Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Video Detik-detik Tewasnya Mahasiswa UHO Randy Diunggah Dandhy Laksono, Ada Suara Tembakan Beruntun
Video tewasnya Randy mahasiswa UHO unggahan sutradara 'Sexy Killers' Dandhy Laksono, ada suara tembakan, Randy terkapar digotong teman-teman.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sutradara film dokumenter 'Sexy Killers', Dandhy Laksono mengunggah video detik-detik tewasnya Immawan Randy (21), mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara saat berdemo di depan Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).
Dilansir TribunWow.com melalui unggahan akun Twitter @Dandhy_Laksono, Kamis (26/9/2019), Dandhy Laksono mengunggah video tewasnya Randy yang berdurasi 2 menit 20 detik.
Dalam video tersebut, tampak massa mahasiswa yang berdemo melemparkan batu ke arah gedung DPRD Sultra.
• Video Detik-detik Tangis Ayah Immawan Randy Lihat Anaknya Tewas Tertembak saat Demo di DPRD Kendari
Beberapa di antaranya tampak membawa tongkat kayu.
Setelah suasana semakin ricuh, terdengar suara tembakan beruntun.
Massa pun kocar-kacir dan berlari menjauh sambil melindungi diri.
Meski suara tembakan itu tetap terdengar, tampak ada pendemo yang kembali mendekat ke arah aparat kepolisian.
Dari kejauhan, tampak sosok yang disebut sebagai Randy sudah terkapar di dekat pintu gerbang.
Terlihat ada seseorang yang berusaha membangkitkan Randy.
• Duka Jokowi atas Tewasnya 2 Mahasiswa UHO: Polisi Dilarang Bawa Senjata, Kapolri Harus Investigasi
Seseorang itu memanggil massa yang lain agar turut membantunya.
Massa mulai memberanikan diri untuk kembali mendekat ke arah Randy.
Mereka beramai-ramai menggotong tubuh Randy yang tak berdaya.
"Rekaman peristiwa di Kendari yang menewaskan La Randi (21), mahasiswa Universitas Haluoleo saat berunjuk rasa ke gedung DPRD Sulawesi Tenggara (26/9).
Suara tembakan beruntun, lalu korban jatuh dan hendak diselamatkan kawan-kawannya, namun tak tertolong," tulis akun @Dandhy_Laksono.

Setelah Randy diamankan oleh kawan-kawannya, massa tampak berlari ke arah aparat kepolisian.
Di cuitan selanjutnya, Dandhy Laksono mengunggah video selongsong peluru senjata api di diduga dari lokasi kejadian.
"Ini adalah peluru yang digunakan sama polisi. Kami mendapat percikan selongsong peluru. Di sana para polisinya kawan-kawan," ujar seseorang dalam video itu.
Lalu, pada cuitannya yang kedua Dandhy Laksono meminta klarifikasi terkait peluru yang ditemukan itu.
"Perlu klarifikasi dan investigasi jenis peluru apa yang digunakan aparat untuk menghadapi mahasiswa. Bagaimana protapnya, siapa yang memberi perintah, dll.
Harus ada yang bertanggung jawab agar kematian demi kematian tak dianggap biasa. Peristiwa Trisakti 1998 saja belum tuntas," cuit @Dandhy_Laksono.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (27/9/2019), Randy adalah mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Randy meninggal akibat luka tembak di dada sebelah kanan.
Luka di dada Randy selebar 5 sentimeter dengan kedalaman 10 sentimeter.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhart mengatakan para mahasiswa UHO mulai berdemo pukul 11.30 WITA.
Harry menyebut Ketua DPRD Sultra sempat meminta perwakilan mahasiswa untuk melakuakn audiensi.
Meski awalnya sebagian mahasiswa menyepakati permintaan Ketua DPRD, namun akhirnya massa mahasiswa terpecah.
Sebagian ada yang mencoba masuk ke dalam Gedung DPRD.
• Sebelum Meninggal, Yusuf Mahasiswa yang Tewas saat Demo di Kendari Sempat Jalani Operasi 6 Jam
Hingga pada pukul 15.30 WITA, ada mahasiswa yang terluka yang tak lain adalah Randy.
Randy langsung dibawa ke Rumah Sakit Korem untuk ditangani namun nyawanya sudah tak tertolong.
"Pada saat dibawa dan sudah berada di Korem dan dilakukan tindakan medis Dokter Korem, (Randy) sudah meninggal," ungkap Harry.
Anggota keluarga Randy, Rasmin tidak terima dan meminta pertanggungjawaban dari petinggi Polri.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini," ujarnya, Jumat (27/9/2019).
"Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kita butuhkan tanggung jawab."
Pihak keluarga Randy sangat menyayangkan peristiwa yang menewaskan Randy tersebut.
• Sosok Ananda Badudu, Mantan Jurnalis dan Vokalis yang Kumpulkan Ratusan Juta, Donasi untuk Mahasiswa
Padahal Randy merupakan putra kebanggaan di keluarganya.
“Kita dari keluarga besar, mengutuk keras tindak ini, kalau itu benar terjadi (penembakan)," kata Rasmin.
"Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggan kami.”
Selain Randy, mahasiswa Teknik Sipil bernama Yusuf Kardawi juga tewas karena terluka saat mengikuti demo tersebut.
Yusuf meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dirawat di RSU Bahteramas.
Yusuf mengalami benturan di bagian kepala dan ada sekitar lima luka sepanjang 4-5 sentimeter.
etua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bali, Ardi Pratama Mega Putra mendesak investigasi secara tuntas atas tewasnya Randy dan Yusuf.
Ardi menyebut tewasnya mahasiswa itu merupakan preseden buruk dalam penanganan demonstrasi.
"Pihak keamanan seharusnya mengedepankan cara-cara persuasif serta lebih manusiawi dalam upaya menjaga kondusivitas selama berlangsungnya aksi," ujar Ardi, Jumat (27/9/2019).
• Jokowi Minta Masyarakat Tak Berspekulasi atas Penembakan Mahasiswa dalam Demo Tolak RKUHP di Kendari
Tanggapan Jokowi
Dalam ucapan dukacitanya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa anggota kepolisian sebenarnya dilarang untuk membawa senjata api dan melakukan kekerasan terhadap para mahasiswa yang berdemo.
Untuk itu, Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk melakukan investigasi terhadap jajarannya yang saat itu bertugas dalam demo di depan Gedung DPRD Sultra.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan dalam unggahan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (27/9/2019).
Mantan Wali Kota Solo ini berharap agar apa yang diperjuangkan Randy dan Yusuf bisa bermanfaat untuk bangsa.
"Semoga apa yang diperjuangkan oleh ananda Randy dan ananda Yusuf Kardawi ini menjadi kebaikan bagi bangsa ini dan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi-Nya," imbuhnya.
Jokowi mengaku sudah sejak awal memerintahkan jajaran kepolisian yang mengamankan demonstrasi untuk tidak melakukan tindakan kekerasan.
Untuk itu, Jokowi memerintahkan Tito Karnavian agar segera menginvestigasi jajarannya yang kala itu bertugas.
"Saya juga sudah sejak awal kemarin saya ulangi lagi juga kepada Kapolri agar jajarannya tidak bertindak represif, dan saya sudah perintahkan juga untuk menginvestigasi dan memeriksa seluruh jajarannya," ucap Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa personel kepolisian tidak diperintahkan untuk membawa senjata, sehingga kasus ini perlu diselidiki lebih lanjut untuk mencari siapa tersangkanya.
"Tidak ada perintah apapun dalam rangka demo ini untuk membawa senjata. Jadi, ini akan ada investigasi lebih lanjut," tuturnya.
Berikut video lengkapnya:
(TribunWow.com/Ifa Nabila)