Terkini Internasional
Penjaga Hutan Amazon Paulo Paulino Guajajara Dibunuh Pembalak Liar, Tetap Berjuang meski Takut
Paulo Paulino Guajajara, pemuda dari komunitas suku asli di hutan Amazon, Brasil, tewas ditembak pembalak liar.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Paulo Paulino Guajajara, pemuda dari komunitas suku asli di hutan Amazon, Brasil, tewas ditembak pembalak liar.
Ini adalah akhir kisah seorang pejuang lingkungan yang hendak menyelamatkan Amazon dari penebangan pohon ilegal.
Guajajara dilaporkan diserang dan terkena tembakan di bagian kepala saat tengah berburu, Jumat (01/11).
• Kisah Xenia Karayiannis, Hidup dalam Bayang-bayang Mimpi Buruk karena Invasi Turki hingga Difilmkan
Saat itu ia berada di kawasan hutan lindung milik kelompok adat, Arariboia, di negara bagian Maranhao.
Guajajara merupakan anggota Guardian of the Forest, sebuah kelompok yang dibentuk untuk melawan kartel pembalakan liar di kawasan tersebut.
Pembunuhan terhadap Guajajara menunjukkan kekerasan yang semakin kerap terjadi terhadap orang-orang yang berupaya melindungi Amazon.
Lembaga sipil nirlaba, Survival International, yang mengadvokasi komunitas rentan, menyebut sebelumnya tiga anggota Guardian of the Forest tewas.
Serangan itu juga menyasar sanak famili mereka.
September lalu, seorang pejabat pemerintahan yang bekerja untuk melindungi masyarakat adat juga dibunuh di Tabatinga, kota di sisi barat laut Amazon.
Presiden Brasil yang dikenal populis, Jair Bolsonaro, disorot publik dalam negeri dan internasional.
Ia dikritik karena gagal melindungi para pejuang Amazon.
Bolsonaro kerap menyatakan mendukung petani dan para penebang pohon yang bekerja di Amazon.
Di sisi lain, ia mengkritik para pengkampanye lingkungan dan memotong anggaran badan lingkungan hidup Brasil.
Menteri Hukum Brasil, Sergio Moro, mengatakan bahwa kepolisian di tingkat federal tengah menyelidiki pembunuhan terhadap Guajajara.
"Kami akan membuang waktu sia-sia untuk menyeret pelaku ke meja hijau," ujarnya.
• Pemerintah India Berencana Awasi dan Lacak Pesan di Medsos dan WhatsApp, Ini Alasannya