Kabar Ibu Kota
Pidato Lengkap Prabowo soal Aksi 22 Mei, Minta Hindari Kekerasan Fisik dan Verbal yang Memprovokasi
Calon presiden (capres) kubu 02, Prabowo Subianto memberikan pernyataan soal aksi kerusuhan 22 Mei, di kediamannya di Kertanegara.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Calon presiden (capres) kubu 02, Prabowo Subianto memberikan pernyataan soal aksi kerusuhan 22 Mei, di kediamannya di Kertanegara pada Rabu (22/5/2019) sore.
Dikutip dari saluran Youtube Kompas Tv, Rabu (22/5/2019), Prabowo tampak didampingi oleh calon wakil presiden (cawapres) 02 Sandiaga Uno, politisi PAN Hanafi Rais, dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri,
Ada pula anggota dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) seperti Tedjo Edhy, Dahnil Anzar, dan Fadli Zon.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo membacakan pernyataannya soal aksi 22 Mei melalui kertas yang ia baca.
Berikut isi pidato lengkap Prabowo:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera saudara sekalian, Shalom, Om swastiastu
Selamat sore saudara-saudara sekalian para insan media yang hadir, terutama saudara-saudara di seluruh Tanah Air yang sedang melihat acara ini terutama mereka yang ada di Jakarta. Saya akan membacakan statement menyikapi keadaan yang berlangsung saat ini.
Pertama, innalillahi wainna ilillahi, kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 6 orang dan terlukanya ratusan masyarakat yang menjadi korban kekerasan pada malam hari dan dini hari yang baru lalu.
Dua, seperti yang sudah kami sampaikan berkali-kali sebelumnya, kami mendukung semua penggunaan hak konstitusional, yang berakhlak yang damai dan tanpa kekerasan dalam perjuangan politik kebangsaan kita.
Oleh sebab itu, saya mengimbau kepada seluruh pihak masyarakat yang menyampaikan aspirasinya, pihak kepolisian pihak TNI dan semua pihak untuk menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik.
Termasuk kepada seluruh pejabat publik, pejabat kepolisian politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, netizen dan seluruh anak bangsa untuk menghindari kekerasan verbal pun yang dapat memprovokasi apalagi di bulan Ramadan yang baik dan suci ini.
• Minta Pendukung Percaya Langkahnya, Prabowo Subianto: Selalu Mengalah dan Patuh pada Ketentuan Hukum
Tiga, kami meminta peristiwa kekerasan tadi malam dan juga yang terjadi subuh tadi yang telah mencoreng martabat dan marwah bangsa Indonesia jangan boleh terjadi lagi.
Bila hal ini sampai terjadi lagi, maka kami sangat khawatir rajutan anyaman kebangsaan kita bisa rusak dan sangat sulit untuk kita rangkai kembali.
Empat, kami memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Besar, Yang Maha Esa agar kemanunggalan TNI-Polri dengan rakyat senantiasa terjaga dan tidak digunakan sebagai alat kekuasaan.
Adik-adikku para pejabat dan petugas di TNI-Polri yang masih aktif, saya mohon kita ingat bersama, seragam, makanan dan senjata yang Anda sekarang gunakan dibiayai oleh rakyat.
Saudara-saudara adalah milik rakyat semuanya, rakyat mendambakan saudara mengayomi rakyat, melindungi rakyat semua, saudara adalah harapan kita.
Saudara-saudara kami mohon janganlah sekali-kali menyakiti hati rakyat apalagi memukul dan menembak rakyat kita sendiri mari sama-sama kita jaga rakyat agar tetap damai dan bergembira.

• Dampingi Prabowo yang Beri Pernyataan soal Aksi 22 Mei, Ekspresi Sandiaga Beda dengan Rekan Koalisi
Saya tegaskan kepada semua yang masih mau mendengar saya, para pendukung saya, sekali saya tegaskan hindari kekerasan fisik berlakulah sopan santun. Hormatilah pejabat pejabat penegak hukum dan jangan sekali-kali menggunakan kekerasan. Memang berat, saya memahami.
Tapi saya tegaskan kembali seandainya ada salah paham engkau dipukul jangan melawan. Ini berat tapi ini harus kita lakukan.
Apapun terjadi demi negara, bangsa dan negara demi seluruh umat, demi semua agama hindari kekerasan.
Saya kira itu yang saya ingin sampaikan."
Lihat Videonya:
6 Meninggal dan Ratusan Luka
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan ada enam korban meninggal dunia dalam kerusuhan aksi demo yang bermula digelar di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019).
Dikutip dari WartaKotaLive.com, Rabu (22/5/2019), Anies mengatakan koran luka per jam 09.00 WIB Rabu (22/5/2019) berjumlah 200 orang.
Serta enam orang lainnya meninggal dunia.
"Jadi kira-kira ada 200 orang luka-luka per jam sembilan pagi ini, dan ada sekitar enam orang tercatat meninggal," ujar Anies Baswedan di RS Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan rincian korban meninggal 1 di RS Tarakan, 2 di RS Pelni, 1 di RS Budi Kemuliaan, 1 di RS Mintoharjo, dan 1 di RSCM.
Dijelaskannya, pihaknya mengaku belum mengetahui penyebab meninggalnya keenam korban.
"Belum tahu secara pasti ya sebabnya. Sepertinya ada luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet. Ada juga luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru," ungkap Widyastuti.
• Soal Jumlah Korban Aksi Demo, Anies Baswedan: 200 Orang Luka-luka, 6 Orang Tercatat Meninggal
Sedangkan penyebab satu orang meninggal yang ditangani oleh RS Budi Kemuliaan, atas nama Farhan Syafero diketahui berasal dari Kampung Rawakalong, Grogol, Kota Depok, dikutip dari TribunJakarta.com.
Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Dr Fahrul W Arbi mengatakan korban tewas akibat luka tembak dibagian dada.
"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul disana dan kena pembuluh besar," ujar Fahrul.
Disebutkan Fahrul, saat sampai di rumah sakit korban masih sempat mendapatkan perawatan sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke RS Cipto sekarang," katanya.
(TribunWow.com)
WOW TODAY: