Breaking News:

Pria LGBT Dibunuh Ibu

Keterangan Polisi soal Ibu Bunuh Anaknya yang LGBT: Kronologi, Alur Ungkap Pelaku, dan Jeratan Hukum

Polisi memberikan keterangan perihal kasus pembunuhan seorang ibu kepada anak kandungnya di Indramayu dengan menyewa lima orang eksekutor.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kapolres Indramayu, AKBP M Yoris MY Marzuki saat melakukan konferensi pers ibu bunuh anak kandung yang LGBT di Mapolres Indramayu, Jumat (27/9/2019). 

"Awal kejadian, bermula 3 bulan (bulan Mei) sebelum kejadian ibu korban selalu datang ke seseorang bernama W ini, yang mengaku sebagai orang pintar yang mengaku bisa mengobati," ungkapnya.

Saat itu DRH meminta kepada W agar korban diobati karena sering memukulnya.

"Ibu korban memang meminta untuk anaknya diobati karena sering memukul, menganiaya ibunya sering mengancam, dan sering menjual barang-barang milik orangtuanya ini," jelas DRH.

Hingga pada akhir Agustus, ternyata korban tak sembuh juga.

Hingga munculah niat DRH ingin meleyapkan nyawa korban.

"Tersangka meminta kepada W dan juga IG (DPO) untuk melakukan pembunuhan, untuk menghabisi nyawa anaknya."

IG mengumpulkan teman-temannya sebanyak 5 orang dan pada hari Senin (26/8/2019) pagi.

DRH lantas menyewa lima pembunuh bayaran berinisial WRSN (55), WRD (27), PJ (17), BJ (16), dan IG (30).

Pembunuhan oleh sang ibu berinisial DRH (5) kepada anak kandungnya, Carudin (32) terjadi di kawasan Hutan Lindung Gunung Kalong, Desa Cikawung, Blok Ciselang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Senin (26/8/2019).
Pembunuhan oleh sang ibu berinisial DRH (5) kepada anak kandungnya, Carudin (32) terjadi di kawasan Hutan Lindung Gunung Kalong, Desa Cikawung, Blok Ciselang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Senin (26/8/2019). (YouTube TribunJabar)

Namun ternyata disebutkan eksekutor, sebelum dihabisi, ternyata korban sering berkomunikasi dengan pelaku terutama W.

Yoris menuturkan bahwa korban saat itu yang mengetahui eksekutor seorang dukun, meminta agar ibunya 'diobati'.

Korban saat itu meminta agar ibunya bisa 'disembuhkan' agar tak sering marah-marah padanya.

"Korban juga sering berkomunikasi dengan pelaku ini, sama W," ujar Yoris.

"Ini pada saat berkomunikasi korban juga meminta ibunya untuk diobati karena sering marah-marah. Ini pengakuan dari W," sebutnya.

Kemudian, korban diajak oleh pelaku ke sebuah tempat, pinggir sungai di lereng gunung.

"Setelah itu korban diajak ke pinggir sungai, di daerah perbukitan sana, di pinggir gunung, untuk diobati," papar Yoris.

Halaman
1234
Tags:
LGBTPolisiJawa BaratIndramayuKasus Pembunuhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved