Breaking News:

Kabar Tokoh

BPIP Tekankan Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Pancasila pada Generasi Milenial

BPIP akan mempercepat kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila.

Rilis TribunWow.com
PERTEMUAN - Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP DR. Ir. Dicky Rezadi Munaf MS, MSCE (berbatik) dan Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro, yang Alumnus Lemhannas PPSA XXI dalam pertemuan di BPIP, Jakarta, Rabu (20/06/2019) 

TRIBUNWOW.COM - Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dicky Rezadi Munaf mengatakan pihaknya akan mempercepat kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki keterpanggilan dan kepedulian kuat dalam menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila ke dalam masyarakat terutama kepada generasi milenial.

Hal itu disampaikan Dicky Rezadi Munaf ketika menerima Alumnus Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro selaku Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), di Kantor BPIP, Jakarta, Rabu (20/6/2019).

Alasannya adalah di masa depan, Indonesia membutuhkan para pemimpin negara yang setia kepada Pancasila dan sekaligus mampu memimpin bangsa Indonesia untuk mengimplementasikan nilai-nlainya.

Said Didu Diingatkan Statusnya oleh Hakim di Sidang MK hingga Yusril yang Pilih Tak Bertanya

Oleh karena itu, BPIP sangat mengapresiasi lembaga, organisasi yang memiliki inisiatif melakukan penyemaian kembali falsafah hidup bangsa itu dengan berbagai caranya.

“Pertemuan ini terjadi atas inisiatip BPIP setelah saya membaca laporan media tentang perayaan hari Lahir Pancasila di Milan dan Roma, Italia dimana Putut Prabantoro sebagai salah satu pembicaranya. Dan apa yang termuat dalam media, diskusi tentang Pancasila di Milan dan Roma sangat konstruktif. Kami sangat mengapresiasi” ujar Dicky R Munaf seperti rilis yang diterima TribunWow.com, Kamis (20/06/2019).

Generasi milineal sangat membutuhkan perhatian, lanjut Dicky, karena dalam kurun waktu 15 tahun, Indonesia membutuhkan mereka untuk memimpin negara dan bangsa.

Haris Azhar Tolak Jadi Saksi 02 di MK, Tim Hukum 01: Saya Tidak Kenal dan Tak Ada Kepentingan

Namun demikian, ancaman yang dihadapi oleh Indonesia pada saat ini adalah, sebagian generasi milineal terpapar oleh nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Termasuk di dalamnya radikalisasi, intoleransi, pemahaman sempit akan agama yang pada akhirnya membuat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terdestruksi.

“Menjadi pertanyaan adalah, bagaimana jika generasi baru yang sangat dibutuhkan Indonesia dalam waktu 15 tahun nanti terpapar oleh paham atau nilai-nlai Indonesia yang tidak sesuai dengan Pancasila? Indonesia akhirnya tidak akan memenangkan masa depannya tetapi terus berkutat dengan masalah internal bangsa yang mengakibatkan sila Persatuan Indonesia tidak terwujud. Jika sila ketiga ini tidak terwujud, sudah pasti cita-cita pendiri negara menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, kuat dan bermartabat, tidak terwujud. Ada pola baru penanaman nilai falsafah bangsa terhadap generasi milenial,” tegas Dicky R. Munaf, yang juga Alumnus Lemhannas KRA XXXII.

Sementara itu, Putut Prabantoro menyatakan kebanggaannya mendapat apresiasi berupa perhatian dari BPIP.

Dalam diskusi, dirinya sangat setuju oleh gagasan Dicky R Munaf tentang pola baru penanaman nilai-nilai Pancasila dengan nilai baru khususnya kepada generasi milenial.

“Ideologinya tetap sama yaitu Pancasila. Nilai-nilai yang akan ditanamkan tetap sama dan akan kekal selamanya selama Indonesia terus ada. Hanya jamannya sudah berubah dan itu menuntut cara penanaman nilai-nilai itu berbeda. Saya sangat setuju dengan ide Pak Dicky R Munaf, bahwa hari lahir itu harus dirayakan dengan meriah, dengan kegembiraan seluruh bagsa, apalagi Pancasila adalah ideologi negara. Ada pesta di sana-sini, ada kegembiraan, ada tarian, ada puja-puji terhadap negara dan Pancasila sampai pelosok-pelosok desa,” ujar Putut Prabantoro, yang konsultan komunikasi publik ini.

Refly Harun Ceritakan Pengalaman Ajukan Saksi Aparat di Sidang: Keluar Bersaksi, Langsung Dipecat

Menurut Putut Prabantoro, diharapkan tahun-tahun mendatang, dalam perayaan hari lahir Pancasila, misalnya, ada pecah rekor nasional membacakan teks Pancasila dengan kriteria pembaca terbanyak, desa terbanyak, kota terbanyak.

Tentu kalau setiap pemerintah kota melakukan gerak yang sama, bisa dibayangkan betapa meriahnya hari lahir Pancasila.

Dengan cara seperti ini, menurut Putut Prabantoro, gerakan serentak seluruh bangsa akan mempercepat melunturnya nilai-nilai intoleransi, radikalisasi dll.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)PancasilaAM Putut Prabantoro
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved