Pilpres 2019
Tanggapi Dugaan Kecurangan Pemilu, TKN Tantang Kubu 02 Periksa Semua Formulir C2
Wakil Direktur Saksi TKN Jokowi-Ma'ruf, Gusti Putu Artha menantang kubu 02 untuk memeriksa formulir C2.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Wakil Direktur Saksi TKN capres cawapres 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Gusti Putu Artha mengaku tak nyaman dengan adanya klaim kecurangan pada pemilu 2019.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Putu Artha saat menjadi narasumber acara 'Rosi' di Kompas TV, Jumat (24/5/2019).
Di acara tersebut hadir pula Jumhur Hidayat yang pada 21-22 Mei memimpin aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat atau GNKR.
• Laporan Ancaman Pembunuhannya Dikaitkan dengan Aksi 22 Mei, Adian Napitupulu: Saya Minta Dipastikan
Mulanya dalam diskusi tersebut Jumhur membahas soal adanya dugaan kecurangan dalam pemilu 2019.
Jumhur juga menyampaikan kritiknya terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi selama tahun 2014-2019.
Ia kemudian memberikan alasan mengapa menyampaikan kritiknya tersebut.
"Saya justru melihat ada demokrasi yang sedang dirusak oleh kecurangan, makanya kita kritik gitu," ujar Jumhur.
Pernyataan itu lantas ditanggapi oleh Putu Artha yang mengaku tak nyaman dengan adanya klaim kecurangan pemilu.
• Jawaban Polri saat Ditanya Siapa Tokoh yang Membayar Perusuh dalam Aksi 22 Mei
"Ini enggak nyaman ini ada narasi kecurangan kayak begini," timpal Putu Artha.
Putu Artha lantas menantang kubu capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk memeriksa formulir C2 yang berisi pernyataan keberatan saksi atau catatan kejadian khusus pemungutan dan penghitungan suara.
"Soal narasi kecurangan itu Bung, saya tantang sekarang kubu 02," ujar Putu Artha.
"Ada lima surat suara semua level, periksa sekarang seluruh catatatan keberatan nama formulirnya C2 di semua kecamatan ada 7.010 kecamatan, enggak ada itu catatan keberatan satu pun dari 02 berkaitan dengan pemilu presiden."
"Tapi kalau pemilu kabupaten, ada," sambungnya.
• Sopir Ambulans Mengaku Diperintah Oknum Gerindra Tasikmalaya Bawa Mobil Berisi Batu di Aksi 22 Mei
Putu Artha menilai, dugaan kecurangan pemilu disampaikan kubu 02 lantaran ingin membangun stigma negatif pada kubu lawan karena 02 tak menang di pilpres.
"Maka pertanyaannya kalau kemudian digiring ke pemilu presiden curang, ini yang saya katakan ingin membangun satu stigma di wilayah publik karena sudah enggak bisa menang katakan saja curang biar orang marah," tandas Putu Artha.