Breaking News:

Ledakan di Monas

Ahli Pertanyakan Sumber Ledakan di Monas: Granat Asap Hanya Buat Pengalihan, Mungkin Granat Nanas

Apakah granat asap bisa meledak dan melukai seperti di Monas? Ini Kata Ahli Kimia Joddy Arya Laksmono serta Pakar militer dan intelijen Beni Sukadis.

Editor: Lailatun Niqmah
YouTube KOMPASTV
Konferensi pers yang dilakukan oleh Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya terkait dengan ledakan di Monas 

“Sebetulnya fungsinya adalah sebagai alat penanda untuk zona sasaran atau pendaratan,” tutur peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono M.T. kepada Kompas.com, Selasa.

Joddy menjabarkan, ada dua jenis granat asap yang jamak digunakan.

Pertama, granat asap warna-warni yang cenderung aman jika seseorang terpapar.

Jenis kedua adalah granat asap penyembunyi.

Joddy mengatakan, bahan kimia utama yang ada dalam granat ini adalah hexachloroethane-zinc (HC), atau campuran dari asam terephthalic (TA).

“HC ini sebetulnya senyawa yang memiliki risiko. Kalau terserap kulit dalam konsentrasi yang tinggi, efek utamanya korban akan merasa depresi. Istilahnya memiliki reaksi eksotermis. Jadi jika terpapar, selama beberapa saat badan masih merasa panas meskipun sudah tidak ada lagi asapnya,” kata dia.

Senyawa HC yang membahayakan kulit dapat diantisipasi dengan membasuh kulit dengan air.

Soroti Ledakan Granat di Monas, Melaney Ricardo Turut Prihatin: Ketakutan Pasti Ada

Kejanggalan

Satu-satunya granat asap yang dapat meledak adalah granat asap berbahan fosfor putih.

Granat ini identik dengan sebutan “bom fosfor”.

Joddy menyebut, fosfor ini mampu melukai seseorang, namun bukan dengan cara menghancurkan anggota tubuh seperti yang terjadi pada dua tentara korban ledakan Monas.

“Jika terkena tubuh, bisa menyebabkan luka bakar yang cukup parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” ujar dia.

Bom fosfor masuk dalam kategori senjata kimia yang berbahaya, bahkan dilarang penggunaannya dalam perang lantaran bisa mematikan warga sipil.

Pelarangan bom fosfor dalam perang jauh diteken pada Konvensi Persatuan Bangsa-bangsa tentang Senjata Konvensional Tertentu di Jenewa, Swiss, 1980.

Ledakan bom fosfor dapat dikenali dengan mudah, karena ia menyemburkan fosfor putih yang padat seperti kembang api ketika meletus.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
GranatLedakan di MonasLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved