Isu Radikalisme
Bahas Radikalisme hingga Iuran BPJS, Ini Harapan Sudjiwo Tedjo pada NasDem dan PKS: Oposisi Ngapain?
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari istilah radikalisme yang kini tengah ramai diperbincangkan publik.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Makanya jangan radikal adalah yang anti-pancasila, loh pancasilane endi (pancasilanya mana -red)?," tanya Sudjiwo Tedjo.
"Kayak orang sembahyang, saya pakai sembahyang supaya umum. Jadi banyak orang sembahyang tapi sembahyangnya enggak ada."
• Kritik Usulan Jokowi soal Istilah Manipulator Agama bagi Pelaku Radikal, Sudjiwo Tedjo: Itu Politisi
• Keras, Politisi PKS Bongkar Siapa Pelaku Radikalisme di Indonesia saat Hadir di ILC: Jangan Ditutupi
Lantas, pria asal Jawa Timur itu juga menyinggung soal aktivitas ibadah berbagai umat beragama.
"Sembahyang tapi nonton film buka layar, yang belakang silau, sembahyang tapi buang sampah sembarangan, dia sembahyang tapi sembahyangnya enggak ada," kata Sudjiwo Tedjo.
"Sama aja, pancasila, pancasilane ora ono (pancasilanya enggak ada -red)."
Sudjiwo Tedjo menyimpulkan bahwa radikal tak dapat diartikan sebagai tindakan aanti-pancasila.
"Jadi definisi radikal Pak Irfan, jangan yang anti pancasila, anti sesuatu yang ada gitu loh pak," kata Sudjiwo Tedjo.
Ia juga menyinggung nama presiden dan wakil presiden RI.
"Anti Pak Jokowi, anti Pak Ma'ruf Amin, atau anti siapa yang ada, pancasila enggak ada menurut saya," ujar Sudjiwo Tedjo.
Tak hanya itu, Sudjiwo Tedjo juga menyinggung soal iuran BPJS Kesehatan.
Diketahui, Jokowi belum lama ini telah menyetujui kenaikan iuran BPJS Kesehatan hingga 100 persen.
"Kalau ada masa iuran kesehatan sampai kejet-kejet (kejang-kejang -red) masyarakat diancam enggak boleh perpanjang SIM, (pancasila) dari mana gitu loh?," tanya Sudjiwo Tedjo.
Lantas, ia juga menyinggung tentang kabar akan bergabungnya Partai NasDem dan PKS.
"Apa gunanya NasDem sama PKS bergabung nanti, kalau enggak bayar BPJS, SIM enggak bisa diperpanjang sama paspor?," kata Sudjiwo Tedjo.
"Saya tagih kalian, ngapain kalian oposisi?."