Breaking News:

Terkini Nasional

Soal Rekayasa Laporan Keuangan Garuda, Rizal Ramli Ungkap Kejanggalan, Singgung Nama Rini Soemarno

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyinggung kasus pemalsuan laporan keuangan oleh jajaran direksi Garuda.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club
Rizal Ramli dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/11/2019). Rizal Ramli menyinggung nama Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli buka suara soal polemik Garuda Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, Rizal Ramli menyinggung kasus pemalsuan laporan keuangan oleh  jajaran direksi Garuda.

Melalui tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rizal Ramli menyinggung nama Mantan Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Disebutnya, Rini Soemarno adalah pihak yang melindungi direksi Garuda saat Rizal Ramli usulkan pemecatan.

Ari Askhara Dicopot dari Dirut Garuda Indonesia, Sejumlah Sejumlah Karyawan Syukuran Tumpengan

Ungkap Kedekatan Oknum Pramugari dengan Ari Askhara, Pramugari Garuda: Saksi yang Masih Hidup Banyak

Mulanya, Rizal Ramli membuka adanya pemalsuan laporan keuangan Garuda.

Kala itu, Rizal Ramli mengaku salut Garuda bisa untung.

"Tiba-tiba, awal tahun ini saya kaget Garuda mengumumkan keuntungan (Rp) 11,3 miliar, saya sempat kasih selamat sama direksi Garuda, kagum juga di luar perkiraan saya kok bisa untung," ujar Rizal Ramli.

"Tapi saya dikasih tahu 'Pak hati-hati ini ada rekayasa keuangan abal-abal'," sambung dia.

Menurut Rizal Ramli, aksi pemalsuan laporan keuangan itu merupakan tindakan kriminal.

Bahkan, disebutnya direksi Garuda kala itu hanyalah penjilat.

"Yang keuntungannya ada perusahaan dikasih hak izin wifi, keuntungannya 10 tahun ke depan hampir 240 juta dolar, nyaris (Rp) 3 triliun, dibukukan hari ini," kata Rizal Ramli.

"Seolah-olah udah untung, ini rekayasa keuangan yang betul-betul buatan, fulgar, hanya buat nunjukin buat menjilat bahwa garuda untung."

Lantas, Rizal Ramli pun menyinggung status Garuda yang merupakan perusahaan milik negara.

"Mohon maaf, itu sebetulnya ilegal, kriminal, karena ini perusahaan go public," ucap dia.

"Bayangkan kalau semua perusahaan go public kita memberikan informasi investor yang sebetulnya abal-abal."

Rizal Ramli dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/11/2019). Rizal Ramli menyoroti adanya rekayasa laporan keuangan oleh direktur Garuda.
Rizal Ramli dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/11/2019). Rizal Ramli menyoroti adanya rekayasa laporan keuangan oleh direktur Garuda. (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)

 

Soal Ketidakadilan Ari Askhara, Pramugari Senior Bahas Keiistimewaan Oknum Terdekat Eks Dirut Garuda

Sebut Kebijakan Tak Manusiawi Ari Askhara, Pramugari: Ketika Diprotes, Mereka Bilang Kata Bapak

Terkait hal itu, Rizal Ramli menduga adanya kejanggalan.

Saat mengkritisi rekayasa laporan keuangan itu, Rizal Ramli justru dibantah banyak ahli.

"Tapi Bang Karni, saya aneh waktu saya ungkapkan ini saya dibantah oleh banyak ahli-ahli," ujar Rizal Ramli.

"Ahli-ahli kaleng-kalengan."

Rizal Ramli lantas mengaku prihatin dengan kondisi saat itu.

"Ada ahli marketing, jagoan, yang menyamar jadi ahli keuangan dan akuntan, yang mengatakan ini wajar dan tak masalah," beber dia.

"Saya sedih betul ya, bangsa kita ini banyak yang pinter dan hebat."

Lebih lanjut, ia menyebut banyaknya pihak yang menjilat demi mendapatkan jabatan di negeri ini.

"Tapi keinginan untuk mengabdi dengan cara menjilat itu luar biasa," kata dia.

"Melupakan etika, melupakan logika, dan melupakan profesionalisme."

Menurut Rizal Ramli, negeri ini sebenarnya banyak sosok hebat.

"Kalau bangsa kita kan banyak hari ini yang pinter-pinter, hebat-hebat, kalau tetap sesuai dengan logika, etika dan profesionalisme bangsa kita maju," kata dia.

"Tapi banyak ahli kaleng-kaleng yang dimuat di media seolah-olah tidak ada masalah."

Lebih lanjut, ia menyebut sempat mengusulkan direksi Garuda diberhentikan.

Namun, Rizal Ramli menyebut Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno selalu menjadi pelindung direksi Garuda.

"Waktu itu kami sarankan supaya direksi dipecat," ungkap Rizal Ramli.

"Tapi tidak dipecat, dilindungi oleh Ibu Rini Soemarno."

Simak video berikut ini menit 5.40:

Tradisi Manipulasi Laporan Keuangan

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) , Hariyadi Sukamdani terang-terangan menyebut kejanggalan laporan keuangan maskapai Garuda Indonesia.

Maskapai Garuda Indonesia kini menjadi sorotan seusai Mantan direksi Utamanya, Ari Askhara kepergok menyelundupkan spare part motor Harley Davidson di pesawat.

Dilansir TribunWow.com, terkait hal itu, Hariyadi Sukamdani juga menduga adanya tindakan manipulasi terhadap laporan keuangan Garuda.

Hal itu disampaikan Hariyadi Sukamdani melalui tayangan YouTube KOMPASTV, Jumat (7/12/2019).

Klarifikasi Iis Dahlia soal Suami Satrio Dewandono dan Harley Selundupan di Pesawat Garuda Indonesia

Mulanya, Hariyadi memberikan imbauan pada Menteri BUMN Erick Thohir untuk memperbaiki proses rekrutmen petinggi Garuda.

"Menurut saya, proses rekrutmen juga yang benar ya," ucap Hariyadi.

Lantas, ia pun menyinggung proses seleksi di BUMN yang begitu ktetat.

"Kemarin kan tanda petik ya, kita kan juga melihat seleksi di BUMN itu sangat ketat," ujar Hariyadi.

Menurut dia, karakter petinggi BUMN yang sebetulnya tak layak tak hanya terjadi di Garuda.

"Yang kita tidak tahu adalah karakter seperti ini bukan cuma kali ini," ujar Hariyadi,

Bahkan, dia menjelaskan bahwa terdapat kebiasaan memanipulasi laporan keuangan di lingkungan BUMN.

"Kita bisa lihat kok practice business juga, memanipulasi laporan keuangan itu parah banget," ujat dia.

"Saya juga enggak ngerti deh itu gimana, kebetulan saya dulu juga belajar akutansi lah ya, kita semua yang belajar akutansi bingung juga."

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

Tags:
Garuda IndonesiaRizal RamliRini Soemarno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved