Kabinet Jokowi
Bahas Radikalisme, Rocky Gerung Ungkap Ditolak Berbagai Kampus hingga 6 Kali: Kampusnya Digembok
Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran saat di acara Rosi Kompas TV.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (31/10/2019).
Mulanya, Rocky Gerung menyinggung masalah penumpasan radikalisme yang menjadi satu di antara fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan.
Menurut Rocky Gerung tidak ada yang perlu ditakutkan dari ide radikal.
Pasalnya, ide radikal bisa dicegah dengan kritisisme.
"Apa yang ditakutkan dari radikal saya terusin sekali lagi, ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme," kata Rocky Gerung dikutip TribunWow.com dari Kompas TV .
Kemudian, Rocky Gerung menyinggung kampus-kampus di Indonesia dianggap menjadi awal ide radikalisme.
Namun, ia justru ditolak oleh beberapa kampus.
Padahal, Rocky Gerung mengatakan dirinya hendak ke kampus justru akan mencegah ide radikalisme dengan kritisisme.
"Nah di kampus radikalisme dianggap bersemayam di situ, sebulan ini saya enam kali dilarang masuk kampus."
"Padahal saya mau mengucapkan critical discourse (Wacana Kritis)." kata Rocky Gerung.
Pengamat politik 60 tahun tersebut menyayangkan, dirinya yang dicegah masuk kampus.
Padahal ia ingin membuat dialog bantahan yang membahas tentang radikal.
"Kalau pemerintah mau mencegah radikalisme kasih pikiran kritis, makanya saya ke kampus, kampusnya digembok, Rocky Gerung tidak boleh masuk."
"Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dealetika dalam pikiran. Kasih outlet radikalisme itu," ungkapnya.
• Rocky Gerung dan Dosen UI Debat Sengit soal Menerima Prabowo, Presenter Rosi sampai Turun Tangan