Isu Radikalisme
Bahas Radikalisme hingga Iuran BPJS, Ini Harapan Sudjiwo Tedjo pada NasDem dan PKS: Oposisi Ngapain?
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari istilah radikalisme yang kini tengah ramai diperbincangkan publik.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari istilah radikalisme yang kini tengah ramai diperbincangkan publik.
Hal itu disampaikannya melalui acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (6/11/2019).
Sudjiwo Tedjo bahkan juga menyinggung soal kabar kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Menurut Sudjiwo Tedjo, istilah radikal tidak memiliki arti menentang pancasila.
• Di ILC, Mahfud MD Blak-blakan Ungkap Sosok Penyebar Radikalisme di Indonesia: Nanti Jadi Masalah
• Sudjiwo Tedjo Ungkap Makna Radikalisme hingga Singgung soal Iuran BPJS: Sampai Kejang-kejang Diancam
Sebab, menurutnya pancasila itu tak pernah ada.
"Pertanyaan saya sekarang, pancasila itu ada enggak sih? Bagi saya enggak ada Pak, jujur," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Yang ada gambar garuda pancasila ada, teks pancasila ada, tapi pancasila itu enggak ada, siapa yang mau anti terhadap sesuatu yang enggak ada?."
Sudjiwo Tedjo mengungkapkan bahwa jika pancasila ada, masyarakat tak mungkin diharuskan untuk membeli air.
Ia juga menyatakan bahwa jika pancasila ada, semua manusia pasti berlomba-lomba mendekat ke sisi Tuhan.
"Kalau pancasila itu ada air kita enggak beli, lapangan kerja gampang, perusahaan-perusahaan saldonya (Rp) nol karena enggak mengejar keuntungan, harta tidak ditulis harta tapi di depan Tuhan," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Sekarang yang diperjuangkan teman-teman, saya barusan ngisi acara di Jember, Masyarakat Akuntansi Multi Paradigma Indonesia, dia akan merancang saldo (Rp) nol."
Ia lantas memberikan contoh tentang tidak adanya pancasila dalam masyarakat.
"Itu baru pancasila, nah ini kan kayak orang sudah menikah Pak Karni, suami istri menikah enggak pernah ngomong, enggak seranjang," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Terus bilang ke anaknya, 'Kamu jangan anti-pernikahan ya, bapak ini sama ibumu menikah', itu bukan menikah, kertas nikahnya ada."
Menurutnya, radikal tak dapat diartikan sebagai tindakan anti-pancasila.