Kabar Tokoh
Rocky Gerung Nilai Akal Sehat Pers Kembali Pulih, Ada Faktor Gabungnya Prabowo Subianto ke Jokowi
Pengamat Politik, Rocky Gerung mengaku senang banyak media yang mulai mengkritisi kebijakan pemerintah.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
"Dan di situ kita akan tuntut bagaimana ketajaman pers bisa terhubung dengan kegelisahan masyarakat."
"Jadi pers harus mampu membaca kegelisahan masyarakat, nggak mungkin lagi dia tutup-tutupin," kata Rocky Gerung.
Lihat videonya sejak menit awal:
Rocky Gerung Nilai Politik di Indonesia seperti Gunung Everest
Rocky Gerung mengatakan bahwa situasi politik di Indonesia itu seperti perjalanan naik gunung.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung melalui channel Youtubenya Rocky Gerung Official pada Jumat (7/11/2019).
Rocky Gerung mengatakan, bahwa politik di Indonesia itu seperti turbulensi.
• Mahfud MD Jadi Menko Polhukam, Rocky Gerung: Justru Dia Mulai dengan Mengancam Masyarakat
Turbulensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan goncangan pada tubuh pesawat.
"Turbulence (turbolensi), itu sama seperti ke Kathmandu visit ke basecamp Everest," kata Rocky Gerung.
Kemudian, Rocky Gerung menjelaskan bahwa politik di Indonesia itu sama berbahaya dengan Bandara Lukla di Nepal.
"Dari Kathmandu kita naik pinoter yang cuma 8-9 orang ke Bandara namanya Lukla, Bandara Lukla itu bandara paling berbahaya di dunia itu, karena cuma boleh satu kesempatan mendarat."
"Depannya dinding, belakangnya jurang jadi kalau gagal mendarat ya udah selesai," ujar Rocky Gerung.
Pasalnya, Rocky Gerung menganggap banyak sekali permasalahan yang tengah dialami oleh Indonesia hingga membuat kepanikan.
"Nah politik Indonesia itu kira-kira begitu tuh, orang cemas dengan keadaan politik buruk, ekonomi memburuk, intrik di dalam kabinet juga memburuk, kemampuan daya beli masyarakat menurun, dan semua variable itu seperti Turbulence kalau di Himalaya," jelas politisi asal Manado itu.
Bedanya, bencana alam dianggap tidak ada konsekuensinya dan mutlak.