Pilpres 2019
Fadli Zon Sebut Sedang Hadapi Tragedi dalam Demokrasi Indonesia: Nyawa di Indonesia Sepertinya Murah
Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon menyebutkan, masyarakat Indonesia kini sedang menghadapi sebuah tragedi dalam demokrasi Indonesia.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon menyebutkan, masyarakat Indonesia kini sedang menghadapi sebuah tragedi di dalam demokrasi Indonesia.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Fadli Zon saat menjadi narasumber di CNN Indonesia, Jumat (24/5/2019).
Fadli Zon menjelaskan, dirinya menyampaikan hal tersebut berdasarkan adanya ratusan korban yang gugur selama proses pemilu 2019 berlangsung.
• Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Sebut Hasil Pemenang Pilpres Bisa Berubah dari Jokowi ke Prabowo
Dalam hal ini, adalah ratusan korban yang merupakan petugas KPPS, serta sejumlah orang yang meninggal saat terjadi kericuhan dalam aksi massa tolak hasil pilpres 2019 di depan kantor Bawaslu RI, pada 21 dan 22 Mei lalu.
"Kita menghadapi sebuah tragedi di dalam demokrasi kita. Sudah jatuh korban dari KPPS, lebih dari 600 orang meninggal yang tidak mendapatkan satu perhatian memadai, kemudian sekarang ada 8 orang, ada juga informasi yang menyebutkan 16 orang yang meninggal di dalam penanganan aksi demonstrasi 21-22 Mei," ujar Fadli Zon.
Atas banyaknya korban tersebut, Fadli menilai nyawa di Indonesia seperti tidak dihargai sepadan.
"Nyawa di Indonesia sepertinya murah dan sambil lalu saja. Kemudian dibahas kemudian tidak ada pertanggungjawaban," ungkap Fadli.
Ia lantas menyebutkan adanya sejumlah bukti yang memperlihatkan bahwa ada oknum aparat yang menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power).
"Video-video yang beredar di media sosial juga banyak bukti-bukti yang melihat, mempertunjukkan bahwa begitu banyak abuse of power yang terjadi menurut saya dilakukan oleh oknum-oknum, termasuk juga aparat keamanan. Saya melihat itu," ujar Fadli.
• Jubir BPN Andre Rosiade Beri Saran Jokowi Telepon Prabowo Jika Ingin Bertemu
Fadli lantas menceritakan soal dirinya yang mendatangi sejumlah korban kerusuhan, satu di antaranya adalah R, seorang remaja berusia 15 yang menurut Fadli terkena tembakan meski tak turut serta dalam aksi.
"Saya juga mendatangi korban-korban, saya mendatangi orangtua korban yang benama R, usianya 15 tahun, dia sedang duduk-duduk di Petamburan kemudian meninggal dunia karena ada tembakan,"
"Saya juga diperlihatkan oleh masyarakat sebagai DPR saya tentu harus mengawasi juga apa yang sedang terjadi dalam kondisi politik kita."
"Itu banyak peluru-peluru, peluru hampa, peluru karet, bahkan diduga juga ada peluru tajam."
Fadli lantas menilai, demonstrasi yang terjadi sebenarnya cukup damai.
Namun karena penanganan yang dilakukan berlebihan, maka kerusuhan menjadi tak terhindarkan.