Breaking News:

Kongres PDIP 2019

Kongres PDIP Sudah Dua Kali Tercoreng dengan OTT KPK Tahun 2015 dan 2019, Ini Kronologi Lengkapnya

Operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tengah Kongres PDIP berlangsung kembali terjadi.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Mohamad Yoenus
Kompas.com/LUCKY PRANCISKA
Komosi Pemberantasann Korupsi (KPK). 

TRIBUNWOW.COM - Operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tengah Kongres  PDIP berlangsung kembali terjadi.

Ini merupakan kedua kali ada kader PDI yang ditangkap di tengah Kongres PDIP.

Pertama saat Kongres IV PDIP di Bali pada 9 April 2015 lalu dan kali ini saat Kongres V PDIP berlangsung di Bali, Kamis (9/8/2019).

Yakni Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bernama Nyoman Dhamantra.

Dhamantra saat ini duduk sebagai anggota Komisi VI DPR RI.

Komisi itu membidangi terkait perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN dan standardisasi nasional.

Ia terkena OTT KPK atas duagaan suap impor bawang putih, saat Kongres V PDIP berlangsung di Bali, Kamis (9/8/2019).

Minta Uang Rp 3,6 Miliar, Politisi PDIP I Nyoman Damantra Jadi Tersangka Suap Impor Bawang Putih

Diketahui Kongres V PDIP tengah digelar di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019) hingga Sabtu (10/8/2019).

Ketua Badan Hukum DPP PDIP Junimart Girsang menuturkan Dhamantra sebelumnya telah menghadiri Kongres PDIP di Bali pada Rabu (7/8/2019).

Politikus yang juga advokat itu menjelaskan bahwa sekitar pukul 03.44 WITA, Dhamantra pamit melalui pesan WhatsApp dari arena kongres ke dirinya karena mertuanya sakit.

"Jam 03.44 WITA dia ada berita mertua sakit. Saya bilang ya semoga lekas membaik dan masih dibalas 12.40 WITA masih balas, siap," ujarnya.

Nyoman Dhamantra
Nyoman Dhamantra (dpr.co.id (Tribun-Bali))

Dhamantra pun bertolak dari Bali ke Bandara CGK (Soekarno Hatta) Cengkareng.

Disebutkan oleh Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Dhamantra ditangkap di Bandara CGK (Soekarno Hatta) Cengkareng, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (9/8/2019)

"Iya benar (Nyoman). Sudah diamankan dan telah berada di KPK untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Dibawa tim dari Bandara CGK (Soekarno Hatta)," ujar Febri Diansyah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/8/2019).

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari informasi mengenai transaksi terkait rencana impor bawang putih ke Indonesia.

"Setelah kami cek di lapangan, diketahui ada dugaan transaksi menggunakan sarana perbankan," ucap Agus.

Anggota DPR I Nyoman Damantra Tersangka Suap Impor Bawang Putih, Ini Fee Uang per Kg Bawang Impor

Lantas pada Rabu (7/8/2019) malam pukul 21.30, penyidik KPK pun mulai bergerak melakukan OTT.

Temasuk Nyoman, ada 11 orang yang ditangkap dalam OTT terkait suap impor bawang putih.

11 orang yang diamankan yakni pengusaha, importir hingga orang kepercayaan anggota DPR RI.

"11 orang terdiri dari unsur swasta pengusaha importir, sopir dan orang kepercayaan anggota DPR RI dan pihak lain," ujar Agus.

Sedangkan yang dimaksud orang kepercayaan itu adalah Nyoman.

Barang bukti juga turut diamankan dalam kasus ini, yaitu bukti transaksi sebesar Rp 2 miliar dan juga uang pecahan dolar AS.

"Uang rencananya diduga diberikan untuk seorang anggota DPR RI dari komisi yang bertugas di bidang perdagangan, perindustrian, investasi, dan lain-lain," ucap Agus.

Kongres IV PDIP

Di tahun 2015 saat berlangsung Kongres IV PDIP, kader PDIP yang pernah ditangkap yakni Adriansyah yang saat itu menjabat Anggota Komisi VII DPR RI, dikutip TribunWow.com dari kontan.co.id, Kamis 30 Juli 2015.

Adriansyah ditangkap di Swiss-bellhotel Sanur, Bali pada Kamis (9/4/2015).

Adriansyah tersandung kasus Tindak Pidana Korupsi.

Ternyata, Ardiansyah meminta bantuan kepada Manajer Marketing PT Mitra Maju Sukses Andrew Hidayat, untuk menambah biaya kongres PDIP IV di Bali.

Anggota DPR RI Fraksi PDI-P ini mengaku meminta uang sebesar 44.000 dollar Singapura dan Rp 57,36 juta kepada Andrew.

Pengacara Andrew saat itu, Bambang Hartono, mengatakan, uang terkait kongres itu atas permintaan pribadi Adriansyah, bukan atas nama PDI-P.

I Nyoman Dhamantra Kena OTT KPK saat Kongres PDIP, Megawati Sudah Beri Ancaman Kadernya

Megawati Sudah Mewanti-wanti

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menuturkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mewanti-wanti kadernya yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya.

Hal ini diungkapkan Megawati saat acara malam kebudayaan jelang Kongres V partai pada Rabu (7/8/2019), dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (8/8/2019).

Diketahui pidato Megawati di hadapan kader partai yang hadir di malam kebudayaan merupakan off the record.

Namun Hasto menjelaskan pada intinya Megawati tak banyak berbicara mengenai aspek politik.

Hasto menjelaskan, Megawati meminta kadernya agar memiliki pengetahuan sejarah perjuangan bangsa.

"Pendeknya menjadi teladan dalam etika dan moral ini tidak mudah. Tapi inilah yang harus dijawab oleh partai untuk benar-benar mampu hadir sebagai partai yang memberikan keteladanan dan memimpin pergerakan rakyat," katanya.

Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto didampingi oleh Ketua DPP, Djarot Saiful Hidayat saat konferensi pers di arena Kongres V PDIP di Bali, Rabu (7/8/2019).
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto didampingi oleh Ketua DPP, Djarot Saiful Hidayat saat konferensi pers di arena Kongres V PDIP di Bali, Rabu (7/8/2019). (Tribun Bali/Ragil Armando)

Hasto lalu memperlihatkan surat mengenai instruksi kepada kader PDIP, berisikan kader partai di struktur, eksekutif, legislatif di seluruh Indonesia, untuk tidak melakukan dan mencegah penyalahgunaan wewenang serta kekuasaan.

Yaitu korupsi mengatasnamakan kongres V PDIP.

Di surat itu tegas dinyatakan bahwa setiap yang melanggar akan langsung dipecat.

"Surat itu dikeluarkan pada 5 Agustus," ujar Hasto.

Belajar dari Kongres 2015

Hasto menyebutkan, hal ini melihat dari kongres sebelumnya pada tahun 2015, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com Rabu (7/8/2019).

"Kami belajar pada kongres 2015 lalu dimana ada kader kami yang dipecat dengan tidak hormat. Pemecatan seketika ketika di dalam kongres ini melakukan perbuatan yang tidak terpuji," jelas Hasto.

"Kami menegaskan dana untuk kongres telah terpenuhi dengan gotong royong. Jangan mengatasnamakan kongres untuk keuntungan orang perorang. Kami melakukan pelarangan tersebut," tegas Hasto.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

WOW TODAY

Tags:
Kongres PDIP 2019KPKOperasi Tangkap Tangan (OTT)I Nyoman Damantra
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved