Breaking News:

Bencana Kabut Asap Karhutla

Pimpin Rapat Karhutla di Riau, Jokowi: Semua Harusnya Siap, tapi Ini Lalai Lagi hingga Asap Membesar

Presiden RI Jokowi tidak bisa menyembunyikan kekecewaan atas kondisi Karhutla yang terus meluas. Ia menyebut bawahan lalai hingga asap membesar.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.COM/IDON TANJUNG
Kabut asap pekat dengan jarak pandang sekitar 300 meter di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi tiba di Pekanbaru untuk melakukan koordinasi poenangananan karhutla atau kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau,.

Presiden Jokowi mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin sekitar pukul 18.30 WIB dan Senin malam ini menginap di Hotel Novotel, Pekanbaru.

Jokowi tampak mengenakan setelah baju batik warna hitam dipadu dengan celana hitam.

Kata Gubernur Kaltim soal Kepungan Kabut Asap di Lokasi Calon Ibu Kota Negara Baru

Kedatangan Jokowi disambut oleh Panglima TNI, Kapolri, Kepala BNPB dan Gubenur Riau.

Setiba di Lanud Roesmin Nurjadin, rombongan RI 1 langsung menuju ke Hotel Novotel.

Tiba di Pekanbaru, Presiden Jokowi langsung menggelar rapat dengan Panglima TNI, Kapolri.

Gubernur Riau dan sejumlah menteri terkait di lantai 5 Hotel Novotel Pekanbaru.

Presiden RI Jokowi tidak bisa menyembunyikan kekecewaan atas kondisi Karhutla yang terus meluas.

"Saya minta laporan singkat-singkat saja," kata Jokowi.

"Sebetulnya sudah tidak perlu lagi rapat seperti ini, karena kalau menjelang masuk musim kemarau, semuanya harus sudah siap."

"Tapi ini kita lalai lagi sehingga asapnya jadi membesar," sambungnya.

Sebab, jika sudah terjadi kebakaran lahan, apalagi jika kebakaran yang terjadi di lahan gambut, akan sulit dipadamkan.

"Saya ingin mengingatkan rapat bulan Juli kemarin di istana, bahwa pencegahan dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan itu mutlak harus dilakukan.

Asap Makin Parah, KLHK: Kita Jaga Harkat dan Martabat Negara, Malu kalau Minta Bantuan Negara Lain

"Kalau sudah terjadi kebakaran, apalagi di lahan gambut, pengalaman bertahun-tahun, itu sangat sulit menyelesaikannya," ujar Jokowi.

Presiden juga sempat menyinggung soal belum bekerjanya sistem di pemerintah daerah, kepolisian dan TNI di daerah sehingga semuanya belum melakukan tugas dengan baik terkait upaya pencegahan Karhutla di Riau.

"Kita tahu gubenur punya perangkat sampai ke bawah, mulai bupati, walikota sampai camat dan kepala desa," ungkap Jokowi.

"Kemudian Pangdam juga begitu, punya perangkat Danrem, Dandim, Koramil, Babinsa."

"Kapolda juga punya perangkat, mulai dari Kapolres, kapolsek sampai babinkantibmas."

"Semuanya ada, belum lagi yang di BNPB, kehutanan, kita punya semua. Tapi perangkat-perangkat ini tidak diaktifkan secara baik," katanya.

Jokowi menegaskan, jika perangkat pemerintah daerah, TNI dan Polri di tingkat daerah ini diaktifkan secara baik, maka ia yakin kebakaran lahan dan hutan tidak akan terjadi.

"Kalau perangkat itu diaktifkan, saya yakin, kalau ada satu titik api langsung ketahuan sebelum sampai ratusan titik, dan itu sudah saya ingatkan berkali-kali mengenai ini."

"Karena yang kita hadapi ini bukan hutan, tapi lahan gambut, dan hutan gambut, kalau sudah terbakar, sulit dipadamkan," sebutnya.

Dilansir dari Tribun Pekanbaru, pengamanan di Hotel Novotel cukup ketat. Bahkan awak media tidak dibenarkan mendekat.

Sejumlah petugas keamanan dari TNI dan Polri berjaga di setiap sudut untuk melakukan pengamanan jelang kedatangan RI di hotel Novotel.

Reaksi Tito Karnavian Lihat Kepungan Kabut Asap Karhutla di Riau: Yang Kebun, Kok Tidak Terbakar?

Panglima TNI Marsekal Haji Tjahjanto sudah berada di Pekanbaru sejak Sabtu (14/9/2019) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian datang pada Hari Minggu.

Seperti diketahui, karhutla di Riau terus meluas dalam sebulan terakhir sehingga menimbulkan bencana kabut asap yang parah.

Bahkan, hingga Senin malam, angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada Senin (16/9/2019) malam ini, sudah berada di level berbahaya.

Melansir bmkg.go.id, hingga pukul 21.00, grafik kondisi partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) menujukkan peningkatan.

Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada sore hingga malam hari berada pada kisaran 329 sd 355 ugram/m3 atau berbahaya.

BMKG menyebutkan bahwa musim kemarau di wilayah Riau masih akan terjadi sampai pertengahan Oktober 2019.

Sedangkan untuk wilayah lain bisa sampai akhir Oktober atau Awal November 2019.

Sementara, hingga saat ini, api masih sulit dipadamkan meskipun jumlah personel yang dikerahkan untuk memadamkan api sudah 9.000 orang, untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Sulitnya memadamkan api adalah karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang meskipun bisa dipadamkan di permukaan, namun api masih membara di kedalaman hingga tiga meter.

Hujan Buatan

a
Level udara di Pekanbaru Senin malam ini

Untuk antisipasi karhutla agar tidak tambah banyak dan tambah luas, pemerintah menyiagakan tiga pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Pessawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019.

Dalam seminggu terakhir, seluruh sekolah di Pekanbaru sudah diliburkan akibat buruknya kualitas udara.

Video Mencekam Pengendara Melaju di Tengah Kabut Asap Pekat Karhutla Banjarbaru, Klakson Bersahutan

Pemerintah juga menyiapkan sejumlah rumah singgah untuk memberikan pertolongan bagi warga yang mengalami gangguan akibat kabut asap.

Kabut asap juga menyerbar ker sejumlah negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Di Malaysia, lima kota sudah menunjukkan angka berbahaya sehingga sekolah diliburkan.

Sementara di Singapura, jika kondisi kabut asap terus memburuk, maka bisa mengancam pelaksanaan Formula 1 yang akan digelar pada Jumat hingga Minggu pekan depan. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Presiden Jokowi Menginap di Pekanbaru, Langsung Marah-marah Dalam Rapat

Sumber: Tribun Batam
Tags:
Bencana kabut asap karhutlaKabut AsapPekanbaru
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved