Pria LGBT Dibunuh Ibu
Pria LGBT yang Dibunuh Ibu Kandungnya, Ternyata Sering Komunikasi dan 'Konsultasi' ke Eksekutor
Seorang pria bernama Carudin (32) menjadi korban pembunuhan oleh ibu kandungnya sendiri lantaran memiliki orientasi seks menyimpang atau LGBT.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Seorang pria bernama Carudin (32) menjadi korban pembunuhan oleh ibu kandungnya sendiri lantaran memiliki orientasi seks menyimpang atau LGBT dan sering melakukan kekerasan.
Diekatahui kasus pembunuhan ibu kepada anaknya ini dilakukan dengan menyewa lima eksekutor berinisial WRSN (55), WRD (27), PJ (17), BJ (16), dan IG (30).
Korban lantas dibunuh berdasarkan intruksi DRH di kawasan Hutan Lindung Gunung Kalong, Desa Cikawung, Blok Ciselang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/8/2019).
• Ngaku sebagai LGBT, Pria Beristri 4 Tewas Dieksekusi Lima Pembunuh yang Disewa sang Ibu
Dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube TribunJabar Video, Jumat (27/9/2019), disebutkan eksekutor, sebelum dihabisi, ternyata korban sering berkomunikasi dengannya.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Indramayu, AKBP M Yoris MY Marzuki dalam konferensi pers kasus tersebut, Jumat (27/9/2019).
Yoris menuturkan bahwa korban saat itu yang mengetahui eksekutor seorang dukun, meminta agar ibunya 'diobati'.
Korban saat itu meminta agar ibunya bisa 'disembuhkan' agar tak sering marah-marah padanya.
"Korban juga sering berkomunikasi dengan pelaku ini, sama W," ujar Yoris.
"Ini pada saat berkomunikasi korban juga meminta ibunya untuk diobati karena sering marah-marah. Ini pengakuan dari W," sebutnya.
Pelaku menuturkan baik pelaku utama, DRH dan korban, keduanya meminta permintaan yang sama.
DRH, juga mulanya hanya meminta pada eksekutor untuk mengobati korban yang sering melakukan kekerasan.
• Diduga Sakit Hati Istri Selingkuh, Seorang Ayah di Demak Habisi Nyawa Anak, lalu Bunuh Diri
Saat itu, DRH hanya tahu jika eksekutor merupakan dukun atau orang pintar yang bisa menyembuhkan seseorang.
"Awal kejadian, bermula 3 bulan sebelum kejadian ibu korban selalu datang ke seseorang bernama W ini, yang mengaku sebagai orang pintar yang mengaku bisa mengobati," ungkap Yoris.
Disebutkan Yoris, DRH saat itu mengeluhkan anaknya sering melakukan penyaniayaan hingga menjual asetnya.
"Ibu korban memang meminta untuk anaknya diobati karena sering memukul, menganiaya ibunya sering mengancam, dan sering menjual barang-barang milik orangtuanya," jelas Yoris.