Terkini Daerah
Hasil Tes Urine Pilot Batik Air yang Pesawatnya Mendarat Darurat di Kupang
Aparat Kepolisian Daerah NTT telah memeriksa urine Djarot Harnanto, pilot pesawat Batik Air yang pingsan dalam penerbangan Jakarta - Kupang.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Menurut Hamidin, kejadian ini merupakan kejadian luar biasa dan bukan karena kuasa manusia.
Ia juga memuji cara kerja pilot, karena merupakan senior penerbangan yang terlatih dan menjadi instruktur.
Sebelumnya diberitakan, pesawat Batik Air seri A-320 dengan nomor penerbangan ID-6548, rute Cengkareng-Kupang, mendarat di Bandara El Tari Kupang, Minggu siang.
Sang pilot bernama Djarot Harnanto disebut-sebut pingsan di dalam pesawat.
Beruntung, pesawat akhirnya berhasil mendarat mulus di bandara.
Pesawat pun ditarik menggunakan mobil push back dari ujung landasan bandara menuju ke pelataran pesawat.
Pilot tersebut kemudian dievakuasi oleh tim medis, ground handling, beserta petugas pengamanan Angkasa Pura I.
Pilot langsung dibawa ke rumah sakit Siloam.
Penjelasan Batik Air
Pihak Batik Air memberikan penjelasan lengkap mengenai insiden tersebut.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, tindakan operasi sudah dijalankan sesuai prosedur.
Menurut dia, penerbangan ID-6548 sudah dipersiapkan dengan baik.
• Pengamat Politik Ujang Nilai Wajar Ada Pihak yang Tolak Ahok di BUMN: Tahu-tahu Diplot Jadi Dirut
"Batik Air membawa tujuh kru dan 148 tamu," ujar Danang kepada Kompas.com, Minggu sore.
Danang menjelaskan, sebelum diberangkatkan, pesawat Airbus 320-200CEO registrasi PK-LUF itu sudah melalui pemeriksaan lebih awal (pre-flight check) dan seluruh kru menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan laik terbang (airworthy for flight).
Pesawat mengudara pada pukul 09.12 WIB dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta dan jadwal mendarat di Badara El Tari Kupang pada pukul 12.40 WITA.
"Sebelum menurunkan ketinggian, Pilot in Command (PIC) dalam hal ini pilot merasa adanya gangguan kesehatan dengan indikasi pusing berat, sehingga membuat konsentrasi terpecah dan lemas," kata Danang.