Breaking News:

Pilpres 2019

Gerindra: Menjadi Oposisi di Indonesia Ternyata Posisi yang Terhormat, Harus Dihormati Juga

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono menyebut berada dalam posisi oposisi merupakan sesuatu yang terhormat.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari
Capture 'Kabar Petang' di tvOne
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono mengungkapkan berada dalam posisi oposisi merupakan sesuatu yang terhormat, Jumat (28/6/2019). 

Syamsuddin menjelaskan dampak jika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menerima ajakan untuk koalisi dengan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf.

Penjelaskan itu disampaikan Syamsuddin saat menjadi narasumber acara 'Sapa Indonesia Malam' seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas TV, Rabu (2/6/2019).

Mulanya, Syamsuddin ditanya soal bagaimana kontrol terhadap pemerintah jika oposisi beralih menjadi koalisi pemerintahan.

"Nanti misalkan Partai Gerindra, Pak Prabowo memutuskan oke deh kita sambut uluran tangan dari Pak Jokowi untuk kemudian bergabung menjadi satu," ujar pembawa acara.

"Kira-kira kontrol terhadap pemerintah kemudian konsep demokrasi kita seperti apa?" tanyanya kemudian.

 

Setelah Putusan Sidang, Prabowo Persilakan Partai Koalisinya jika Ingin Bergabung dengan Jokowi

Syamsuddin menjelaskan, kalau ajakan tersebut benar dipenuhi sebenarnya merupakan hak dari para elite politik.

Namun demikian ia menilai, hal tersebut bisa memiliki dampak negatif tersendiri kepada proses demokrasi ke depannya.

"Tentu kalau kemudian Prabowo-Sandi memenuhi permintaan itu, kalau betul ada permintaan ya, tentu itu hak Beliau-beliau," jelas Syamsuddin.

"Itu kan kepentingan elite kan."

"Cuma dampaknya bagi demokrasi kita tentu saja adalah check and balance-nya (pemeriksaan dan keseimbangan -red) itu hilang," sambungnya.

Ia mengungkapkan, tak adanya oposisi dalam proses pemerintahan maka tidak ada pihak pengingat yang dinilai kuat.

Saksi 02 Terancam Dilaporkan Pasca-putusan MK, BPN Tak Takut: Kami Ini Sudah Biasa Dipenjara Kok

"Enggak ada oposisi, enggak ada kekuatan yang mengingatkan," papar Syamsuddin.

"Satu-satunya andalan bangsa kita adalah civil of society, media, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan lain sebagainya itu di luar kekuasaan," tegasnya.

Namun demikian, diketahui bahwa ajakan koalisi tersebut belum dikabarkan secara resmi dari pihak Jokowi-Ma'ruf.

 Simak videonya dari menit 2.00

(TribunWow.com/Atri)

WOW TODAY

Tags:
KecelakaanBaliTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved