Breaking News:

Terkini Daerah

Banjir di Samarinda, Dua Jenazah Harus Dibawa dengan Perahu Karet dan Terlambat Dimakamkan

Dua orang jenazah harus dibawa dengan perahu karet untuk dimakamkan ke tempat yang tak terdampak banjir di Samarinda.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO.
SHALAT JENAZAH-Dua jenazah wanita yang meninggal saat keadaan banjir, almarhumah Herlina (32) dan almarhumah Asmah (70)dishalatkan keluarga dan warga di Masjid Nurut Taqwa jalan Batu Cermin, Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara Kalimantan Timur, Sabtu( 9/6/2019) 

TRIBUNWOW.COM - Banjir yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur memunculkan duka pada seluruh warga.

Terlebih lagi pada dua keluarga yang kehilangan seorang anggota keluarga dan mengalami kesulitan dalam pengiriman jenazah.

Dikuti TribunWow.com dari TribunKaltim.co, Senin (10/6/2019), banjir yang terjadi di Samarinda tersebut telah membuat beberapa ruas jalan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.

Banjir tersebut sudah mengganggu lalu lintas sejak Sabtu (8/6/2019) malam.

Samarinda Sempat Lumpuh karena Banjir dari Jumat hingga Minggu, Lihat Foto Kondisi Pagi Ini

Akibat banjir, dua jenazah wanita yang meninggal tidak bisa disemayamkan terlebih dahulu, sebelum dimakamkan lantaran rumahnya yang terendam banjir.

Bahkan, kedua jenazah tersebut terlambat dibawa ke masjid untuk disalatkan.

Pihak keluarga harus meminta bantuan dari Basarnas, untuk membawa dua jenazah tersebut menuju Masjid Nurul Taqwa, Jalan Batu Cermin, Sempaja Utara, Samarinda.

Jenazah wanita yang terlambat dimakamkan akibat banjir mengepung Kota Samarinda. Jenazah almarhumah Asmah (70), diantarkan warga, anggota TNI-Polri ke pemakaman muslim Jalan Batu Cermin, Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (9/6/2019).
Jenazah wanita yang terlambat dimakamkan akibat banjir mengepung Kota Samarinda. Jenazah almarhumah Asmah (70), diantarkan warga, anggota TNI-Polri ke pemakaman muslim Jalan Batu Cermin, Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (9/6/2019). ((TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO))

Dua jenazah wanita tersebut meninggal karena pendarahan saat melahirkan, dan seorang lainnya merupakan lansia yang mengidap penyakit anemia.

Hernia (32) meninggal setelah melahirkan anaknya di RS Samarinda Medical Center.

Warga batu Cermin, Gang Unggul tersebut mengalami pendarahan setelah melahirkan anaknya dengan caecar.

Sang suami Abdul Ghofut menjelaskan bahwa setelah sang istri dinyatakan meninggal, pihak keluarga ingin segera membawa pulang ke rumah untuk disemayamkan.

Namun, kondisi cuaca masih buruk dan bajir belum surut, sehingga membuat mobil jenazah tidak bisa melintas.

"Istri saya meninggal semalam tadi, setelah melahirkan anak kami dengan cara caecar. Tapi setelah melahirkan, ternyata mengalami pendarahan hebat dan tidak dapat tertolong. Niatnya kami langsung bawa pulang tapi ternyata di jalan banjirnya dalam. Apalagi menuju rumah arusnya deras, jadi tidak bisa lewat," ucap Ghofur, Minggu (9/6/2019).

Sedangkan jenazah yang lain, adalah Asmah (70) yang meninggal karena anemia setelah dirawat di rumah sakit terdekat.

Asmah meninggal pada Minggu pagi, dan pihak keluarga berencana untuk langsung memulangkan ke rumah.

Jawaban Pihak Kepolisian soal Jenazah Korban Aksi 22 Mei, Keluarga Sebut Dipersulit untuk Pemulangan

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Tags:
Banjir di SamarindaKalimantan TimurBanjir
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved