kampanye Jokowi: Generasi Keempat Politik Dinasti
Ia kemudian menjelaskan bagaimana alur yang telah dilewati oleh Gibran.
Seluruh alur telah dilewati oleh Gibran.
Deddy mengatakan tidak ada satu pun langkah yang dilewati oleh putra sulung Jokowi tersebut.
"Mekanisme penjaringan calon kepala daerah di PDI Perjuangan, itu penjaringannya ada di DPC," jelas Deddy.
"Diperbolehkan dan banyak kasus terjadi juga mendaftar di DPD dan DPP, tidak ada istilah bypass (melewati)."
"Karena memang proses penjaringan di DPC sudah berakhir, tetapi di DPD dan DPP tidak," tambahnya.
Deddy kemudian menjelaskan kasus pendaftaran melalui DPD tidak terjadi hanya pada Gibran.
Kasus pendaftaran langsung ke DPD dikatakan Deddy tidak hanya terjadi pada kasus Gibran.
"Bahkan sampai injury time dalam mekanisme internal yang diatur PDIP itu terjadi," terang Deddy.
"Banyak kasus bisa saya tunjukkan mana yang tidak masuk, bahkan tidak mendaftar sama sekali," imbuhnya.
Keterlibatan dan pengaruh Jokowi dalam majunya Gibran bertarung di kontestasi Pilkada 2020 dibantah Deddy.
Ia kemudian mengatakan dalam sistem politik yang menggunakan perwakilan pasti terdapat praktik oligarki.
"Ada yang harus kita luruskan, oligarki. Di sistem politik seperti apa yang enggak ada oligarki?" kata Deddy.
"Dalam politik perwakilan pasti ada oligarki," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Gibran telah mendaftar sebagai bakal calon lewat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jawa Tengah, pada Kamis (12/12/2019) lalu.
Sedangkan Bobby Nasution telah mendatangi kantor Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Medan, Sumatera Utara untuk menyerahkan berkas pendaftaran sebagai bakal calon walikota Medan, Selasa (3/12/2019).
• Bela Gibran, Anggota DPR Hillary Bahas Keluarga Politikus, Dokter, dan Polisi: Itulah Diskriminasi
Video selengkapnya dapat dilihat di menit 10.45
(TribunWow.com/Anung Malik)