Breaking News:

Terkini Daerah

Cerita Mak Tiyah, Bertahan Tinggal di Rumah Zona Merah Tanah Bergerak di Sukabumi: Emak Ingin Tenang

Mak Tiyah sudah sekitar sebulan kembali menempati rumah panggung yang di kelilingi tanah tergerus dan retak-retak, serta sejumlah rumah rusak.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/BUDIYANTO
Mak Kobtiyah atau Mak Tiyah duduk santai di rumah panggungnya di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2019) 

TRIBUNWOW.COM - Mak Kobtiyah (80), salah seorang penyintas bencana tanah bergerak kembali menempati rumahnya di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat.

Padahal, rumah panggung yang saat ini ditempati Mak Tiyah (sapaan akrab Ma Kobtiyah), termasuk di daerah zona merah atau lokasi bencana.

Mak Tiyah sudah sekitar sebulan kembali menempati rumah panggung yang di kelilingi tanah tergerus dan retak-retak, serta sejumlah rumah rusak dan ambruk.

"Emak ingin tenang, makanya ke rumah ini lagi," ungkap Mak Tiyah, saat berbincang dengan Kompas.com, di rumah panggungnya, Sabtu (20/7/2019).

Akhirnya Terungkap, Inilah Alasan Achfi Bunuh Presenter TVRI dan Buang Jasad Korban di Selokan

Sebelumnya, saat bencana tanah bergerak terjadi pada akhir April 2019 lalu, Mak Tiyah sempat tinggal di rumah tetangganya di kampung setempat.

Di rumah tetangganya ini, Mak Tiyah sempat tinggal lebih dari sepekan.

Selanjutnya, sejak awal Mei 2019, ia tinggal bersama adiknya, Enok (50), di kampung tetangga, Kampung Pasirsalam.

Jaraknya hanya beberapa puluh meter dari rumah Mak Tiyah yang berada di lokasi bencana.

Di rumah adiknya ini, Mak Tiyah tinggal selama menjalankan bulan Ramadhan hingga beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah.

Karena alasan sering banyak tamu, Mak Tiyah kembali pulang ke rumah panggungnya.

"Di rumah ini, emak masak sendiri dengan menggunakan tungku kayu bakar.Kayu bakarnya dapat dari cari-cari saja," ujar Mak Tiyah, yang juga dikenal sebagai guru mengaji.

Di rumah panggung tersebut, Mak Tiyah tinggal seorang diri. Suaminya, Masduki, sudah meninggal dunia sekitar 9 tahun lalu.

Sedangkan dua anaknya, Halimi (45) dan Yanah (40), masing-masing sudah berkeluarga.

Suami di PALI Siram Istri dengan Seember Air Keras hingga Tewas Gara-gara Tak Mau Diajak Pulang

Halimi tinggal di Benda, Kecamatan Cicurug, sedangkan Yanah masih di Kecamatan Nyalindung, hanya beda desa. Kedua anaknya ini selama kampungnya dilanda bencana masing-masing hanya beberapa kali menjenguk.

Namun, dalam kesendirian, Mak Tiyah masih bisa berbuat sosial bagi orang lain.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
SukabumiJawa BaratRumah Panggung
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved