Terkini Daerah
Mobil Jatuh ke Jurang Sedalam 50 meter, Begini Cara Wanita Ini Selamatkan Diri dengan Tangan Patah
Kisah Modesta Fonga, korban selamat mobil terjun ke jurang sedalam 50 meter di Kecamatan Nangaroro Nagekeo.
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Modesta Fonga (40) warga Mataloko Kabupaten Ngada merupakan korban selamat dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas tunggal di Desa Riti Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (28/8/2019).
Mobil yang mereka tumpangi jatuh ke dalam jurang sedalam 50 meter.
Modesta mengalami patah tulang tangan kanan dan luka lecet di tangan bagian kiri.
Saat ini Modesta bersama tiga korban selamat lain sedang dirawat intensif di RSUD Bajawa.
Mereka adalah Ina Deornai (43) mengalami benturan dan luka lecet di dahi, siku tangan kanan, Priskita Huta Hayun (35) mengalami luka memar mata bagian kanan, dan dahi da Yulista Sowo (1) mengalami luka memar bagian kepala dan mata bagian kiri.
Sedangkan Patar Sowo (5) sudah pulang ke rumah karena hanya mengalami luka ringan.
• Sempat Ingin Pensiun di Persib Bandung tapi Malah Didepak, Bojan Malisic: Banyak Kenangan Indah
Saat ditemui POS-KUPANG.COM di ruangan Anggrek RSUD Bajawa, Modesta tampak berbaring ditempat tidur sambil memangku tangan kanannya yang patah.
Ia saat itu didampingi sang suami, Hengki Ornay bersama beberapa kerabat.
Modesta tampak semangat dan lantang menceritakan kembali peristiwa tersebut.
Modesta mengaku bahwa kejadian itu tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun ada hal-hal buruk yang menghantui dirinya pada malam hari sebelum kejadian tersebut.
Modesta berkisah, Rabu (28/8/2019) sekitar pukul 10.30 Wita ia bersama keluarga (5 orang) berangkat menuju Desa Riti Nangaroro untuk ikut acara syukuran komuni pertama anak dari kerabat disana.
Namun naas menimpa mereka di tikungan tanjakan, mobil yang mereka tumpangi terjun ke jurang sehingga mereka mengalami luka ringan dan berat serta sang sopir meninggal dunia ketika dirujuk ke RSUD Ende.
"Sebelum kejadian malam kemarin saya mimpi. Mimpi itu kami menari bersama di Kampung. Mungkin itu mimpi buruk. Tapi saya tidak hiraukan dan saya sadar malam itu langsung lakukan semacam buang mimpi buruk. Buat tanda salib di dahi dengan menggunakan tangan dan air liur. Tapi saya tidak pikir kalau mimpi itu pertanda buruk," ungkap Modesta, kepada POS-KUPANG.COM di RSUD Bajawa, Kamis (29/8/2019).
• Masinton Pasaribu Sebut KPK Tak Pantas Kritik Pansel Capim KPK: Tugas Anda Beri Nasihat ke Dalam
Ia berkisah, dalam perjalanan menuju Desa Riti tidak ada firasat apa-apa dan semuanya baik-baik saja. Sampai di TKP itu tiba-tiba mobil terjun dan mungkin saja sopir hilang kendali sehingga mobil bukan maju ke depan tapi maju kearah kanan ke jurang.
"Kami sadar saat mobil itu jatuh. Kami tahu kami saat itu jatuh ke jurang. Dan mobil sampai dibawa juga banting satu kali baru diam ditempat," ujarnya.
Ia mengaku dirinya melihat keadaan aman-aman saja dan yang lain berteriak minta tolong. Dirinya lari menuju jalan raya di Desa Riti meminta pertolongan warga setempat.