Breaking News:

Terkini Internasional

Kronologi Kasus Skandal Seks di Universitas Warwick, Bermula dari Laporan soal Obrolan di Medsos

Kasus skandal seks di Universitas Warwick, Inggris bermula dari laporan seorang mahasiswinya terkait pesan bermuatan kekerasan seksual di media sosial

BBC INDONESIA
Setidaknya dua mahasiswi disebut-sebut di dalam obrolan yang penuh gambaran jelas tentang kekerasan seksual yang akan dilakukan terhadap mereka oleh teman-teman mereka mahasiswa dari kelas yang sama. 

Sesudah Anna dan temannya diwawancara, lima orang yang terlibat dalam obrolan itu dilarang masuk ke kampus.

Dua orang dilarang untuk sepuluh tahun, dua lagi dilarang satu tahun, dan seorang dilarang masuk kampus seumur hidup.

Anna dan temannya mengatakan mereka tidak diberitahu hasil penyelidikan dan mengetahui hukuman itu dari media.

Dengan kata lain mereka tidak tahu hukuman mana yang dijatuhkan kepada siapa.

Namun kasusnya ternyata belum tuntas.

Dua orang yang dilarang masuk kampus selama 10 tahun mengajukan banding terhadap putusan itu.

#ShameOnYouWarwick

Sesudah menunggu empat bulan, hukuman kedua orang itu dikurangi dari 10 tahun menjadi satu tahun.

"Saya tak pernah diberi penjelasan. Kepada kami dikatakan bahwa ada bukti baru, tapi kami tak tahu apa bukti itu," kata Anna.

"Saya mulai merasa saya akan menyerah... Ini rasanya seperti saya dan seorang pengadu lainnya sedang melawan seluruh institusi yang tak akan pernah mendengarkan kami."

Anna dan temannya membuat satu upaya terakhir untuk menguraikan kekhawatiran mereka tentang penyelidikan ini kepada pihak universitas.

Namun pemimpin tertinggi universitas, vice chancellor Profesor Stuart Croft, menulis kepada keduanya mengatakan bahwa ia "tak menemukan bukti kekeliruan prosedur atau bias" seraya menyatakan penyelidikan ditutup.

Tiga minggu kemudian seorang mahasiswi mengangkat kasus ini di Twitter dan segera saja tagar #ShameOnYouWarwick mulai trending.

Sekali lagi kisah ini menjadi perhatian media.

Pihak akademis universitas mulai menarik jarak dari manajemen kampus.

Segera sesudahnya Profesor Croft merilis pernyataan di mana ia bicara tentang reaksinya membaca obrolan itu dan menyebutnya "sangat membuat jijik".

Namun komentarnya ini dipandang oleh para mahasiswa sebagai "tak paham persoalan".

Para korban tidak pernah mendapat permohonan maaf secara personal dari pihak universitas.

Tak pernah berminat ke kampus lagi

Kasus Universitas Warwick ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kampus menangani kejahatan seksual.

Pihak universitas sejak itu melakukan tinjauan ulang terhadap proses penerapan disiplin dan banding mereka.

Namun Anna dan temannya yang membuat pengaduan tidak pernah merasa bahwa urusan ini sudah selesai. Anna, kini di tahun ketiga, sedang belajar untuk mempersiapkan ujian akhirnya hari jumat (31/05) ini.

"Masa universitas saya menyebabkan rasa sakit dan kerugian yang harus saya bawa terus lebih dari setahun kemudian," kata Ana.

"Saya tak ingin datang ke acara wisuda saya. Saya tak sabar menunggu agar saya tidak perlu mengunjungi Universitas Warwick lagi untuk selamanya."

Update: Pihak universitas merilis pernyataan hari Selasa (28/05) untuk menjawab artikel BBC menyatakan "meminta maaf terhadap peran kami yang menyebabkan tekanan terhadap anggota masyarakat" dan menambahkan mereka telah membuat perubahan "yang mengurangi kemungkinan kekeliruan seperti ini terulangi.

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Skandal seks di Universitas Warwick, Inggris: "Perkosa mereka semua biar kapok"

WOW TODAY

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Universitas WarwickInggrisKekerasan SeksualPelecehan SeksualFacebook
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved