Terkini Nasional
Profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Ditunjuk Paus Fransiskus Jadi Kardinal
Uskup Agung Jakarta Monsignor Ignatius Suharyo diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus, ini profilnya.
Editor: Rekarinta Vintoko
"Tujuan saya menjadi imam praja adalah sangat sederhana, supaya bisa menjadi pastor paroki," kata dia.
Pada 26 Januari 1976, Suharyo diminta untuk melanjutkan studi ke Roma, Italia, setelah sebelumnya ditahbiskan menjadi imam diosesan.
Ia mampu menyelesaikan studi doktor Teologi Biblis di Universitas Urbaniana pada 1981.
Sepulangnya ke Indonesia, Suharyo berpikir bahwa cita-citanya sebagai paroki akan sirna karena harus mengajar di seminari tinggi selamanya.
Namun, pemikiran dari Suharyo salah.
• Viral Tingkah Istri Terekam CCTV Rumah, Suami Berubah Sedih setelah Lihat, Tunjukkan 9 Bukti Foto
Ia ditunjuk menjadi Uskup Agung Semarang menggantikan Mgr Julius Darmaatmadja SJ yang pindah ke Keuskupan Agung Jakarta.
Penunjukan Suharyo tersebut dilakukan oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II. Pada 22 Agustus 1997, Suharyo ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang.
Perjalanan Suharyo berlanjut saat ia ditunjuk menjadi Uskup Agung Jakarta pada 29 Juni 2010, menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang pensiun pada Juli 2009.
Diberitakan Harian Kompas, 9 Oktober 2017, Suharyo juga meluncurkan buku biografi menandai 20 tahun berkarya dalam pelayanan sebagai uskup pada 7 Oktober 2017. B
uku tersebut berjudul "Terima Kasih, Baik, Lanjutkan" yang berarti kematangan iman dan kematangan pribadi.
Mgr Suharyo mengutip kata-kata tersebut hingga dijadikan menjadi judul dalam buku biografinya dari sebuah kalimat dalam buku karangan Kardinal Basil Hume, Uskup Agung Westminster, Inggris.
• Ibu Siswa SMP yang Tewas di Halaman Rumah Ternyata Jadi Saksi, Polisi Beberkan Apa yang Dilakukan
Buku biografi tersebut berisi kisah hidup Mgr Suharyo.
Pada bagian akhir buku terdapat tulisan Mgr Suharyo yang berjudul "Evangelisasi di Kota Metropolitan".
Suharyo menyebutkan, tulisan itu adalah buah pemikiran saat pertama kali dipindahtugaskan dari Uskup Agung Semarang ke Uskup Agung Jakarta dan sebuah analisis situasi kehidupan umat di Jakarta.
"Tulisan itu hanya analisis, tanpa data ataupun statistik. Intinya, banyak orang tersingkir di dalam kehidupan kota besar. Pada situasi seperti itu, gereja harus bertindak," ujar Mgr Suharyo.