Terkini Internasional
Soal Tudingan China 'Rayu' Ormas Islam, Robikin Emhas: Nahdlatul Ulama Tidak Mungkin Pernah Begitu
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menanggapi laporan Wall Street Journal, soal 'rayuan' China kepad ormas islam di Indonesia.
Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
"Konstitusi China berdasarkan yang dijelaskan dan dokumen yang kemi pahami, memberikan kebebasan untuk memeluk, atau tidak memeluk suatu agama."
Meski demikian, menurut Robikin, ada masalah yang kemudian timbul dalam pelaksaan peraturan tersebut.
"Nah tetapi berikutnya di dalam peraturan pelaksanaannya, ada problem di situ, menurut pandangan kami, menurut catatan kami," ujar Robikin.
"Apa problemnya? Bahwa umat beragama hanya boleh menjalankan peribadatan di tempat-tempat peribadatan yang tersedia atau di ruang privat."
"Oleh karena itu di kantor-kantor pemerintah, di instansi-instansi di mana orang bekerja, termasuk di lembaga pendidikan yang tidak berbasis agama, tidak bisa menjalankan peribadatan."
Ia kemudian mencontohkan perbandingan dengan sebuah islamic college di Xinjiang.
"Nah kalau di Xinjiang ada islamic college, kami pernah berkunjung ke sana dalam kesempatan yang lain," kata Robikin.
"Ada universitas di sana yang pendidikannya berbasis agama, boleh beribadah."
"Ada masjid, masjidnya besar, ada pendidikan ilmu hadist, Alquran, boleh."
Hal tersebut berbeda dengan tempat lain, di mana tidak boleh melakukan peribadatan.
"Tetapi tempat yang disebut tempat vokasi itu, merupakan lembaga pendidikan yang tidak berbasis agama," ungkap Robikin.
"Sehingga Muslim Uighur di sana yang diduga terpapar virus radikalisme dan terorisme itu, tidak bisa menjalankan peribadatan."
"Tentang hal ini, kami punya konsen, waktu dubes China yang ada di Indonesia itu berkunjung ke PBNU, kami juga mengusulkan agar, kami juga memohon agar dikasih kesempatan menjalankan peribadatan."
"Sama sikap kita ketika dubes Amerika datang ke PBNU pada suatu kesempatan, kami juga menyampaikan 'Kalau di Sana Hari Natal itu libur, kenapa Muslim kalau Idul Fitri, atau agama lain tidak diliburkan?"
"Kami juga menyampaikan harapan yang sama, sebagaimana harapan kami kepada China, jadi supaya tidak salah paham," imbuhnya.
• Bela Umat Muslim Uighur, GNPF Ulama Buka Kemungkinan Boikot Produk China