Breaking News:

Buzzer Medsos

Budi Setyarso Didebat Pegiat Medsos Eko Kuntadhi, Karni Ilyas Turun Tangan

Karni Ilyas selaku pembawa acara sempat memberi imbauan cukup keras bagi pegiat media sosial, Eko Kuntadhi.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Channel Youtube Indonesia Lawyers Club
Karni Ilyas selaku pembawa acara sempat memberi imbauan cukup keras bagi pegiat mediapada Selasa (8/10/2019).sosial, Eko Kuntadhi (kanan). 

TRIBUNWOW.COM - Momen menarik terjadi saat acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' pada Selasa (8/10/2019).

Karni Ilyas selaku pembawa acara sempat memberi imbauan cukup keras bagi pegiat media sosial, Eko Kuntadhi.

Hal itu terjadi ketika Eko Kuntadhi ingin mendebat pernyataan jurnalis, Budi Setyarso.

Mulanya, Budi Setyarso menyanggah soal pendapat bahwa media bisa mengeluarkan informasi atau pertanyaan seenaknya saja.

Meskipun media mendapat hak jawab melalui Dewan Pers.

Media juga bisa mendapat risiko buruk terkait profesinya.

"Yang kedua saya kira tadi media pun tidak bisa memelintir seenaknya dan tanpa ancaman," ungkap Budi.

Menurut Budi, ancaman itu bukan secara langsung muncul.

Dahnil Anzar Sebut Ada Faktor Ekonomi yang Picu Munculnya Buzzer: Mereka pada Nganggur Bang

Media yang sering menyampaikan informasi keliru akan banyak ditinggal oleh masyarakat.

"Karena mungkin bukan ancaman langsung, tapi media yang berkali-kali menyampaikan fakta yang salah tentunya akan mati karena kredibilitas mereka hancur publik tidak percaya lagi," jelas Budi.

Sehingga, hukuman bukan secara fisik terjadi.

"Saya kira hukumannya adalah yang sangat alami, sangat natural bukan hukuman fisik," imbuhnya.

Tak hanya itu, pegawai media yang berbuat keliru juga bisa terancam pidana.

"Bahkan kalau memang tapi apa itu namanya betul-betul berita bohong gitu saya kira bisa menuntut dan ada hukuman pidananya juga," ujar Budi.

Sebut Buzzer Bisa Jadi Influencer, Analis Media Sosial Singgung Follower dan Tanggapan Warganet

Lantas, Karni Ilyas menegaskan bahwa pernyataan Budi tadi merupakan hak jawab atas pernyataan Eko Kuntadhi.

"Mas Eko hak jawab dari dia, dia jawab balik. Dia hanya memberikan," ujar Karni Ilyas.

Belum berhenti memberikan pernyataan, Eko lantas berusaha menjawab balik.

"Saya bisa-bisa jawab enggak tadi," tanya Eko.

Menanggapi Eko, Karni Ilyas mengimbau pria berkacamata itu untuk berhenti mendebat.

"Kalau jawab terus, Anda berdua aja bisa?," ujar Karni Ilyas.

Meski sudah diperingati Karni Ilyas, Eko tetap melanjutkan jawabannya.

Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi turut diundang dalam acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' pada Selasa (8/10/2019).
Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi turut diundang dalam acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' pada Selasa (8/10/2019). (Channel Youtube Indonesia Lawyers Club)

Sentil Eko Kuntadhi soal Buzzer, Haikal Hassan: Bukan Mencerahkan Publik Bang, Ini Mencelakai Publik

"Kalau saya cuma membahas soal radikalisme itu bukan dari media sosial, tim seleksi Bu Gayatri yang ngomong bahwa mereka serius ngomong soal antiradikalisme di KPK," tutur Eko.

"Artinya apa ini, meluruskan apa yang," jawab Karni Ilyas kemudian.

Lalu, Budi lantas meminta agar Eko mengecek media terkait masalah buzzer tersebut.

"Itu sih bisa dikroscek di media juga kalau rentetannya seperti apa kan gampang sekali ada jejak digitalnya gitu," kata Budi.

Lihat videonya mulai menit ke 14-45:

Eko Kuntadhi Disentil Haikal Hassan soal Buzzer 

Di kesempatan yang sama, Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan juga banyak mengkritik tulisan-tulisan buzzer dan menyentil Eko Kuntadhi.

"Satu jam sebelum ke sini, saya coba print di rumah, ternyata segini bundelan yang perlu temen-temen ketahui sebuah contoh buzzer, ini random saja," kata Haikal sambil memamerkan setumpuk kertas.

Lantas, Haikal membacakan tulisan-tulisan yang telah dipegangnya tersebut.

"'Lewat aksi 212, 414 yang dianggap dijadikan momen angka asyik yang dimotori gerakan Islam radikal, GNPF MUI'. Dari mana radikalnya?," ucap Haikal.

Tak lupa, Haikal turut membacakan tulisan yang ditulis oleh relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ninoy Karundeng saat Pilpres 2019.

Ninoy Karundeng sendiri baru ramai diperbincangkan setelah mengaku pernah diculik.

"'Para penganut khalifah keluar kandang, kami bukan hewan'. Yang tulis Ninoy," kata Haikal.

"'Setelah Rizieq terasingkan diri sampai meninggal pun Indonesia enggak akan rugi' coba lihat," lanjut Haikal.

Lantas, Haikal turut membacakan tulisan yang dianggapnya sangat kejam.

"Ada yang lebih jahat lagi sekali ini, biar lebih tahu loh buzzer itu seperti apa, seperti ini."

"'Untuk menghancurkan, mendiskreditkan pemerintah, makar, teror, rampok, itu halal bagi mereka'. Ajaran siapa?," kata Haikal bertanya-tanya.

Haikal membantah bahwa kelompoknya ingin menguasai pemerintahan.

Padahal menurutnya, sudah banyak 'penjahat' di dalam institusi pemerintahan itu sendiri.

 Haikal Hassan Protes di ILC soal Video Ninoy Karundeng, Karni Ilyas Bela Diri: Tugas Saya Bawa Acara

"Coba lihat ikhwanul muslimin, wahabi, salafi, khilafah menguasai jagad kementerian dan pemerintah loh siapa yang menguasai? BUMN pun mereka berselingkuh dengan para mafia, koruptor, politikus, tanpa jiwa yang muaranya," kata dia.

Kemudian, ia turut menyindir buzzer yang datang ke ILC.

"Ini semua ditulis oleh temen-temen buzzer yang orangnya juga di sini soalnya," sindirnya disusul tawa penonton.

Lalu, Haikal membacakan artikel milik Eko Kuntadhi.

Ia menjelaskan, tulisan Eko Kuntadhi salah kaprah.

Tulisan itu mengatakan bahwa Tauhid tidak ada benderanya.

Sedangkan, menurut hadits bendera Tauhid itu memang adanya.'

Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan melayangkan protes ke presenter ILC Karni Ilyas perihal tayangan video pegiat media sosial Ninoy Karundeng.
Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan melayangkan protes ke presenter ILC Karni Ilyas perihal tayangan video pegiat media sosial Ninoy Karundeng. (Capture YouTube Talk Show tvOne)

 

 Dengar Jawaban Pegiat Media Sosial yang Dituduh jadi Buzzer Istana, Politisi Gerindra Tertawa

"Ini ada lagi, ini 'Bendera HTI bukan bendera Tauhid, bendera Tauhid, Tauhid enggak ada benderanya'. Ini bukan mencerahkan publik Bang Eko, ini mencelakai publik," seru Haikal.

Sehingga, Haikal meminta agar Eko Kuntadhi berhenti membawa masalah agama agar tak dipermalukan.

"Hadits nabi itu ada. Saran saya, bukan tokoh agama enggak usah bawa-bawa agama nanti dipermalukan," imbau Haikal

"Hadits soalnya, jangan, jangan sekali-sekali lagi dilakukan," imbuhnya.

Lihat videonya mulai menit ke- 3:30:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Budi SetyarsoEko KuntadhiKarni IlyasIndonesia Lawyers Club (ILC)Buzzer
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved